Selasa, 01 Desember 2015

Catamenial Pneumothorax

Catamenial Pneumothorax, dua kata yang baru masuk ke dalam perbendaharaan pengetahuan saya beberapa bulan ini saja. Berawal dari berita yang diperoleh karena adik ipar saya, bolak-balik masuk rumah sakit karena sebelah paru-parunya, kempes. Konon gejala awalnya karena batuk yang tak berkesudahan dan kemudian disusul dengan sesak napas. Kondisi ini tentu sangat tidak menyenangkan buatnya. Aktifitasnya yang seabreg banyaknya disertai dengan pembawaannya yang sangat supel, super gesit dan sangat pro aktif, tentu sangat terganggu oleh kondisi kesehatannya tersebut.

Singkat kata, dalam waktu tidak sampai 1 tahun, dia sudah bolak-balik keluar masuk rumah sakit dan  dilakukan tindakan operasi untuk "menggembungkan" kembali paru-parunya yang kempes tersebut. Dari selintas pembicaraan, lebih tepatnya chatting baik melalui blackberry messenger maupun whatsapp, tergerak ingin mengetahui apa sebenarnya Catamenial Pneumothorax tersebut. Setidaknya, seperti myoma yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu. Saya selalu punya prinsip, bahwa kita yang memiliki tubuh, jadi harus kenal betul apa dan bagaimana kondisi tubuh terutama bila terjadi anomali. Kenal juga anomali seperti apa yang terjadi, sehingga bisa "mengambil keputusan" yang terbaik sesuai "keinginan" ... bukan atas "perintah" siapapun yang sebenarnya tidak memiliki atau setidaknya "tidak terlalu peduli" terhadap tubuh kita.

Intinya... siapa yang peduli dengan kondisi tubuh kita, kesakitan yang dialami dan dirasakan, kecuali diri kita sendiri. Bukan dengan niat sok pinter atau keminter, tapi minimal kita sebagai penderita, setelah menerima masukan secara medis dari para dokter, referensi ilmiah dari berbagai sumber tulisan, menimbang kondisi keuangan serta konsekuensi logis dari "penderitaan/rasa sakit" baik fisik, emosi dan panjangnya masa penyembuhan serta dampak terhadap kehidupan keluarga, bisa mengambil keputusan sesuai dengan kata hati dengan segala resikonya
***

Catamenial Pneumotorax - CP adalah kondisi sangat langka yang mempengaruhi kesehatan perempuan dan merupakan istilah medis untuk menunjukkan kondisi paru-paru kempes, yaitu suatu kondisi di mana ada udara yang terperangkap dalam ruang yang mengelilingi paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru mengempes. 

Wanita yang mengalami CP terserang berulang kali yang terjadi dalam waktu 72 jam sebelum atau setelah dimulainya menstruasi. Penyebab pasti CP sampai saat ini, tidak diketahui, namun dari berbagai kasus yang ditemui, diduga serangan CP berhubungan dengan berkembangnya jaringan abnormal endometrium di luar rahim (endometriosis).

Tanda & Gejala
Gejala dan tingkat keparahan CP sangat bervariasi, dari satu periode ke periode yang lain dan dari satu orang ke orang lain namun pada umumnya, serangan CP mengenai paru -paru kanan perempuan penderita.

Gejala CP yang seringkali terjadi saat periode menstruasi adalah nyeri dada yang dapat menjalar ke tulang belikat, sesak napas atau kesulitan bernapas (dyspnea), pusing, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa orang merasa ada suara "berderak" pada saat menghirup udara selama masa menstruasi. Nyeri dada yang berhubungan dengan pengempesan paru-paru sedemikianparah sehingga membutuhkan perhatian medis.

Penyebab
Penyebab pasti CP hingga saat ini belum diketahui. Beberapa teori menyatakan penyebabnya terjadi akibat adanya metastasis sel kanker, ketidakseimbangan hormonal dan kelainan anatomi. Ada kemungkinan CP memiliki penyebab yang berbeda dalam kasus yang berbeda.

Berdasarkan teori metastasis, CP diduga disebabkan oleh migrasi abnormal jaringan endometrium dari dinding rahim (endometrium) ke area lain dari tubuh seperti diafragma atau ruang di antara membran yang melapisi dinding rongga dada dan paru-paru (rongga pleura). Jaringan endometrium yang ditemukan di luar rahim, disebut endometriosis. 

Endometriosis dapat menyebabkan lubang kecil atau bukaan (fenestrasi) di diafragma, yang akan memungkinkan udara dan cairan masuk ke dalam rongga pleura dan  wanita penderita CP memiliki jaringan endometrium di paru-paru yang disebut sebagai endometriosis dada. Namun, ada juga penderita CP yang tidak mengalami fenestrasi diafragma atau jaringan endometrium di paru-paru. Bisa jadi ada sebab-sebab lain yang menyebabkan adanya gangguan pada paru-paru.

Sementara berdasarkan teori hormonal, diduga bahwa hormon yang dikenal sebagai prostaglandin F2, yang meningkat selama ovulasi, menyebabkan penyempitan (konstriksi) dari tabung kecil dalam paru-paru (bronkiolus). Penyempitan bronkiolus dapat menyebabkan kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru pecah, sehingga udara menjadi terperangkap dalam rongga pleura.

Sedangkan menurut teori anatomi, tidak adanya plug lendir serviks, yaitu kejadian normal selama siklus menstruasi, memungkinkan udara lolos dari saluran kelamin ke dalam rongga pleura melalui lubang-lubang kecil atau bukaan (fenestrasi) di diafragma.

Teori lain penyebab CP  adalah pecahnya blebs secara spontan. Blebs lecet kecil atau pustula yang terisi cairan atau udara dan dapat mengembangkan di paru-paru. Beberapa peneliti menduga bahwa perubahan hormon selama siklus menstruasi dapat menyebabkan blebs pecah, yang pada gilirannya menyebabkan pneumotoraks.

Siapa yang dapat terkena CP?
CP dapat diderita perempuan selama tahun-tahun reproduksi mereka, terutama mereka yang telah berumur tiga puluhan atau empat puluhan. Karena sebab utama CP belum diketahui, maka CP seringkali tidak terdiagnosis atau salah diagnosis, sehingga jumlah penderitanya sulit terdeteksi.

Senin, 30 November 2015

CATAMENIAL PNEUMOTHORAX - penyakit langka

Catamenial Pneumothorax - CP adalah kondisi sangat langka yang mempengaruhi kesehatan perempuan. Pneumotoraks adalah istilah medis untuk paru-paru runtuh, suatu kondisi di mana udara atau gas terperangkap dalam ruang yang mengelilingi paru-paru menyebabkan paru-paru runtuh. 
Wanita dengan pneumotoraks katamenial memiliki episode berulang dari pneumotoraks dan terjadi dalam waktu 72 jam sebelum atau setelah dimulainya menstruasi. Penyebab pasti dari pneumotoraks katamenial sampai saat ini tidak diketahui walau beberapa teori telah diajukan. Beberapa kasus dikaitkan dengan berkembangnya secara tidak normal jaringan endometrium di luar rahim (endometriosis), meskipun sifat yang tepat dari hubungan ini dalam kasus ini tidak diketahui
Di bawah ini adalah cerita dari adik saya, salah seorang penderita CP yang, atas ijinnya, saya kutip dari status facebook nya. Tulisan yang agak panjang dan melalui serangkaian "editing", akan saya bagi dalam beberapa tahap, agar tidak membosankan.
***
Alhamdulillah, setelah 18 hari opname di RS, akhirnya kemarin saya diperbolehkan pulang ke rumah dengan diagnosa CATAMENIAL PNEUMOTHORAX (CP). 
Ini operasi dan opname ke 3 dalam 10 bulan terakhir, ditambah 1 operasi lagi di antaranya yang kalau dikaitkan ada juga hubungannya dengan si CP ini. 
Untuk serangan ke 3 ini tindakan operatif yang dokter lakukan adalah pleuroscophy yaitu memasukkan kamera ke paru2 lewat lubang yang dibuat di antara tulang iga kanan untuk mengetahui jaringan asing apa yang ada di paru-paru dan untuk mengetahui dimana posisi lubang yang membuat paru-paru bolak balik bocor dan kempes seperti balon. Dokter juga mengambil sample jaringan paru-paru untuk diperiksa oleh dokter pathology biar bisa dapet hasil PA (Pathologycal Analysis).
Tindakan selanjutnya adalah memasang selang WSD . Selang itu disambung ke alat penyedot udara namanya Drentech. Bukan vacum cleaner yaaa, bentuknya mirip radio hihihi... Iih alat ini niih yang bikin saya kesakitan tiap dia nyedot udara sekitar 5 menit sekali dan selangnya yang bikin saya susah bergerak atau ganti posisi badan. Saya jadi tergantung sama painkiller alias obat penahan nyeri.
Dokter bilang painkiller dosis tinggi berbahaya buat lambung kalo dipake terus menerus jadi dipake kalo perlu aja. Tapiiii kalo udah muncul sakitnya terutama malam2... hmm luar biasa ... bikin saya jadi kayak sakau hahaha saya suka nangis dan menggigil minta obat penahan nyeri yang disuntikkan ke infus (ada di foto atas juga). Padahal saya terkenal sebagai orang yang paling tahan sama rasa sakit hehhehee. 
Karena ini penyakit langka saya jadi ingin berbagi pengetahuan tentang penyakit yang saya singkat jadi CP ini. 
Hanya sedikit referensi berupa abstract dan jurnal kedokteran tentang penyakit ini. Yang paling menarik dan ringan adalah info dan foto paru2 yang terkena CP dari Blog Sitoingcantik yang saya share sedikit di sini ditambah tulisan yang saya rangkum dari berbagai sumber di internet.
Kita mulai yaa .... eng ing eng ... CATAMENIAL PNEUMOTHORAX .... hmmm namanya cantik banget karena memang hanya menyerang paru paru kanan WANITA yang punya riwayat endometriosis pada hari ke 3-4 siklus haid. Umumnya menyerang wanita dengan proporsi badan kurus dan cantik ... Lha jangan protes yaaa ... saya kan perempuan jadi pasti cantik dong aaah.
Bersyukur deh yang badannya agak gemuk karena gak tahu kenapa kebanyakan nyerangnya hanya ke yang kurus hahaaha. Yang gemuk lain lagi penyakitnya kaaan hehehe. 
Kita mulai dari kata "Pneumothorax" yang artinya adalah gagal paru-paru atau paru-paru collaps atau paru paru kempes karena bocor. Penyebabnya bisa macem-macem, tapi yg umum adalah karena trauma (kepukul, kebentur, dll) atau karena perokok berat (ehm ... saya gak pernah merokok dan suami saya juga bukan perokok). Nah ... Catamenial Pneumothorax (CP) adalah salah satu jenis Pneumothorax yang sangat langka, menurut salah satu jurnal yang saya baca, ditemukan 1 kasus CP dari 100.000 kasus pneumothorax per tahun di dunia. 
Langka banget yaaa.... makanya mungkin gak banyak juga dokter yang tahu tentang CP ini karena mungkin gak ada di pelajaran dasar kedokteran. Mungkin yaaa ... ini menurut salah satu referensi yang saya baca ... kan saya gak pernah kuliah kedokteran jadi gak tahu ada gak materi CP di materi dasar kedokteran hehhehe, maaf kalo salah yaaa... ). 
Mungkin hanya dokter spesialis paru-paru, bedah thorax, endokrin atau obgyn yang langsung tahu tanpa bilang "apa pneumothorax????" hihihi karena yang umum dipelajari adalah "pneumothorax" tapi gak ada materi khusus tentang si Catamenial cantik ini.
Salah satu penyebab CP ini adalah ketidakseimbangan hormon estrogen di dalam tubuh atau karena endometriosis. Endometriosis yang umumnya ada di sekitaran rahim suka jalan2 sampai sekitar usus tapi pada kasus CP ini si endometriosis jalan2nya jauh banget sampe ke paru2 (kata orang Sunda sih jarambah hahahaha). Tapi saya pernah baca juga ada yang sampe telinga katanya dan ada temen saya yang kena ini dan bikin telinga mendengung katanya.
Wah kalo sampe sejauh itu nanti aja saya search di internet atau silakan search sendiri kalo mau tahu hahaha. 
Kalo dijelasin ilmiahnya bisa bikin pusing karena istilahnya yang ajaib hihihi. Gampangnya sih gini ... pada saat menstruasi akan terjadi kontraksi di rahim dan si endometriosis akan ikut kontraksi juga termasuk endometriosis yang ada dimanapun di badan penderita. Nah paru-paru yang merasa terganggu dengan kontraksi endometriosis yang menempel kayak lapisan tissue kuning di bagian luarnya (seperti yang ada di foto di atas) jadi kaget dan protes. Maka bocor, kempes dan collapse-lah dia. 
Serangan ini bikin sesak nafas pastinya karena hanya 1 paru-paru yang berfungsi dan pada kasus yang lebih parah bisa menekan jantung dan menyebabkan jantung bengkak atau Cardiomegali seperti pada serangan saya yang pertama.
Saya termasuk orang yang rajin olah raga dan gak pernah ngerasa sesak nafas. Tapi hari itu baru lari seperempat jarak yang biasanya saya tempuh tiba2 saya kecapean luar biasa dan sesak nafas. Bukannya berhenti saya malah paksakan karena ngerasa aneh masa baru segitu aja udah cape hehehee. Nah ini yang menyebabkan diagnosa pertama pneumothorax saya adalah overtrained.
Kebiasaan olah raga ini juga yang membuat serangan CP kedua dan ketiga sesak nafasnya gak parah, hanya kalau jalan 5 langkah aja nafas saya hahehoh. Ini membuat saya gak pernah sadar bahwa saya kena serangan CP lagi dan pernah ditolak masuk IGD karena saya masih segar bugar padahal kondisi paru2 kanan saya udah kempes di atas 50% hihihi. 
Kalo dijelaskan secara ilmiah, ini katanya: Ketika memasuki hari ke 3-4 menstruasi, ada udara yang berasal dari rongga perut (peritonea) masuk melalui uterus, tuba falopii, dan melalui cacat kebocoran yang ada di diafragma maka bisa sampai ke ruang pleura. Tekanan udara yang masuk ini menekan paru-paru sehingga mendadak collapse. Dan terjadilah CP. Nah ribet kan bahasanya hihihi. 
Tindakan pencegahan hampir tidak ada. Karena CP bisa datang tiba-tiba. Hormon estrogen bisa diproduksi kapan aja. Di beberapa kasus berulang setiap berapa kali siklus haid. Di kasus saya berulang tiap 4 bulan. Saya kena CP bulan Oktober 2014, Februari dan September 2015. Di antaranya, bulan Juni 2015 saya operasi kedua pengangkatan kista dan FAM di payudara (operasi pertama September 2011. Kista kan gara2 endomestriosis juga). Hmm ... sesuatu banget yaaa. Kalo ini hobi kok hobinya bolak balik operasi dan opname di RS ya??? 
CP ini juga yang bikin saya yang hobi traveling jadi dilarang naik pesawat karena dikhawarirkan paru-paru gak kuat nahan tekanan udara pada saat take off dan landing ... hadeuh larangan terberatlah iniii. 
Kalo browse di internet, penyakit ini udah ditemukan sejak tahun 1958. Tapi memang merupakan penyakit langka yang sampai sekarang masih belum bisa dipastikan penyebabnya, apalagi penanganannya secara 100%.
Beberapa hal yang bisa dilakukan :
  1. Pleurodesis yaitu semacam pemasangan lem di paru-paru agar paru-paru menempel di pleura jadi gak bisa kempes lagi. Tapi tetap ada kemungkin kambuh lagi 15 – 20%
  2. Terapi hormon – menggunakan obat-obatan untuk menstabilkan hormon-hormon tubuh sambil pelan-pelan menghentikan menstruasi (menopause dini) sehingga hormon estrogen tidak terbentuk lagi (hormon yg memicu endometriosis). Namun karena proses ini memakan waktu lama, dalam prosesnya, selalu ada kemungkinan CP terulang lagi. Dan obat terapi hormonnya ini yang luar biasa mahaaall. Dari referensi yang saya baca salah satu obat yang biasa dipake harganya sekitar 4,5 juta per ampul. Woaalaaaahhh muaahaaalleee reeek....
  3. Hysterectomy – pengangkatan rahim. Sampai saat ini, kelihatannya tindakan ini yang paling ampuh membuat si CP nggak balik-balik lagi. Dari referensi yang ada di internet, mereka yang sudah melakukan hysterectomy barulah terbebas dari CP. Belum nemu reference yg bilang bhw setelah hysterectomy masih kambuh lagi sih …
  4. Operasi bedah thorax untuk mengangkat jaringan endometriosis di paru-paru. 
Naah sekarang saya boleh pulang sambil menentukan tindakan apa yang akan saya ambil untuk penanganan selanjutnya. Alhamdulillah fase pertama telah saya lalui. Saya perlu sholat istikharah untuk memilih tindakan apa yang akan saya ambil. Masih ada waktu sampai saya kontrol lagi ke dokter minggu depan.
Yang pasti, kemaren saya diijinkan pulang dalam posisi paru2 belum mengembang sempurna makanya harus dibantu dengan terapi oksigen dengan memakai selang oksigen minimal 12 jam per hari. Kata dokter, kalau tiba2 ngerasa sesak nafas lagi jangan ditunda langsung ke IGD. Jangan sampai aaah. Saya akan duduk manis pake selang oksigen dan janji gak akan aced-acedan hahaahaha pinjem istilah salah satu sobat saya.
Salah satu teman dokter menyarankan saya untuk nungging yang bisa membantu pengembangan paru-paru. Hihihi... kirain nungging hanya berlaku buat wanita hamil yang posisi bayinya sungsang ternyata buat membantu pengembangan paru-paru yang lagi protes juga bisa. Alhamdulillah. 
Satu yang jadi penutup tulisan ini adalah saya akan melakukan terapi herbal ditambah terapi self healing yang selama ini saya lakukan. Terapi ini saya dapat dari teman2 di komunitas cancer survivor dan dari banyak teman saya yang lain juga.
Terapi ini adalah meditasi berbicara dengan bagian tubuh yang sakit, meminta maaf kalau kita dengan tidak sengaja sudah mendzolimi tubuh kita dan mengajaknya bersama-sama berdoa mohon kesembuhan pada Allah SWT. 
Caranya letakkan tangan kita pada bagian badan yang sakit lalu ajak bicara dan minta maaf. Terakhir lafadzkan doa kesembuhan karena hanya kepada Allah Sang Maha Penyembuh kita mohon kesembuhan dan hanya karena ijin Allah melalui berbagai tangan bantuanNya kita bisa sembuh. Aamiin ya robbal aalamiin...
Saya share juga doanya aah, kan mumpung ada kesempatan untuk sedikit berdakwah, sampaikan walau satu ayat.
Pertama, perkuat keyakinan hati dengan sabda Nabi Ibrahim dalam Surat Asy Syu'ara ayat 80.
Wa idza maridtu wa huwa yasyfiin.
Dan apabila aku sakit hanya Allah yg menyembuhkanku. 
Lalu ucapkan doa:
Bismillaahirrohmaaanirroohim 3x.
A'uudzu bi'izzatillaahi
WaqudrotiHi min syarrimaa ajidu wa uhaadzir.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 
Aku berlindung dengan keagungan Allah dan KekuasaanNya dari sejelek-jelek apa yang aku rasakan dan aku khawatirkan.
Aamiin allohumma aamiin.
Semoga tulisan ini berguna buat nambah pengetahuan sobat-sobat semua.

Rabu, 25 November 2015

Black FRIDAY 13 November 2015

13 November 2015, serangkaian serangan teroris terencana yang terdiri dari penembakan massal, bom bunuh diri dan penyanderaaan terjadi di Paris, Perancis dan Saint-Denis, kota pinggiran sebelah utara Paris. Sejak pukul 21:16 waktu setempat, enam penembakan massal dan tiga bom bunuh diri terjadi di berbagai tempat terpisah dekat Stade de France Saint Denis. Serangan paling mematikan terjadi di gedung teater Bataclan yang berlokasi di 50 Boulevard Voltaire, 75011 Paris dimana terjadi penyanderaan dan tembak-menembak antara pelaku dan polisi hingga berakhir pada pukul 00:58 tanggal 14 November.
Sedikitnya 129 orang tewas, 89 di antaranya di teater Bataclan. 352 orang lainnya cedera dalam serangan ini termasuk 99 penderita luka serius. Selain korban sipil, enam pelaku tewas dan pihak berwenang masih terus memburu pelaku lain.

Sebelumnya, pada bulan Januari 2015 yang lalu, Paris juga menerima serangan yang telah menewaskan 17 orang, termasuk warga sipil dan polisi. Sejak itu, sebetulnya pemerintah Perancis mulai meningkatkan kewaspadaan walau ternyata tidak mampu mendeteksi adanya serangan paling mematikan pada tanggal 13 Nopember 2015 tersebut. Akibat serangan beruntun tersebut, François Hollande, sang presiden mengumumkan keadaan darurat untuk pertama kalinya sejak kerusuhan 2005, dan menutup perbatasan Perancis untuk sementara. Jam malam diberlakukan di Paris untuk pertama kalinya sejak 1944.

Bagi mereka yang pernah tinggal di Perancis, khususnya Paris, serangan teroris berupa pengeboman, sesungguhnya bukanlah sesuatu yang aneh. Sudah sejak puluhan tahun yang lalu, negara dengan penduduk berkisar sekitar 64,6 juta jiwa berdasarkan sensus tahun 2010Perancis memang menjadi tempat yang "pas" bagi para teroris untuk mencuri perhatian "dunia". Mengapa? 

Maraknya kedatangan imigran di Perancis, yang sebagian besar berasal dari bekas negara jajahannya di benua Afrika, membuat Perancis menerima banyak permintaan untuk menjadi warga negaranya. Secara keseluruhan, setiap tahun ada lebih dari 100.000 pelamar menerima kewarganegaraan Perancis dan ini merupakan angka tertinggi di Eropa. Akibatnya, jumlah penduduk Perancis meningkat dari 64,6 juta pada tahun 2010 menjadi, 65,8 juta orang pada tahun 2013. Ada peningkatan sebesar 1,86% dalam 3 tahun dibanding dari dekade sebelumnya dimana pertumbuhan penduduk Perancis nyaris 0%.

Tidak heran bila di kota-kota besar Perancis, kita dengan mudah menemui beragam ras dan etnis penduduk. Kulit putih, kulit kuning, kulit hitam dan Arab bercampur baur dan kerap memicu masalah akibat perbedaan budaya dan kebiasaan. Namun secara umum, kondisi kehidupan dan interaksi penduduk dari beragam etnis dan ras di Perancis, dapat dikatakan relatif aman. Hampir tidak ada isu demografi yang benar-benar mengganggu. Hal ini didasari oleh pemikiran masyarakat Perancis yang menganggap bahwa semua warga negara Perancis harus diperlakukan dengan sama, tidak peduli ras dan agamanya. Salah satu sebabnya juga karena pemerintah Perancis mengeluarkan kebijakan bahwa Di Perancis hukum melarang untuk membuat dan mengumpulkan data statistik mengenai ras atau agama demi mencegah timbulnya isu yang disebabkan oleh perbedaan ras dan agama. 

Budaya politik Perancis sendiri dekat dengan prinsip sekularisme dan nasionalisme. Rakyat Perancis sangat mengagumi sejarah dan bangga atas eksistensi bangsanya di Eropa. Oleh karena itu, pertanyaan seperti "berapa banyak orang kulit hitam di Perancis?", "berapa banyak penganut Protestan?", "berapa jumlah orang asal Arab?", atau "di mana orang-orang Yahudi Perancis hidup?"  atau "apa agama anda?" tidak pernah dipertanyakan. Pengakuan kewarganegaraan berdasarkan paham "ius solis" atau siapa yang lahir di Perancis secara otomatis adalah orang Perancis dan menjadi sama atau sederajat dengan semua rekannya, dari manapun asalnya, menjadi sebab secara legal bahwa tidak ada diskriminasi dapat dibuat di Perancis hanya berdasarkan warna kulit atau keyakinan agama. Sesuai dengan prinsip  liberté - égalité - fraternité atau kebebasan - kesetaraan - persaudaraan

Tidak salah bila harian The New York Times menulis :

Prancis adalah penjelmaan semua hal yang dibenci oleh kaum fanatik agama : keceriaan hidup melalui hal-hal kecil yang tak terhitung : aroma secangkir kopi dan croissants di pagi hari, wanita-wanita cantik dengan rok mini yang tersenyum bebas di jalan, semerbak roti panas, berbagi sebotol champagne dengan sesama teman, percikan parfum yang menguar di udara, anak-anak yang bermain di taman Luxembourg, hak untuk tidak mempercayai satu tuhanpun, menggoda, merokok, dan menertawakan kalori, menghargai sex diluar nikah, pergi berlibur, hak untuk membaca buku apapun, pergi ke sekolah gratis, bermain, tertawa, bertengkar, mengejek rohaniwan juga politikus, untuk tidak mengkhawatirkan kehidupan sesudah mati. Tak ada satupun negara dibumi ini punya definisi hidup yang lebih baik daripada orang-orang Prancis. 

Dalam kondisi budaya dan keterbukaan seperti itu, sangatlah dipahami bahwa Perancis menjadi tempat favorit bagi para exile (pelarian politik) untuk menyusun kekuatan dan strategi politik tanpa gangguan baik dari lingkungan sekitar maupun pemerintah.
***

Pada era 1980 sampai dengan 1985, hampir setiap minggu, terjadi ledakan bom di Paris. Sasaran utama ledakan bom umumnya café, kantor-kantor "yang berbendera" negara tertentu atau kawasan tertentu tempat bermukim/berkumpul etnis/ras tertentu yang saat itu sedang bertikai. Misalnya saja Turki yang sedang "bertikai" dengan suku Kurdi (sampai sekarang juga masih belum terselesaikan...), kawasan permukimam atau tempat berkumpulnya kaum Yahudi, juga kerap menjadi sasaran teror bom. Atas nama perjuangan kemerdekaan, atau konflik agama/golongan ... Begitu juga perjuangan atau lebih tepatnya pertikaian yang terjadi di Libanon, sering menjadikan Paris sebagai tempat mengekpresikan perjuangannya agar dilihat dan didengar dunia. Beritanyapun selalu diliput dan menghiasi media televisi, koran maupun majalah ...
Dibandingkan dengan era 1980an, sebetulnya, sekarang Paris sudah relatif jauh lebih tenang dan aman..... Kecuali keributan pada beberapa tahun lalu yang melibatkan etnis kulit hitam/immigran dari Afrika, teror bom, keributan dan bahkan greve alias pemogokan, "jarang" terjadi... Hanya saja, karena pola komunikasi sudah berubah seiring dengan era kemajuan teknologi telekomunikasi serta berkembangnya jurnalistik independen dan blogger, berita apapun menyebar dengan mudahnya hanya dalam hitungan detik dan seringkali tanpa batas ataupun mengindahkan prinsip jurnalistik resmi berupa check and balance .... Siapapun merasa berhak meliput dan memberitakan apa yang dilihat atau apa yang dirasakan. Tidak peduli atau tidak pula merasa adanya suatu keharusan untuk mendalami atau mengetahui permasalahannya dengan lebih dalam. Maka, dunia seisinya serasa terkena teror pula ...

Inilah konsekuensi dan resiko kemajuan teknologi dan kebebasan berekspresi sehingga berita seringkali menjadi bias dan berlebihan. Dalam bahasa terangnya, kurang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Di sisi lain, dominasi teknologi dan media oleh pers barat juga membuat berita menjadi tidak seimbang. Referensi yang digunakan lebih mencerminkan sudut pandang serta orientasi politik barat dalam menganalisa dan menyimpulkan bahan pemberitaan. Jadi.... tidak mengherankan bila kepentingan dunia barat terganggu,  berita dengan sangat cepat menyebar dan mempengaruhi seluruh penjuru dunia. Sangat berbeda tatkala kepentingan dunia ketiga yang terganggu. Tidak ada atau hampir tidak ada media yang memberitakannya. Bahkan di negara-negara sesama dunia ketigapun tidak memberitakannya karena tidak ada rujukan yang digunakan
***

Berkenaan dengan black friday alias Vendredi noir 13 November 2015, yang ditengarai didalangi oleh ISIS, hal ini memberi dampak sangat buruk pada umat Islam bukan saja di Paris dan Perancis, tetapi di seluruh dunia. Stigma bahwa Islam identik dengan teroris semakin menguat. Ini tentu sangat tidak menyenangkan dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam semesta.

Rasanya ada yang salah dalam pemahaman agama terutama dalam implementasinya di kehidupan sehari-hari. Intensitas kehidupan beragama yang semakin meningkat, rupanya terbelah dalam beragam pemahaman. Ada yang menjalankan ajaran agama semata-mata hanya sebagai ritual dan seremonial. Atau seperti apa yang dikatakan seorang teman sebagai "pamer keshalihan. Tentu ada juga yang beragama dengan niat tulus semata-mata karena keimanannya.

Entah pengertian dan ajaran apa yang ditangkap oleh para militan dari agamanya sehingga keimanan yang berlebihan tersebut menjadi salah arah. Ajaran yang rahmatan lil alamin, karena dirasakan kebenarannya, ingin disebarkan ke seluruh alam dengan cara apapun. Dari sinilah mungkin timbul militansi sebagai akibat dari "rasa berkewajiban" untuk menegakkan ajaran agama yang dianggap paling benar dan ini terjadi pada semua agama.

Pengertian jihad kemudian menjadi kunci untuk menutupi mata hati nurani terhadap kejahatan kemanusiaan seperti pembunuhan manusia yang tidak berdosa. Padahal, sudah jelas bahwa Rasulullahpun pernah mengajarkan tata krama dalam berperang. Semacam do and don't yang sewajarnya dipatuhi oleh umat Islam.

Sebetulnya, bila kita ingin berjihad, tidak perlu pergi jauh, apalagi bergabung dengan isis . Ada banyak hal yang perlu diperangi mulai dari dalam diri sendiri. Bagaimana kita menjaga perilaku agar sesuai dengan tuntunan yang ada dalam al Qur'an maupun hadist. Atau tuntunan agama bagi masing-masing pemeluk agama lainnya. di sekitar kita  ....
Kalau mau jujur dan introspeksi, ada beragam masalah yang terjadi di negeri ini. Atau, kalau mau, mulailah dari diri sendiri. Sudahkah kita berperilaku baik, di dalam keluarga. Bagaimana hubungan kita dengan suami/istri, anak dan pembantu rumah tangga atau siapapun yang berada di dalam rumah. Lalu selama kita berada di luar rumah, yaitu kepada tetangga dan sesama manusia dan keluarga besar kita baik dari pihak suami/istri dan bahkan kepada orangtua kita sendiri. Tanpa disadari, seringkali perilaku atau perlakuan kita kepada mereka, terutama kepada orangtua, tidak selamanya menyenangkan hati mereka.

Tanyalah pada diri sendiri, apakah kita sudah berperilaku santun dan tidak mendzalimi sesama, selama dalam perjalanan ke kantor ataupun  di lingkungan pergaulan lainnya. Seringkali perilaku kita di jalan raya sama sekali tidak santun. Menyerobot jalur orang lain, seolah hanya kita sendiri yang tergesa-gesa.
Apakah, di lingkungan kerja, atau saat diberi kepercayaan oleh siapapun juga kita sudah mampu jujur dan amanah? Melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh hati, tidak korupsi baik waktu, jabatan apalagi uang?
Apakah kita tidak pernah sadar bahwa orang seringkali menilai kita dari penampilan. Apakah kita berpenampilan yang sesuai dengan pendapatan yang kita miliki? Pada era hedonis dan materialistis ini, masyarakat seringkali berpenampilan sangat berlebihan, agar dianggap "masuk" dalam status sosial tertentu dan karenanya pamer akan apa yang dipakai...
Jihad yang sebenarnya adalah melawan nafsu syahwat yang dikuasai setan ...
Yang ada dalam diri sendiri ...
Jadi ...
Jangan hancurkan agamamu ...
Karena perilaku dan ketidakmampuanmu
Berjihad melawan angkara
Dalam otak dan jiwamu sender

Senin, 12 Oktober 2015

Masih dari Dr. Tan Shot Yen > Kebohongan Manfaat Susu

Dear dr Tan, saya senang sekali membaca rubrik yang Dokter asuh. Jawaban dokter dari setiap pertanyaan sangat tegas, lugas dan cerdas. Saya pernah dengar seminar dari salah seorang ahli gizi manusia harus mengonsumsi susu sejak lahir hingga menutup mata (meninggal) sedangkan menurut dokter Tan manusia hanya mengonsumsi susu sejak 0-2 tahun saja itupun hanya ASI.

Saya yang orang awam ini jadi bingung Dok. Anak saya sudah berumur 3 tahun, apakah anak saya masih perlu mengonsumsi susu? Saya harap Dokter berkenan untuk menjawabnya.
Veni, Bekasi
—————
Jawaban :
Dr. Tan Shot Yen:
Hai Veni,Jika anda mengikuti rubrik saya sungguh-sungguh dan MEMBACA SEMUA INFORMASI BERMANFAAT melalui jalur internet dengan situs-situs yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana pernah saya kutipkan sebelumnya, tentu anda tidak akan bingung.
Anda akan terbiasa bertanya,”Mengapa?” dan “Mengapa?” lagi dan selanjutnya menjadi kritis dengan jawaban yang diberikan sebelum ‘menelan’ mentah-mentah jawaban dari siapa pun, pakar di bidang apa pun.

Letak permasalahannya bukan pada perdebatan atau siapa yang salah dan siapa yang benar. Jika pendapat pakar (yang bisa salah bisa benar) saja yang dijadikan pegangan, maka kepentingannya terletak justru pada si pakar tersebut dan apa/siapa yang dibelanya, ada unsur kepentingan apa di balik opini-opininya, pihak mana yang mendukungnya untuk menyuarakan pendapatnya itu.

Begitu pula dengan menghadapi semua paparan saya. Karena itu saya selalu sertakan bacaan atau sumber informasi lain sebagai pembanding, jika pembaca membutuhkannya untuk memperluas pandangan serta menilai. Sehingga pada akhirnya kita sama-sama paham, siapa yang diuntungkan atau sebenarnya masyarakat diperlakukan sebagai tujuan atau sekadar dijadikan sarana diam-diam demi kepentingan yang sesungguhnya BUKAN untuk setinggi-tingginya kesehatan manusia.

Karena itu, ilmu kesehatan sangat tidak mungkin berdiri sendiri. Kita perlu merujuk pada antropologi, sejarah pola hidup dan pola makan manusia, sejarah kepentingan teknologi industri pangan maupun kesehatan, dan kembali lagi : apakah cocok untuk kesejahteraan manusia yang optimal lahir-batin-mental-spiritual?

Saya tidak pernah paham dengan alasan mengapa manusia harus mengonsumsi susu selama usia pertumbuhan yang bukan dari ASI, apalagi sepanjang hayat – seakan-akan bahasanya seperti yang sering dipakai di kalangan pergaulan anak gadis saya: “Nggak cocok? Paksain ajaaaaaaa!!”

1. Kita perlu belajar dari hewan menyusui. Bahwa susu hanya cocok sebagai “makanan antara”, ketika bayinya belum sanggup mengunyah dan mencerna.
Begitu bisa tegak, berjalan, mencari makan dan mampu mengunyah makanan padat, maka SUSU BUKAN LAGI KONSUMSI ALAMIAHNYA. Saya tidak menyamakan manusia dengan hewan menyusui, tapi kita perlu belajar dari alam, fakta dan menyadari berbagai unsur permainan “kepentingan yang lain” di balik jargon kesehatan yang hanya dipakai untuk nilai jual.
Faktanya, enzim pencernaan manusia untuk mencerna susu juga sudah mulai menyusut pada usia 2-3 tahun.
Berbarengan dengan itu, gigi manusia pun SUDAH KOMPLIT di usia 2 tahun. Aha! Cocok, bukan? Lepas dari susu, kunyah makanan padatnya!

2.   Alam tidak menyediakan susu apa pun selain ASI untuk konsumsi manusia.

Susu sapi hanya untuk generasi penerus sapi. Susunannya pun sama sekali tidak cocok untuk manusia.
Sekali lagi, komposisi susu sapi hanya untuk membuat anak-anak sapi gemuk, bertulang besar, tidak perlu pandai apalagi menikmati umur panjang.

Susu sapi alami sama sekali tidak cocok untuk manusia. Karena “dipaksakan” supaya cocok, maka agar tidak mengandung bakteri, manusia melakukan sterilisasi susu antara lain dengan pasteurisasi – efek sampingnya? semua zat gizi susu rusak total (karena itu setelah proses sterilisasi perlu diimbuhkan berbagai zat dari luar supaya kelihatan “bergizi”-proses pasca sterilisasi inilah membuat heboh ‘menyusup’nya bakteri beberapa waktu yang lalu).

Begitu pula agar kolesterol susu sapi yang tinggi tidak membuat manusia kegemukan dan naik kolesterolnya, ditemukanlah teknik yang membuat susu sapi mendapat istilah ‘skim’, karena minyaknya ditarik/diambil efek sampingnya? manusia tetap gemuk. Karena bukan melulu kolesterol yang bermasalah, tapi GULA SUSU (Laktosa) dan KEASAMANNYA yang membuat tulang justru semakin keropos.

Supaya “cocok” juga untuk kebutuhan kecerdasan anak manusia, maka pemaksaannya adalah lewat jalur teknologi. Susu sapi yang miskin gizi itu ditambahkan zat-zat/asam amino yang diduga sebagai bagian dari kebutuhan perkembangan saraf dan otak. Padahal, kecerdasan LEBIH DARI SEKADAR ASAM AMINO atau zat yang diimbuhkan tersebut. Kecerdasan anak berkaitan sangat erat dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) saat anak mengintegrasikan KECERDASAN PERTAMANYA secara instinktual untuk merayap menemukan puting susu ibu selepas dilahirkan sekaligus gerakan merayap tersebut menyelesaikan dan mengintegrasikan refleks-refleks primitifnya!

Kecerdasan terletak pada antibodi prima MANUSIA yang alami, yang hanya terdapat dalam ASI hingga usia 2 tahun saja. Kecerdasan juga berhubungan dengan pematangan “sambungan-sambungan sistem syaraf” dari 3 susunan otak manusia (reptilian brain yang primitif: hanya mengurus sistem pertahanan diri/survival, mamalian brain yang berfungsi mengenali cinta, rasa aman, peduli, kekeluargaan dan neo-mamalian brain yang baru setelah usia 6 tahun mengenal istilah cara pikir ‘rasional’.

Kecerdasan manusia bukan melulu tentang pandai berhitung dan berbahasa asing, tapi cerdas secara emosional, spiritual. Sehingga yang membuat manusia maju dan makmur bukan hanya mereka yang ber IQ (Intelligence Quotient) tinggi, tapi juga ber EQ (Emotional Quotient) tinggi sehingga mampu menjalin relasi, serta ber SQ (Spiritual Quotient) membanggakan sehingga mampu bersyukur, berhubungan mesra dengan Penciptanya.
Mana ada anak sapi bisa begini?

3. Jika argumen bahwa susu diasup sebagai sumber kalsium (yang dipercaya menguatkan tulang), maka perlu ditegaskan kembali :
APAKAH HANYA SUSU SATU-SATUNYA SUMBER KALSIUM?
Saya mencurigai ‘nasehat-nasehat’ yang menganjurkan orang minum susu akhirnya sebatas karena penelitian yang sangat sepihak, sangat kadaluwarsa bahkan, dan celakanya: karena ‘kepercayaan’ seri nutrisi jaman penjajahan Belanda yang masih berurat akar.

Tulang pun menjadi kuat BUKAN SEMATA-MATA HANYA KARENA KALSIUM. Melainkan kita perlu mengasup Magnesium, Seng (Zinc), Boron, Mangaan, Provitamin D-3, dll. Nenek moyang kita sebelum mengenal pabrik susu tidak pernah menderita patah tulang akibat keropos sebelum waktunya. mengapa? sekali lagi, mereka mengonsumsi makanan ALAM yang DIKUNYAH, yang juga memperkuat tulang selepas susu ibu di atas 2 tahun!

Saya pernah menulis di tabloid ini pula, bahwa mengonsumsi 1 cangkir selada bokor (iceberg lettuce) memberikan kekuatan tulang yang di hari tua, mencegah terjadinya patah tulang panggul! (telah dirisetkan oleh para ahli dari Harvard University, Amerika Serikat yang melibatkan 72.000 wanita).

Kalsium pada susu yang bukan ASI sekali lagi saya tegaskan, TIDAK DIKENAL oleh tubuh manusia. Oleh karenanya bersifat “Non-bio-available”- jadi, bukannya membuat tulang lebih kuat, malah kalsium akan ‘nyasar’ ke tempat yang salah… dan tempat yang paling sering menjadi sasaran pendaratan kalsium adalah dinding pembuluh darah!

Bukannya mendapatkan manfaat positif dari susu, malah mendapat bonus penyakit yang sangat tidak menyenangkan: penebalan dinding pembuluh darah dan segala akibatnya (sebagaimana telah dipaparkan dalam salah satu jurnal kedokteran anak oleh Dr. Frank Oski, Upstate Medical Center Department of Pediatrics, USA). Orang Amerika dan Eropa Utara mengonsumsi 800mg–1200mg kalsium sehari, tapi tetap saja mereka lebih menderita osteoporosis/keropos tulang daripada orang Asia dan Afrika yang mengonsumsi 300 mg – 500 mg kalsium per hari.

Mengapa? daging merah, gula, tepung dan bahan makanan berupa bumbu non-alam menyebabkan keasaman darah meningkat. Untuk menetralisirnya, tubuh mengambil kalsium (yang bersifat alkalis) dari tulang. Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium.

Masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium. Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda bisa kehilangan lebih banyak daripada yang Anda asup (misalnya dengan tetap memakan daging merah, gula, terigu, beras, berbagai saus dan kecap produksi pabrik, dll).

Apabila ekstra kalsium yang dikonsumsi berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, keadaan menjadi lebih buruk karena makanan ini adalah pembentuk asam yang sangat tinggi. Tubuh semakin kehilangan kalsium.

4.   Dari hasil konvensi dunia (World Breastfeeding Week, 1-7 Agustus 2006), Elisabeth Sterken, BSc.MSc Nutritionist INFACT Canada/North America menuliskan bahwa susu bukan ASI menyebabkan: meningkatnya risiko asma, alergi, penurunan perkembangan kecerdasan, peningkatan risiko infeksi saluran napas atas, kekurangan nutrisi yang tidak didapatkan dalam susu non ASI, risiko kanker masa anak, risiko penyakit kronik, risiko diabetes, risiko penyakit kardiovaskuler, risiko kegemukan, risiko infeksi pencernaan, risiko radang telinga, risiko semua efek samping akibat PENAMBAHAN ZAT YANG TIDAK SEMESTINYA DALAM SUSU BUBUK/CAIR (sudah terbukti mulai bakteri hingga melamin, bukan? tunggu saja ‘seri berikutnya’)

Anda belum mengikuti pelatihan saya mengenai “teknik membaca label makanan produksi pabrik”, bukan? Naaaaaahh!! ada baiknya anda mulai membalik kemasan susu anak anda. Banyak istilah “ajaib” yang membuat anda mengerenyitkan dahi.

Semua susu sudah mengandung laktosa/gula susu, seperti saya sebut di atas. Namun supaya “betah” di lidah anak yang doyan manis “tingkat tinggi" (yang penting doyan, kan?
Mana ada pabrik mau peduli dengan masalah kelebihan karbohidrat buruk!) tetap diimbuhi “sukrosa” (gula rantai panjang!) atau “corn syrup” (gula ‘pembunuh’ nomor satu di Amerika Serikat), belum lagi “perisa” (Apakah anda paham betul istilah ini? Nama lainnya adalah rasa SINTETIS!), dan susunya pun berasal dari “skimmed, powdered, milk”.

Bahkan susu cair pun melalui proses skim dahulu. Anda perlu pun bisa terheran-heran, mengapa susu yang sudah cair perlu dijadikan bubuk, lalu dibuat ‘cair’ lagi.

30-40 tahun yang lalu (ketika anak Indonesia mentah-mentah menolak susu karena tidak doyan bau susu dan harus ‘dipaksa’ minum), label komposisi susu bubuk cukup tertulis: WHOLE MILK. Titik. Risiko whole milk pun membuat manusia terpaksa seperti sapi sungguhan: gemuk, bodoh, lamban, berusia pendek).

Semestinya para pakar yang memang mau menyuarakan tentang susu, sebelumnya perlu mengikuti konvensi dunia serupa ini yang memang diselenggarakan bagi para pakar, pengayom kesehatan dan informasi yang terbaru bagi masyarakatnya.

Konvensi ilmiah yang berkualitas tinggi dan kredibel tentu diselenggarakan tanpa sponsor pabrik teknologi pangan atau farmasi yang mempunyai kepentingan di dalamnya!

5. Sebagai tambahan, salah satu pilihan : anda bisa membuka situs Dr. Mercola, http://www.mercola.com , ketik “milk” (atau topik apa pun yang anda ingin ketahui) di kolom mesin pencari artikelnya. Anda akan berkelana ke ‘dunia baru’ dan membaca berbagai hal yang telah diperjuangkan banyak orang saat ini, sementara negara kita masih menjadi ‘keranjang pembuangan’ berbagai produk yang sudah tidak lagi diterima masyarakat dari mana produk itu berasal.

Saya sangat menyesali kepercayaan dan mitos akan susu ini merasuk di benak ibu-ibu yang hidup dengan ekonomi pas-pas-an, sehingga ada faham ‘asal anak sudah minum susu, rasanya aman!’ padahal gizi anak membutuhkan lebih.

Anak bergigi membutuhkan makanan untuk dikunyah, dengan sumber karbohidrat-protein-dan lemak yang jauh lebih tinggi tingkatannya. Bukan susu yang berasal dari sapi dengan pakan buatan manusia bernama MBM/Meat-Bone-Meal yang menyebabkan sapi membentuk protein asing bernama Prion sebagai cikal bakal sapi gila/madcow (Lihat Nyata edisi II Agustus 08, edisi IV Mei 08)

Anak-anak kita bertulang dan bergigi kuat hingga akhir hayatnya karena gaya hidup sehat, bukan minum susu segelas tiap malam sambil terpana di depan televisi atau game komputer, yang lincah hanya kedua jempol tangan kanan-kirinya.

Gaya hidup sehat mengandalkan makanan alam lepas campur tangan industri, tubuh bergerak keseluruhan bermain petak umpet, lompat tali atau layang-layang.

Sumber : Rubrik Dr. Tan Shot Yen di tabloid Nyata.

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...