Sabtu, 06 Juli 2013

Wisata Kuliner di Malang dan sekitarnya

Selama hampir 2 tahun belakangan ini, kalau dihitung rata-rata, hampir 1 kali sebulan saya mengunjungi kota Malang, atau tepatnya wilayah kabupaten Malang (untuk membedakan dengan kotamadya Malang) dan kotamadya Batu untuk urusan pekerjaan.

Malang yang saya kenal ketika kecil, adalah apel walaupun kemudian kita baru mengetahui bahwa apel Malang yang kita kenal, tidak dihasilkan baik dari kota Malang maupun kabupaten Malang. Kebun apel hanya ditemui di wilayah Batu. Memang .... Batu dahulu kala masuk ke dalam wilayah kabupaten Malang.

Selain itu Malang masuk dalam pikiran saya, karena saat saya kecil, selalu ada tamu istimewa dari Malang. Ini terjadi pada kurun waktu awal tahun 1960 - 1965. (hadooh ... ketauan deh, kalau umurku sudah "uzur hehe...). Konon mereka masih keluarga kakek saya yang memiliki kebun kopi di wilayah Dampit. Jadi saat tamu istimewa ini datang berkunjung ke rumah kami, mereka selalu membawakan biji kopi mentah, yang kemudian setelah disangrai, lalu dibawa nenek untuk digiling di pasar Jatinegara.

Pada akhir abad ke 20, hehe .... untuk menyebutkan kurun waktu 5 tahun terakhir menjelang tahun 2000, setiap kali saya bertugas ke Malang, maka oleh-oleh perjalanan ini adalah kue-kuean atau bakpau telo ungu yang dibeli dari toko-toko dalam perjalanan dari Malang ke Surabaya. Saat itu memang belum ada penerbangan langsung ke Malang.


Nah ....... dulu, menjelang tiba di hotel, kami selalu mampir ke warung Jawa yang saya lupa namanya dan berada di Batu untuk makan siang karena walaupun sudah berangkat pagi dari Jakarta, perjalanan Surabaya - Malang memakan waktu antara 90 - 120 menit.

Warung yang menyajikan masakan khas Jawa ini adalah favorit big boss. Salah satu menu yang jadi incaran teman-teman adalah krengsengan. Entah bagaimana rasa masakan itu, hingga beberapa teman di Jakarta selalu memesan untuk dibawa ke Jakarta saat kami kembali pulang. Saya memang kurang tertarik dengan warna dan bentuknya, jadi tidak tahu apa yang membuat teman-teman tergila-gila dengan krengsengan itu. Belakangan ini, setelah ada penerbangan langsung dari Jakarta, tempat nongkrong makan siangnya beralih ke soto ayam pak Jari, masih di bilangan kotamadya Batu. Padahal ... seharusnya tidak ada hubungan antara tempat makan dengan lokasi pendaratan pesawat ya.

Perjalanan saya ke Malang biasanya berlangsung hanya 4 hari saja, sehingga masih ada 1 hari dalam minggu terkait untuk berkoordinasi dengan teman-teman di Jakarta, baik sebelum maupun sesudah perjalanan ke luar kota. Begitu juga selalu ada 1 atau 2 hari puasa selama perjalanan 4 hari tersebut.

Nah .... mari kita mulai dengan sarapan pagi. Di Hotel Kartika Wijaya tempat saya biasa menginap dan terletak di jalan Panglima Sudirman nomor 127, saya selalu memesan scramble egg dengan buah-buahan segar untuk sarapan pagi. Dimulai dengan makan buah dan ditutup dengan scramble egg. Untuk makan siang, maka kami yang bekerja di proyek ramai-ramai makan pecel Madiun di warung Amin, juga masih di jalan Panglima Sudirman, tidak jauh dari hotel, Pecelnya lumayan enak. Kadang suka ditambahi dengan bunga turi ( ?) mendampingi daun kemangi dan toge pentul, kesemuanya mentah, dan rempeyek.

Sebetulnya, di samping pecel Madiun yang disajikan dengan nasi atau lontong, masih ada gulai dan rawon. Nah .... makanan berdaging ini biarlah dimakan oleh rekan lelaki yang pada umumnya gembul. Saya tidak pernah mencobanya. Beraaaaatttt .........., mending makan pecel tanpa lontong/nasi. Sudah sangat mengenyangkan. Untuk sahur Kamis dinihari, biasanya saya minta dibawakan ke kamar soto ayam tanpa nasi dan buah potong.


sambal apel
Malam hari ...., kami biasanya makan di Warung Bambu ... Disini, kami makan ayam/gurame bakar, udang saus pedas, cumi goreng, kangkung cah dan tidak lupa........... tempe dan tahu penyet. Minuman pesanan saya biasanya jeniper alias jeruk nipis peras yang hangat, wedang rempah atau wedang jahe. Pokoknya yang hangat-hangat. Kalau anak lelaki, pesanan minumannnya lebih heboh...!!! Dari mulai beragam juice sampai beragam kopi dan minuman hangat lainnya.

Makan di Warung Bambu suasananya sangat menyenangkan. Kita ditempatkan di meja-meja rendah ... jadi makan sambil lesehan di gubuk bambu yang terletak di atas kolam ikan yang ditanami pepohonan. Harga makanannya relatif memadai .... apalagi kalau kita bandingkan dengan ukuran harga makanan sejenis di Jakarta dan sekitarnya. Biaya yang dihabiskan rata-rata hanya 50 ribu per pax sudah termasuk minuman berupa juice, kopi atau minuman hangat lainnya.

Di lain waktu, kami makan cwie mie di bilangan jalan Kawi ... lupa namanya... Cwie mie di resto berbendtuk ruko ini disajikan dalam mangkuk dan alas mie nya berupa lembaran pangsit goreng mengikuti bentuk mangkuk. Kuahnya beragam ... ada kuah bening atau kuah kental rasa asam manis yang ringan dengan berbagai tingkat "pedas"nya.


Penggemar mie lainnya bisa mencicipi mie gang Jangkrik (kalau nggak salah) di bilangan jalan Sukarno Hatta. Disini porsi mie nya luar biasa besar.... Buat ukuran perut "normal", rasanya bisa dimakan untuk 2 orang dan harganya memang lebih mahal daripada cwie mie jalan Kawi.


Bakwan Malang
Suka dengan bakwan/bakso Malang ....? Ada dua yang direkomendasikan teman-teman saya .... Bakso Solo yang relatif bertebaran di mana-mana dan satu lagi bakso DAMAS, kalau nggak salah di jalan Sukarno Hatta juga. Harganya relatif murah dan rasanya, menurut saya lebih OK daripada bakso Malang Karapitan yang ditemui di Jakarta. Tapi kalau ke Malang cuma untuk makan bakso Damas, jelas nggak masuk akal dong ... Berat di ongkos...!

Saya juga pernah makan di warung mahasiswa, yang berlokasi di depan kampus universitas Muhamadiyah.... 1 paket nasi+ayam goreng+tempe/tahu penyet cuma 10ribu saja. Murah meriah tapi susah dapat tempat kosong dan buat mereka yang porsi makannya besar, paket a la mahasiswa sepertinya kurang mengenyangkan. Maklum .... itu tempat favorit anak kost. Mereka juga menjual ketan durian .... Ini seperti ketan putih yang disiram dengan kinca berduren. Rasanya lumayan enak juga. Yang penting murah kan....?

Makanan modern a la kota besar seperti pasta dan steak ada di pusat kota Malang. Kami pernah mencicipinya di Hergi cafe. Tapi .... sepertinya teman-teman saya kurang menikmatinya sehingga kami tidak lagi mengunjungi tempat itu untuk makan malam.

Nah .... itulah resto atau warung yang biasa saya kunjungi. Tentu masih ada tempat lain seperti hot plate, Batu Suki dan lainnya... tapi kurang unik baik rasa maupun tempatnya.

Sekarang kita beralih ke oleh-oleh khas Malang.
Apel ......? itu sudah pasti .... tapi kalau sudah bosen apel atau buah tidak menjadi makanan pokok yang wajib terhidang di atas meja kita, maka pilihannya adalah kripik-kripikan a la Malang. Untuk ngemil sambil nonton tv.


Warung Bambu - Batu
Yang pertama adalah kripik tempe ... Ada yang bentuknya bulat (dengan diameter sekitar 6 cm). Ini yang umum ditemukan di toko2 ... Nggak boleh nyebut nama toko ya, karena saya bukan staff pemasarannya. Tapi .... saya biasa beli kripik tempe yang bentuknya persegi panjang sekitar 3 x 6 cm dan ini ditemukan di Batu. Anak dan suami juga lebih suka kripik tempe yang bentuknya kotak. Lebih renyah dan tidak keras dibandingkan dengan yang bulat.

Selain kripik tempe, ada kripik jamur dan kripik buah-buahan seperti apel, semangka, melon, nangka, mangga, duren, ubi manis (kuning), ubi ungu, ubi "anggrek" karena warnanya campuran ungu dan putih. Tentu ada kripik-kripik lainnya.... Yang saya sebut itu adalah yang sering saya beli untuk oleh-oleh teman dan keluarga. Selain kripik, makanan khas untuk oleh-oleh dari Malang adalah pia Mangkok dan moci. Ini rasanya juga enak. Jauh lebih enak dari bakpia Pathuk dari Jogja.


Itulah sebagian kuliner Malang yang pernah saya nikmati. Semua yang saya sebut adalah jenis yang berulang kali saya makan ... artinya disukai juga oleh teman-teman yang mengantar ... Atau ... jangan-jangan, sebetulnya mereka kurang suka, tapi sungkan bilang terus terang... Hehe ... Jadi lebih tepat adalah kuliner pilihan saya ....

Ada yang mau menambahkan...?

2 komentar:

  1. Malang dan sekitarnya memiliki objek wisata yang cukup beragam, seperti pantai, air terjun, gunung, taman bermain, dll. Selain itu kulinernya juga bermacam-macam.

    tourandtravelmalang.wordpress.com

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...