Jumat, 15 Juli 2016

Wabah POKEMON GO

Nintendo kembali menunjukkan tajinya mempengaruhi dunia dengan game yang diterbitkannya. Dalam suasana Idul FItri di Indonesia, Nintendo melepas mobile game untuk dimainkan penggemarnya di Amerika, New Zealand, dan Australia. Walau terbatas pada negara–negara tersebut, hal tersebut tidak menghalangi pemain di negara lain untuk mengunduh dan memainkan game ini termasuk di Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengunduh dan memainkan game buatan Niantic yang terkenal tersebut. Akibatnya dalam waktu singkat Pokemon Go mewabah di segala penjuru dunia.

Adakah dampak positif dari permainan interaktif yang memanfaatkan kecanggihan telekomunikasi kekinian ini? Yang sangat jelas terlihat adalah "kecanduan–addicted" luar biasa, yang membuat pemain terpaku pada layar gadget di tangan dan lupa dengan kondisi dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Incident & accident akibat dari keterlenaan bermain dan mencari "tokoh" pokemon sudah mulai terjadi....

Memainkan game ini, ternyata memang dapat menimbulkan masalah yang berbahaya bagi orang yang memainkan para monster lucu ini. Beberapa potensi masalah yang akan terjadi saat memainkan game Pokemon GO, adalah sebagai berikut:

Serangan Malware.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang belum masuk daftar rilis resmi game Pokemon GO dan para penggunanya mengunduh game ini secara illegal, salah satunya dengan cara mengunduh file apk dan kemudian install ke dalam android mereka masing–masing. Namun, download file apk dari situs selain Google Playstore memiliki potensi yang berbahaya karena diperoleh dari pihak ketiga sehingga tidak ada jaminan keamanan dari file apk yang diunduh.

Ketenaran Pokemon GO juga disadari oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab ini dan sangat mungkin mereka membuat apk Pokemon GO yang sudah disusupi malware. Jika Anda install apk yang sudah disusupi malware ini maka para oknum tersebut akan memiliki akses dan kendali ke dalam perangkat android Anda. Padahal sebagian besar aktivitas digital Anda, seperti misalnya internet/sms banking, dilakukan pada perangkat smartphone tersebut, sehingga potensi bahaya tersebut sangat tinggi.

Perampokan.
Salah satu gameplay utama dari Pokemon GO adalah meminta Anda untuk jalan keluar rumah dan memburu Pokemon liar di berbagai tempat. Memang, Niantic dan Nintendo tidak mengizinkan Anda berburu saat mengendarai kendaraan bermotor, demi keamanan pemain sehinggaAnda terpaksa jalan kaki keliling–keliling dalam berburu Pokemon yang muncul di radar (layar smartphone) Anda.

Kita sangat mengetahui bahwa tingkat kriminalitas di Indonesia, sangat tinggi. Berjalan sendirian sambil memegang smartphone Anda di depan umum itu sama saja dengan mengundang bahaya. Kelengahan akibat keasyikan bermain Pokemon Go mengundang penjahat mencoba merebut smartphone anda. Halte Transjakarta merupakan lokasi ideal di mana, sambil menunggu datangnya bis, para pemain Pokemon GO bisa mengadu Pokemon miliknya dengan pemain lain di lokasi virtual tersebut.

Lingkungan sekitar yang berbahaya
Ada peringatan utama dari Niantic saat kita menyalakan game Pokemon GO, yaitu WASPADA dengan lingkungan sekitar. Masalahnya…. Seberapa besar perhatian anda terhadap peringatan tersebut, kalau sudah “terlena dan terpaku” pada keseruan permainan? 

Akibat terlalu fokus kepada radar pokemon atau terpaku pada layar smartphone, Anda bisa saja jatuh ke dalam got atau lubang yang berada di jalan, menyeberang jalan raya atau rel kereta api tanpa lihat ke kiri/ke kanan. Kota–kota di Indonesia bukanlah kota yang bersahabat bagi pejalan kaki. Tempat berjalan kaki pada umumnya memiliki banyak hambatan yang tidak nyaman bagi para penggunanya, entah berupa lubang, adanya pedagang kaki lima maupun pengguna motor yang nyelonong naik trottoir. 

Selain bahaya fisik, ada juga bahaya sosial. Seperti misalnya jika Anda tiba-tiba sembarangan melewati pekarangan rumah orang, masuk ke ruangan rapat di kantor karena Anda ingin mendapatkan Pikachu di dalam ruangan rapat saat para bos sedang rapat, misalnya atau sampai dengan menyelonong masuk ke dalam masjid saat sedang ada shalat berjamaah.

Seorang teman bercerita, bahwa rekan2 kerja anaknya, tiba2 berloncatan dan berlari untuk mengejar keberadaan Pikachu di salah satu pusat perbelanjaan yang berada cukup jauh dari kantor mereka. Saya membaca berita bahwa ada orang yang sampai rela mengejar entah tokoh mada dari Pokemon Go itu hingga ke Lembang... Tengah malam pula...

Begitu juga dengan memainkannya saat sedang berkendara meskipun Niantic sudah menerapkan keamanan untuk mencegahnya.

Pengeluaran uang yang tinggi.
Seperti game mobile pada umumnya, Niantic dan Nintendo mengandalkan in apps purchase sebagai pemasukan revenue utamanya dan Pokemon GO tergolong cukup agresif dalam mencari pemasukan lewat cara ini. Selain mata uang digital yang dijual di dalam game yang harus dibeli dengan uang sungguhan, Pokemon GO juga menjual berbagai macam item yang menggunakan uang sungguhan di dalamnya.

Anda ingin menangkap Pokemon maka Anda membutuhkan Pokeball yang terbatas. Untuk memperolehnya dalam jumlah yang memadai, maka Anda harus mengeluarkan uang. Untuk melatih pokemon, lagi-lagi cara yang cepat adalah dengan menggunakan uang. Dan seterusnya…

Jika Anda tidak mampu mengendalikan nafsu bermain dan menahan diri dalam pengeluaran uang di dalam game tersebut, maka Anda harus bersiap-siap untuk kembali berpuasa. Yang pasti penghasilan/keuangan bisa terkuras. Terlebih lagi bagi yang terbiasa menggunakan kartu kredit untuk melakukan segala macam transaksi digital. Kemudahan tersebut dan efek ‘bayar belakangan’ dapat menguras isi tabungan dengan cepat.

Bertengkar akibat persaingan.
Pokemon GO begitu fenomenal. Dalam waktu kurang dari seminggu, jumlah pemainnya sudah hampir menyaingi jumlah pengguna Twitter dari seluruh dunia. Padahal game ini belum resmi dirilis di negara-negara selain Amerika, New Zealand, dan Australia.

Tak heran jika para pemain dapat saling bertemu di manapun berada. Semakin banyak yang main, berarti akan semakin tinggi pula tingkat persaingan. Jika sebelumnya persaingan di game hanya terjadi di dalam dunia virtual, pada game ini persaingan akan terjadi langsung di dunia nyata. Karena pemain baru bisa mengadu pokemon jika berada di dalam satu tempat yang berdekatan (di Pokemon Gym).

Jika tidak hati–hati, hal ini berpotensi terjadi pertengkaran karena persaingan yang terjadi di dalam satu tempat itu. Tidak semua orang memiliki jiwa besar dalam mengakui kekalahan dan tidak semua orang memiliki kebijakan untuk tidak menyombongkan diri. Tidak heran bila pemerintah Amerika dan beberapa negara lainnya melarang permainan ini.

Di Indonesia, Pokemon Go secara resmi belum beredar... namun permainan ini sudah mulai mewabah. Bukan saja dimainkan oleh remaja, tetapi juga oleh executive pemula/muda dan bahkan ibu muda. Entah kegilaan macam apa yang dibawa oleh permainan ini... hingga mereka tersihir sedemikian rupa. 


Haruskah pemerintah Indonesia juga melarang masuknya permainan ini ke Indonesia, sebelum terjadi hal2 yang tidak diinginkan, walau terasa "sukar" mem banned nya mengingat luasnya akses untuk mengunduhnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...