Kamis, 20 April 2017

SELAMAT UNTUK SEMUA…!

Pertama, Selamat untuk Mas Anies dan Sandi yang berhasil menarik simpati lebih banyak warga DKI untuk memilihnya menjadi Gubernur DKI baru. Anda telah berhasil meyakinkan warga DKI bahwa Anda layak untuk menjadi pemimpin yang lebih baik daripada sebelumnya. Anda pasti tidak akan mengecewakan mereka karena Anda berdua punya kapasitas untuk menjadi pemimpin besar Indonesia. 

Seperti yang selalu saya katakan, Mas Anies adalah orang yang akan mampu merangkul dan mengajak semua pihak untuk membantunya membangun visi dan misi Jakarta (dan Indonesia) yang lebih baik. Saya yakin bahwa Mas Anies juga akan mampu meyakinkan para penentang dan penolaknya sebelumnya bahwa apa yang mereka kuatirkan darinya sebelum ini akan dapat ditepis. Percayalah, Anies Baswedan, seperti yang saya kenal selama ini, adalah orang yang memiliki kualitas pribadi dengan kemampuan membangun yang luar biasa. Ia adalah pemimpin hebat yang dicintai oleh orang-orang yang bekerja dengannya. 

Jika Anda pikir Anies Baswedan akan membiarkan intoleransi dan radikalisme merajalela di bawah kepemimpinannya maka insya Allah Anda salah. Anies Baswedan itu sama teguhnya dengan Ahok dalam soal intoleransi dan radikalisme dengan cara yang berbeda. Ahok itu gaya Bugis sedangkan Anies gaya Jogya. Jadi, jika sebelum ini Anda berada di kubu Ahok dan Djarot, mari lupakan pertentangan dan permusuhan yang berlarut-larut dan mari kita menatap masa depan DKI Jakarta dan Indonesia dengan optimisme dan harapan yang baru. Tuhan telah menetapkan kehendakNya dan mari kita terima kehendakTuhan ini dengan penuh tawakkal dan rasa syukur. 

Kedua, selamat untuk Ahok dan Djarot. Anda berdua telah menunjukkan sikap ksatria yang akan menjadi contoh bagi pemimpin lain di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Begitulah cara berkompetisi dan begitulah cara menerima kekalahan. 

Untukmu, Ahok, my best sympathy. I think I love youmore and more. Ada jutaan warga DKI yang begitu mencintaimu dan tidak rela jika kamu harus pergi dari DKI Jakarta. Mereka telah begitu tertambat hatinya oleh harapan akan Jakarta dan Indonesia yang gemilang di tanganmu. Dan mereka berharap agar kamu tetap menjadi gubernur. Tapi Tuhan menginginkan peran baru bagimu, 

Ahok. And you will do a new role in the future a much better way because you have learned a lot and there are so many people who will back you up in anyway they can. So step up and be ready with the new task from God sooner. Apa yang telah kalian lakukan bagi DKI Jakarta selama ini adalah sebuah karya fenomenal dan akan menjadi contoh yang akan menginspirasi para pemimpin Indonesia lainnya. You definitely rock so far…! 

Ketiga, selamat untuk semua warga DKI Jakarta danIndonesia. Meski sebelum ini kita menunjukkan betapa kerasnya permusuhan yang muncul di antara kedua kubu tapi kita berhasil lolos dari sikap dan prilaku yang brutal dalam menerima hasil pilgub ini. Ini bukti bahwa kita adalah warga dunia yang beradab yang mampu menahan diri. Ini adalah bukti kita masih selalu dilindungi oleh Tuhan dari bencana yang mungkin muncul dari tangan kita sendiri. 

Bagi warga DKI yang memilih Anies dan Sandi, selamat atas kemenangan ini. Anda tidak salah pilih. Mereka adalah harapan akan Jakarta yang lebih baik di masa depan. Adalah tugas Anda semua untuk menjaga agar Anies– Sandi benar-benar dapat menjalankan tugasnya untuk menjadikan DKI Jakarta jauh lebih baik dengan modal apa yang telah diletakkan oleh Ahok – Djarot selama ini. Mereka punya semua modal untuk menjadikan Jakarta yang luar biasa. Tuhan telah mengabulkan doa Anda dan Anda wajib bersyukur untuk itu dengan menunjukkan sikap yang rendah hati. Sikap sombong dan angkuh bukanlah sikap orang yang bersyukur.  

Bagi warga yang memilih Ahok – Djarot. Hei…! Cheer up…!Singkirkan wajah murammu dan show me your spirit (let’s have some coffee if we need to). Anda sebenarnya tidak kalah. No way, dude. You’re also a winner. Anda telah berjuang dengan begitu gagah berani sehingga saya sering menahan napas karena kagum dengan segala perjuangan Anda selama ini. You really rock and you amaze me…! Satu hal lagi yang membuat saya kagum adalah bahwa Anda menunjukkan kualitas Anda yang luar biasa dengan mampu menerima hasil pilgub ini dengan begitu elegan. Anda tidak mengamuk, meradang,meledakkan kemarahan, atau apa pun hal negatif yang mungkin diperkirakan oleh orang lain. Tidak! Anda menerima semua keputusan ini dengan dada lapang dan sikap ksatria. That’s what you are…! 

Anda tidak perlu cemas akan nasib DKI Jakarta ke depan karena Anda mendapat pemimpin yang sama hebatnya dengan Ahok-Djarot.  It’s only a switch of style, gayanya saja yang berbeda dengan tekad dan daya dobrak yang sama. Mari kita kuburkan semua kemarahan dan kebencian kita kepada siapa saja demi DKI Jakarta dan Indonesia yang kita cintai. Mari kita bantu Anies dan Sandi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dan lebih efektif bagi DKI Jakarta karena itu yang Anda inginkan dan harapkan. 

Oleh sebab itu, mari kita bersyukur pada Tuhan YMEyang telah menjaga bangsa dan negara ini dari azab dan bencana. Ini adalah berkah dan karunia bagi kita semua dan jika kita menerima ini dengan rasa syukur maka Tuhan akan melimpahkan lebih banyak lagi berkah dan karuniaNya.

Mari kita memberi selamat kepada semua orang dan juga diri kita. Kita telahmembuktikan diri bahwa kita adalah bangsa yang besar dan pantas menjadi contoh bagi bangsa lain. Musiiik….! (Yang mau shalawatan dipersilakan). 

Salam,
Surabaya, 20 April 2017
Satria Dharma http://satriadharma.com/

Senin, 17 April 2017

ANDA MEMBACA ATAUMENGAJI? (DO YOU READ OR JUST RECITE?

Atas ijin penulisnya, yaitu bapak SATRIA DHARMA, saya merepost tulisan yang sangat menarik ini. Untuk itu, saya sampaikan terima kasih kepada pak Satria Dharma, atas ijin yang disampaikannya melalui email pribadi.
***

Salah seorang tante saya, kakak dari ibu saya (kalau di Jawa disebut Bude), yang bernama  Siti Aisyah (atau sering kami panggil dengan ‘Tante Isa’) adalah satu-satunya tante kami yang tidak bersekolah. Meski demikian beliau tidaklah buta huruf. Beliau bisa mengaji karena bisa membaca huruf hijaiyah. Tapi beliau memang tidak bisa membaca huruf latin karena tidak bersekolah. Dulu beliau pernah bersekolah entah sampai kelas berapa tapi kemudian karena ada persoalan apa akhirnyamenolak untuk bersekolah. Beliau keluar dari sekolah sebelum mampu membaca. 

Pada waktu itu kakek dan nenek kami tidak memaksanya untuk meneruskan sekolah. Entah apa pertimbangannya. Tapi mereka tetap meminta tante Isa untuk belajar mengaji di rumah. Karena tante Isa tidak bersekolah dan tidak belajar membaca huruf Latin maka boleh dikata beliau sebenarnya itu ‘unlearned’ alias tidak memiliki pengetahuan meski bisa mengaji. Karena beliau bisa membaca Alquran maka satu-satunya bacaan beliau adalah Alquranul Karim yang terus menerus dibacanya. Begitu khatam beliau membacanya lagi dari awal sampai khatam dan diulanginya lagi. Entah sudah berapa ratus kali beliau khatam Alquran karena rajinnya beliau mengaji. Tak ada saudaranya, apalagi keponakannya, yang mampu mengalahkan beliau dalam soal mengkhatamkan Alquran. Semoga amalannya ini akan mengantarkan beliau ke sorga. Amin! 

Apakah dengan mengkhatamkan Alquran ratusan kali maka Tante Isa memahami isi Alquran? Tentu saja tidak. Apakah dengan mengkhatamkan Alquran jauh lebih banyak daripada siapa pun di keluarga kami maka beliau adalah orang yang paling paham tentang isi Alquran? Juga tidak. Beliau sebenarnya bukan ‘membaca’ tapi beliau sekedar ‘mengaji’ alias melafalkan huruf Alquran. Meskipun beliau mengaji Alquran ratusan kali tapi beliau tetap tidak paham apa sebenarnya makna dari ayat-ayat yang beliau baca dengan sangat rajin tersebut. 

Mengaji sampai ratusan kali Alquran tanpa dibarengi dengan membaca terjemahannya atau tafsirnya tetap tidak akan membuat seseorang akan mendapatkan pengetahuan. Saya rasa ini sudah sunnatullah. Seperti yang selalu saya katakan bahwa mengaji tanpa memahami arti dari ayat yang dibaca itu bukanlah iqra atau membaca. Dalam bahasa Inggris itu namanya ‘reciting’ dan bukan ‘reading’. 

Melafalkan huruf, kata, ataupun kalimat bukanlah membaca. Membaca adalah aktifitas yang melibatkan otak. Membaca adalah aktifitas untuk mendapatkan makna. Membaca tanpa makna bukanlah membaca. Jadi, membaca ayat-ayat Al-Qur’an tanpa memahami arti atau maknanya BELUM termasuk dalam kategori MEMBACA. Itu baru masuk dalam kategori melafalkan (dan atau melagukan) Al-Qur’an. 

Sampai saat ini umat Islam masih juga belum memahami betapa pentingnya mereka memahami isi dari Alquran dengan membaca terjemahan dan tafsirnya. Umat Islam umumnya hanya melafalkan dan menghapal ayat-ayat tanpa pernah merasa perlu memahami arti dan maknanya. Bayangkan betapa ironisnya jika kita membaca sebuah buku ratusan kali selama hidup kita dan bahkan kita hapal sebagian dari isi buku tersebut tapi kita sama sekali tidak paham apa isi atau makna dari buku yang kita baca dan hapalkan tersebut…! Dan itulah gambaran dari mayoritas umat Islam saat ini. 

Tante saya tentu saja tidak bisa mengelak dari kondisi yang dimilikinya karena ia tidak bisa membaca terjemahan atau tafsir dari ayat-ayat suci yang ia baca dengan tekunnya tersebut.  Tapi kita yang makan sekolahan tentulah bisa melakukan upaya untuk memahami Alquran dengan lebih baik daripada tante saya tersebut. Dalam berbagai acara hampir selalu ada agenda pembacaan ayat suci Alquran yang dibawakan dengan suara yang merdu dan khidmat. Tapi anehnya hampir selalu pembacaan ayat suci tersebut tidak diikuti oleh pembacaan terjemahannya seolah para hadirin semua adalah para ulama yang paham belaka arti dari ayat yang dibaca tersebut. Kadang-kadang saya menanyai orang di dekat saya apakah mereka paham arti dari ayat yang dibacakan dengan merdu tersebut dan hampir selalu dijawab ‘tidak’ dengan malu-malu. I guess so… 

Saya selalu bertanya dalam hati apa sih pertimbangan panitia sehingga pembacaan ayat suci Alquran itu tidak diikuti oleh terjemahannya agar para hadirin paham. Akhirnya saya hibur hati saya dengan mengatakan bahwa mungkin para hadirin adalah para ulama lulusan Al-Azhar Mesir semua sehingga mereka sudah paham belaka arti dari ayat yang dibaca tersebut. 

Dalam berbagai presentasi saya tentang Budaya Literasi saya selalu menampilkan lima ayat pertama dari Al-Alaq yang turun sebagai Perintah Pertama dan Utama dari Tuhan, yaitu perintah untuk membaca (Iqra’). Dalam presentasi saya tersebut selalu saya tekankan bahwa tujuan dari Iqra’ seperti yang diperintahkan oleh Tuhan kepada umat Islam adalah agar ‘maa lam ya’lam’ dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berilmu pengetahuan menjadi berilmu pengetahuan. Jadi tujuan membaca itu adalah agar kita, sebagai insan, ya’lam, mendapatkan pemahaman, to achieve meaning and comprehension. 

Jadi dalam membaca Alquran itu kita juga harus mendapatkan pemahaman tentang isi kitab suci tersebut dan bukan sekedar untuk mendapatkan ketenangan hati. Jadi jika kali lain Anda mengadakan acara dengan memasukkan mata acara pembacaan ayat suci Alquran di dalamnya, sudikah kiranya Anda meminta si qari’ juga membacakan terjemahannya? 
Wallahu a’lam 

Surabaya, 17 April 2017 
Salam
Satria Dharmahttp://satriadharma.com/

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...