Sabtu, 31 Desember 2011

Anugerah Allah yang Tak Ternilai

5/5

Akhirnya Keajaiban itu Datang dan Datang lagi...

Sudah satu minggu kloter rombongan kami menetap di Makkah Al Mukarramah. Tidak seperti penginapan di Madinah yang kumuh, di Makkah, kloter kami beruntung mendapatkan bangunan baru berjarak sekitar 1 km dari Masjidil Haram. Musim haji tinggal 2 minggu lagi, sementara itu, belum terlihat tanda-tanda menstruasi akan berhenti. Tidak ada yang bisa dilakukan selain do’a dan pasrah. Saya sudah memutuskan untuk tidak menggunakan obat-obatan. Apalagi sudah tiba di Tanah Haram, maka segala kuasa Allah SWT bisa saja terjadi. Secara mengejutkan, sesudah pemerintah Arab Saudi mengumumkan jadwal wukuf, menstruasi kemudian mulai mereda, dan berhenti 24 jam kemudian. Tanpa intervensi obat apapun, hanya doa dan kepasrahan kepada Allah SWT semata. Alhamdulillah... semoga niat berhaji ini diridhoi Allah.

Setelah ”bersih” dan mandi, dengan ditemani suami, saya berangkat ke Tan’im untuk miqot dan melaksanakan umroh yang menjadi rangkaian ibadah haji. Rombongan kami, memang mengambil Haji Tamattu. Beruntung, dua tahun sebelumnya, suami saya sudah melaksanakan ibadah haji. Kegemarannya membaca, juga sangat membantu untuk memahami ritual haji. Jadi kondisi saya yang harus melaksanakan umroh di luar jadwal, tidak merepotkan ketua rombongan.

Setelah melaksanakan umroh, segalanya berlangsung dengan sangat lancar. Wukuf di Arafah, jumroh di Mina dan tawaf ifadha semua dilaksanakan dengan lancar. Kalaupun ada hambatan, itu sangat manusiawi. Jumlah jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia demikian banyaknya. Tidak pernah ada prosesi apapun di dunia ini yang selama + 5 hari, mulai dari persiapan wukuf sampai berakhirnya jumroh (bagi yang mengambil nafar tsani), melibatkan sedemikian banyak manusia. Jadi pantaslah bila banyak terjadi hambatan. Bisa disebabkan karena banyaknya jumlah manusia yang berhaji, bisa juga karena sifat-sifat jelek manusia yang sombong, takabur sehingga seperti yang sangat dipercaya orang, Allah menyegerakan untuk membalasnya di tanah Haram ini.

Hari ke delapan setelah wukuf di Arafah, kami sudah tiba di tanah air. Setelah menyelesaikan segala urusan di Pondok Gede, kami tiba di rumah jam 8 pagi yang tenang. Alhamdulillah... semoga perjalanan ini membawa berkah bagi kehidupan kami selanjutnya. Usai beristirahat, saya bermaksud untuk menunaikan shalat dhuhur .... dan ... Masya Allah....... Menstruasi datang kembali, tidak ada jeda sama sekali setelah tiba di tanah air. Saya hanya diberi kesempatan shalat sunat pagi tadi di mesjid Babuut Taubah, dekat rumah. Luar biasa .... Allah memperlihatkan kuasaNya! Siapa yang bisa menduga keajaiban itu? Bukan atas intervensi obat-obatan! Namun semata-mata karena doa dan kepasrahan atas Kuasa Illahi. Kondisi kali ini sudah lebih baik ... Menstruasi hanya berlangsung selama 10 hari dan langsung berhenti tanpa intervensi apapun.

Hari berjalan sebagaimana biasanya... Tapi, tidak demikian dengan kondisi ”penyakit” ini. Bila semula, saya direpotkan dengan tumpukan sanitary napkins, maka saat ini problem lain mulai datang. Entah apa sebabnya ... rupanya berhentinya siklus perdarahan itu berlanjut. Bila tadinya menstruasi datang tanpa henti, maka satu tahun setelah saya dinyatakan sembuh oleh ibu G, maka siklus menstruasi menjadi jarang... Mula-mula, siklus menstruasi berlangsung 3 bulan sekali .... lalu hanya satu tahun sekali ...... itupun hanya satu hari. Untuk akhirnya menjadi sangat tidak menentu dengan kuantitas hanya kira-kira 5 ml setiap periode. Sampai akhirnya terhenti sama sekali.

Menopause dini?? Saya sudah tidak mampu lagi berpikir .... lelah, jenuh dengan pengobatan.... Saya hanya ingin berserah diri saja pada Allah SWT. Terjadilah apa yang diinginkanNya. Anggaplah absennya menstruasi kali ini sebagai bonus dan pengganti hari-hari lalu yang berdarah-darah ... Anggaplah bahwa kali ini Allah memberi anugerah bagi saya agar mempunyai waktu yang banyak untuk shalat dan berpuasa tanpa jeda. Menebus kewajiban ibadah yang terbengkelai dan ”kotor” selama bertahun-tahun.

Jalani saja hidup... tidak usah dipusingkan. Bukankan Allah SWT yang memberikan cobaan berupa penyakit. Dia pula yang akan memberikan kesembuhan dan penggantian atas prahara yang kita terima. Kita hanya anak wayang... hanya, kadang kita tidak mengerti dan tidak sadar bahwa apa yang kita anggap buruk ternyata terkandung hikmah dan rencana Allah yang sangat luar biasa.

Seperti halnya gelombang di lautan yang selalu datang dan pergi. Begitu pula dengan hidup manusia. Susah senang silih berganti. Setelah selesai dengan satu masalah maka datang masalah lain. Selesai dengan penyakit yang saya alami, maka kali ini suami terkena hepatitis sehingga harus dirawat di rumah sakit. Walaupun secara medis, hepatitis bersumber pada virus, tetapi banyak orang mempercayainya hepatitis banyak diderita orang yang bekerja terlalu berat. Benarkah demikian...?

Tapi, inilah perjalanan hidup manusia yang penuh keterbatasan. Di dalam kesulitan selalu ada kemudahan seperti yang tersirat dalam surat al Insyirah. Di dalam penderitaan akan selalu ditemukan hikmah yang membahagiakan. Kita seringkali memendam rasa benci, dendam, sakit hati atau perasaan lain yang merusak keikhlasan kita. Itu pula mungkin yang menyebabkan bencana dan halangan dari seluruh usaha manusia. Jadi jangan menggugat atas apapun yang kita alami. Sadari bahwa kita hanya anak wayang yang dikendalikan oleh sang Pencipta, yang Maha Mengetahui atas segala kehidupan di dunia ini. Begitulah kehendak Allah SWT. Dalam segala cobaan dariNya sebagaimana kesibukan pekerjaan yang tinggi karena harus mengurus suatu kegiatan regional, Allah SWT ternyata mempunyai rencana yang lain, yang tak terduga.

Kala itu, di tengah kesibukan bekerja yang luar biasa, saya seringkali merasa menggigil kedinginan saat bersentuhan dengan air. Selain itu, perut selalu kembung seperti orang yang terkena maag. Selama dua bulan saya merasakan ketidak nyamanan itu. Sama sekali tidak merasa adanya kehamilan. Apalagi menstruasi terakhir, datang 6 bulan sebelumnya. Memang ada tanda-tanda kehamilan seperti payudara membengkak. Tetapi, karena selama ini setiap bulan melihat sedikit bercak berwarna creme, saya tidak pernah berpikir terlalu jauh. Mungkin hanya akibat menstruasi yang tidak jadi datang.

Saya mengkonsultasikan kondisi ini melalui telpon kepada adik saya. Dia menganjurkan saya untuk mengkonsumsi Polycrol ... obat maag. Maklum saja, setahun terakhir, saya memang selalu mengisi perut saat makan siang di kantor dengan ketroprak, rujak nanas dan es doger. Kenapa memilih makanan itu? Bukan untuk menekan biaya makan siang. Konon, nanas dipercaya dapat menurunkan berat badan dan ketoprak (campuran toge dan tahu) dipilih karena tidak terlalu berat dicerna. Bisa jadi komponen makan siang itu yang menyebabkan lambung teriritasi. Beruntung, saya termasuk manusia yang cerewet dan sangat tidak suka mengkonsumsi obat-obatan, sehingga saat 2 butir tablet diminum dan sama sekali tidak ada perubahan, saya mulai protes kepada adik dan berhenti minum polycrol. Dia menganjurkan untuk pergi saja ke penyakit dalam, memastikan apa yang terjadi.

Saat itu, suami sedang mengikuti seminar di Yogya, sehingga saya mendapat sedikit kemewahan, memakai supirnya untuk antar-jemput ke kantor. Dalam perjalanan pulang dari kantor untuk menuju rumah sakit, sambil termangu-mangu, saya mencoba introspeksi diri terhadap apa-apa yang dialami selama beberapa bulan ini. Hingga ..... sampai pada dugaan-dugaan dan mencoba mendapat kesimpulan .... Jangan-jangan... saya hamil....!!! Masya Allah.... hamil dalam usia hampir 41 tahun ....? Dalam kondisi sudah mengalami menopause dini?? Bukankah itu suatu hal yang sangat luar biasa?? Antara penasaran dan ragu-ragu, saya akhirnya membatalkan kunjungan ke rumah sakit dan langsung ke apotik membeli test pack dan pulang ke rumah. Tidak menunggu esok hari untuk mendapat air kemih pertama, malam itu juga saya mencoba test pack.. Cemas dan penasaran, saya tunggui perubahan tanda .... Satu menit ... dua.... dan ... ternyata, tanda ”+” terpampang ... Positif .... Saya terperangah ... kaget ... apa tidak salah penglihatan saya?? Untung saat itu suami sedang di Yogya, jadi saya bisa memendam rahasia itu sendiri. Aneh, bingung dan merasa lucu ... bagaimana kalau ini benar ... Bagaimana saya memberitahukan anak pertama saya yang sudah duduk di kelas 3 SMP itu, bahwa dia akan mempunyai adik?

Saya tidak segera menelpon suami dan masih memendam rahasia. Masih tidak yakin dengan test pertama. Keesokan hari, sepulang dari kantor, penasaran dan tidak percaya dengan hasil test pertama, saya membeli lagi test pack dengan merek lain.. Sampai di rumah, malam itu juga, saya lakukan lagi test ... Saya perhatikan dan tunggui perubahan tanda ... satu menit ... dua menit ..... dan ... masih tetap positif. Tidak salah lagi ...., saya hamil !!! Keluar dari kamar mandi, saya pandangi wajah anak lelaki yang sedang asyik nonton televisi. Menduga-duga, apa reaksinya bila secara mengejutkan, dia diberitahu akan mendapatkan adik. Ah .... biar, bapaknya saja yang memberitahukan berita ini. Jujur saja ... saya merasa jengah untuk memberitahukan kehamilan ini apda anak lelaki yang sudah akil baligh.

Saat suami mengabarkan rencana kepulangannya dari Yogya per telpon, saya memberitahukan hasil test pack. Dia hanya menarik napas lega ...” Allah menjawab do’a saya”, katanya pendek. Rupanya, sudah dua kali perjalanan umroh yang dilakukannya sendiri saat akhir Ramadhan, dia selalu berdo’a di Multazam, agar dikaruniaNya seorang anak lagi.


Kembali dari Yogya, dia ”memaksa” saya untuk ke rumah sakit, memastikan kondisi saya. Untungnya, rumah sakit di Bekasi, memiliki dokter wanita sehingga saya tidak bersusah payah untuk melakukan pemeriksaan. Setelah memeriksa melalui ultrasonograpgy, dokter memastikan ...... bahwa kehamilan telah memasuki minggu ke 9. Saya bertambah kaget, bingung dan bengong ... sampai akhirnya dokter menyadarkan saya dengan ucapannya : ”Jangan khawatir bu ..., sekarang banyak perempuan yang hamil di usia lanjut. Mari kita rawat dengan kesungguhan dan Insya Allah, kehamilan ini akan berlangsung lancar”.

Subhanallah ...... Allah sungguh Maha Besar. Siapa yang mengira? Pada usia sudah di atas 40 tahun dengan kondisi ”kesuburan” yang meragukan karena sudah mengalami menopause dini, hampir selama 2 tahun, dan ditengah kesibukan pekerjaan ... ternyata saya hamil! Ini betul-betul anugerah yang tidak terduga. Hamil di usia lewat empat puluh tahun setelah menunggu lebih dari 10 tahun, sejak kehamilan pertama? Subhanallah...!!!

Setelah melewati kehamilan yang relatif tidak bermasalah (kecuali kelelahan yang masih dalam batas normal), maka lahirlah bayi perempuan dengan berat 3.050 gr dan panjang 49 cm, melalui operasi caesar di pagi hari di bulan Syawal, melengkapi anggota keluarga kami dengan jarak 15 tahun dengan kakak lelakinya.

Begitulah cara Allah menunjukkan kuasaNya tepat sebagaimana tercantum dalam Asy Syura 49 - 50 (tafsir): "Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki laki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki laki dan perempuan, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."
Wallahu ’alam

Salam
Diselesaikan di Lebak bulus
Pada tanggal 20 agustus 2005

Ps :
· Ada 2 kenalan saya, yang mempunyai kesulitan memiliki anak, mencoba ”terapi” memakan kurma muda yang sepet, sambil (suami+istri tersebut) berdoa di Multazam dan Alhamdulillah, keduanya memiliki anak setahun kemudian.
· Dalam salah satu buku pengobatan tradisional yang saya baca, konon kombinasi makanan yang mengandung toge dan nanas, yang dikonsumsi secara rutin dapat meningkatkan kesuburan perempuan. Wallahu ’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...