Rabu, 24 Agustus 2016

SNOBISME dalam KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Belakangan ini, kita sering kali mendengar kata SNOB diucapkan kala melihat perilaku sebagian masyarakat atau bahkan kalangan dekat kita sekalipun yang dianggap berperilaku berlebihan. Berlebihan baik dalam penampilan, tutur kata, perilaku dan sikap, mungkin agar dianggap, dilihat, dihormati dan karenanya diperlakukan sebagai orang atau golongan dengan strata sosial tertentu yang pada umumnya dilihat dari sudut pandang kekayaan, keterkenalan (selebritas) maupun intelektualitas. Walaupun belum ada survei, namun secara pandangan sosial, orang Indonesia yang memiliki sikap snob cukup banyak. Perilaku snob bisa melekat dan menjangkiti siapa saja. Bahkan bukan tidak mungkin, tanpa disadari, kita sendiri merepresentasikan perilaku snob tersebut.

Konon, maksud dan dari kata snob bisa digolongan dari 2 jenis perilaku. Yang pertama adalah perilaku orang yang senang meniru gaya hidup atau selera orang lain yang dianggap lebih daripadanya tanpa perasaan malu; dan yang kedua adalah perilaku orang yang suka menghina dan meremehkan orang lain yang dianggap lebih rendah pengetahuannya daripadanya; atau orang yang merasa dirinya lebih pintar daripada orang lain di sekeliling atau lingkung pergaulannya.

Singkatnya “snob” adalah orang yang sok. Sok tahu, sok mengerti, sok kaya, sok pintar, sok kuasa, sok suci dan sok-sok lainnya. Padahal, tanpa disadarinya, orang disekitarnya tahu bahwa sikap "sok" adalah sikap yang berlawanan dengan kenyataan yang ada pada dirinya.
Misalnya saja ... Sok kaya, padahal yang bersangkutan tidak kaya. Sok tahu ilmu filsafat, padahal membaca buku - buku filsafat saja, tidak pernah atau bahkan apa maksud filsafatpun, dia tak mengerti. Ada orang yang sok pintar dan karenanya banyak omong supaya dianggap pintar, padahal lulus S-1 butuh waktu 10 tahun .... seperti saya hehe ..... .

Tapi, yang ini, saya nggak setuju .... karena masa kuliah, terutama buat generasi yang tahun angkatan kuliah sebelum tahun 1980 an, kuliah itu jarang bisa diselesaikan tepat waktu. Banyak masalah yang dihadapi, misalnya karena jadwal dan sistem perkuliahan tidak jelas sehingga yang bersangkutan sibuk bekerja sampai akhirnya lupa menyelesaikan kuliahnya.

Baru mulai angkatan 1980an lah jadwal perkuliahan dengan sistem SKS/semester berjalan ketat sehingga mahasiswa harus dan wajib menyelesaikan masa kuliah S1 paling lama, kalau tidak salah, 1,5 x jumlah total semester atau 1,5 x 8 semester alias 12 semester atau 6 tahun. Akibatnya.... anak jaman sekarang memang lebih banyak menekuni jadwal kuliahnya. Istilah umumnya kupu-kupu alias kuliah - pulang, kuliah - pulang. Mahasiswa sekarang umumnya berlomba-lomba lulus dengan predikat cum laude dalam waktu sesingkat-singkatnya, yaitu 3,5 tahun atau 7 semester saja. Ini sangat dimungkinkan dengan adanya semester pendek di akhir tahun ajaran.

Contoh lainnya adalah orang yang sudah menunaikan ibadah haji, walaupun tidak semua, seringkali merasa dirinya lebih suci daripada yang belum berhaji. Tetapi... seringkali juga masyarakat sekitarnya yang memperlakukan para haji dan hajjah itu secara berlebihan. Dianggap lebih mumpuni dalam hal agama, padahal belum tentu. Jadi memang ada yang "merasa lebih suci/alim". Nah ini yang disebut snob .... tapi apapun juga, menurut saya, berhaji/menunaikan ibadah haji adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim. Lepas dari apakah seseornag memang lebih "tahu" mengenai agamanya tetapi minimal peristiwa menunaikan ibadah haji diharapkan menjadi tonggak untuk kemudian yang bersangkutan menjadi orang dan pribadi yang lebih baik dalam segala hal. Jangan sampai berhaji dan berumrah berulangkali tapi bermaksiat, terutama korupsi jalan terus.
Perilaku snob lainnya yang banyak terlihat dalam masyarakat adalah yang berkenaan dengan gelar akademis. Banyak orang mengejar dan kemudian menyematkan gelar S1,S2,S3 baik di depan maupun di belakang namanya. Bahkan kalau perlu gelar professorpun harus pula disandangnya. Mengajar di berbagai universitas menjadi kebanggaan yang harus dan sangat layak disisipkan di dalam riwayat hidup, supaya dianggap pandai, hebat dan intelek. Tidak lagi peduli apakah gelar-gelar tersebut digunakan sudah sesuai dengan ilmu pengetahuan yang sudah diserapnya atau tidak.
Konon, ada beberapa macam snob dilihat dari cara dan perilaku orang tersebut berperilaku, antara lain:
  1. The Name Snob: adalah orang yang selalu menyebut benda dengan cara menyebut merek terutama bila merek yang disebutnya dikenal sebagai merek dagang "kelas premium". Misalnya Si A naik angkot, tapi ketika ditanya temannya dia naik apa, dia mengatakan naik Mercy.
  2. Kennedy-it is Snob: Kebiasaan manusia untuk menutup-nutupi asal usul yang sebenarnya. Misalnya orang yang berasal berasal dari keluarga sangat sederhana, tetapi selalu memakai pakaian bagus dan bermerek supaya dikira berasal dari keluarga berada.
  3. Auto-Phobia Snob: perilaku manusia, biasa disematkan pada perempuan dengan sebutan cewek materialis. Ketika cowok barunya mengajak jalan-jalan naik motor, maka tiba-tiba dia bilang sedang masuk anginlah, capek lah, dll. Hal ini disebabkan karena perempuan tersebut memang berasal dari keluarga berada yang tidak pernah naik motor. Selalu naik mobil, sehingga ada rasa takut bila berkendaraan motor.
  4. Shopping Secrets Snob: Ini adalah perilaku orang yang kemampuannya atau selalu berkeinginan berbelanja di toko yang menjual barang-barang murahan tetapi malu kalau sampai ketahuan teman. Maka, dia menyuruh orang lain untuk membeli barang diinginkannya.
  5. Bling Bias Snob: Perilaku masyarakat atau orang yang menilai kesuksesan orang lain hanya dari segi kekayaannya saja. Tidak kepada kepribadiannya, kepandaiannya, dll. Atau bahkan dia tidak peduli apakah kekayaan tersebut diperoleh dari dan dengan cara-cara yang halal atau cara yang haram.
  6. Food Fears. Seringkali, kita bertemu rekan atau keluarga yang sok gengsi. Tidak mau makan di warteg dengan alasan kesehatannya kurang terjamin dan alasan lain-lainnya. Yang bersangkutan juga seringkali menonjolkan diri seolah-olah dia terbiasa makan di restoran mahal. Padahal sebetulnya, dia belum pernah makan di restoran berkelas.
  7. Label Mania Snob; Nah ..... yang satu ini, rasanya sangat umum di Indonesia. Gila merk. Sepatu, baju, arlojo, dan lain-lain yang digunakannya harus dari merk terkenal. Tidak peduli atau mungkin jugatidak tahu kalau barang yang dibelinya barang imitasi. Atau.... kalaupun barang asli, maka saat memakainya, selalu diupayakan agar orang disekitarnya melihat, tahu dan sadar bahwa yang bersangkutan memakai barang bermerek.
  8. Gift Gripes Snob: Perilaku ini juga sangat menyebalkan, yaitu orang yang melihat dan menilai pemberian dari orang lain dari harga barang yang diterimanya. Semakin mahal harga barang pemberian tersebut, maka dia menganggap pemberinya adalah teman baiknya.
  9. Supermarket Snobbing Snob; Ini adalah perilaku orang yang meremehkan orang lain dari apa yang dibelinya saat berbelanja. Misalnya saja, kala dia melihat ada orang membeli kangkung, si pembeli kangkung itu dianggapnya sebagai orang kampung atau miskin.
  10. Pet Peeves Snob; Memelihara binatang piaraan yang mahal-mahal, memang seringkali identik dengan kebiasaan orang berada. MAka orang yang memiliki binatang peliharaan yang membutuhkan biaya tinggi dan diluar kemampuannya, sehingga harus berhutang, juga merupakan salah satu perilaku snob jenis ini.
  11. Knowing All Snob. Ini yang paling banyak di Indonesia. Yaitu sikap yang sok tahu dan sok mengerti segala-galanya, padahal latar belakang pendidikannya, pengalaman kerjanya atau pengalaman hidupnya tak mendukung. Memang belum tentu benar. Bisa saja dia menguasai bidang pengetahuan diluar pekerjaan atau latar belakang pendidikannya karena yang bersangkutan gemar membaca. Tetapi .... lama kelamaan, tentu akan terlihat apakah orang tersebut termasuk jenis snob atau bukan.
Kira-kira.... begitulah dan begitu banyak jenis snob atau sok yang ada dan tumbuh dalam masyarakat. Initinya, snob adalah pendapat atau sikap/perilaku yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Semoga kita tidak termasuk dalam orang-orang yang snob.
Bukankah lebih baik mengamalkan ilmu padi? Semakin berisi, semakin merunduk ....

Jumat, 05 Agustus 2016

Belitong hari ke 2; TANJUNG TINGGI - KEPAYANG - LENGKUAS

Morning call dijadikan sebagai panggilan untuk makan pagi jam 06.00. Memang terlalu pagi untuk sarapan, tapi dalam setiap perjalanan wisata, ritme biologis memang harus dan mesti ikut menyesuaikan. Kebiasaan-kebiasaan rutin pagi hari harus diselesaikan setelah makan pagi agar jadwal hari ke 2 yaitu Island Exploring yang oleh biro perjalanan diberi nama Island's Hopping dan sebetulnya baru akan dimulai jam 08.00, tidak terganggu.

Sebelumnya, dalam petunjuk perjalanan, sudah disampaikan bahwa untuk perjalanan island's hopping, peserta diminta untuk membawa pakaian ganti, topi, kacamata hitam, sepatu atau sandal tahan air dan tentunya sun block. Selain itu, tak lupa dipesankan untuk membawa makanan kecil/cemilan dan air minum cadangan. Selain karena untuk naik dan turun perahu, peserta harus turun ke air menuju pantai. Tidak akan ditemukan dermaga di pantai. Selain itu, kita belum juga tentu bisa menemukan pedagang minuman atau makanan selama perjalanan dari pulau ke pulau. Maka... jadilah perjalanan hari itu, bawa gembolan berisi pakaian ganti, cemilan dan botol minuman.


Bebatuan di Tanjung Tinggi
Selain soal pakaian, minuman dan peralatan tersebut, kami juga diwanti-wanti untuk tidak membuang sampah sembarangan ... Bagus, kan.....?! Biarpun "orang kota", dan memiliki profesi intelektual, namun seringkali kelakuan membuang sampah sembarang, masih sering terjadi. Peserta juga diingatkan untuk tidak mengutak-atik kerang atau apapun yang menempel di permukaan bebatuan di pulau atau pantai yang ditemui. Bukan saja karena merusak lingkungan, tetapi juga karena ditakutkan kerang-kerang tersebut akan melukai kulit.

Perjalanan di hari ke dua ini adalah menuju pantai yang berada di wilayah utara pulau Belitong serta pulau-pulaunya yang ke semuanya dipenuhi oleh susunan bebatuan yang sangat indah . Situs pertama yang dikunjungi adalah pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang dipenuhi dengan bebatuan granit yang sangat besar dan sangat beragam ukurannya mulai dikenal khalayak sejak keindahannya diangkat dan diekspos dalam film LASKAR PELANGI oleh Miles Film milik Mira Lesmana. Walau keindahan struktur bebatuan granit tersebut pernah dilihat di film tersebut, namun menyaksikannya dari dekat, tentu merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Bukan saja karena kekaguman terhadap susunan bebatuan granit yang besarnya sangat luar biasa tetapi juga akan kebeningan air lautnya serta pasir pantainya yang putih dan sangat halus.

1 jam di Tanjung Tinggi mengamati susunan batu granit dan menikmati pemandangan ke laut lepas, rasanya sangat kurang. Kami harus segera meninggalkan lokasi menuju pantai Kelayang yang merupakan departing point untuk memulai island hopping. Di sini, selain mengosongkan kandung kemih sebelum naik perahu tradisional yang telah disewa, peserta dibagi baju pelampung untuk keselamatan perjalanan air antar pulau.

Setelah berbasah-basahan untuk naik ke perahu tradisional bermotor yang diisi sekitar 20 orang, perjalanan pertama dilakukan menuju pulau Kepayang untuk makan siang a la pulau di Kepayang Eco Resort dan tentunya makanannyapun "harus" berasal dari laut. Ikan bakar, sup ikan, cumi goreng, kangkung belacan dan entah apa lagi ... Walau namanya :keren" dalam bahasa inggris, sesungguhnya resto ini hanya "warung terbuka" sangat sederhana. Nggak apalah ..... yang penting rasa makanannya enah. Entah enah betul atau rasa lapar menyebabkan makanan apapun yang ditemui menjadi sangat enak rasanya.
perahu wisata

Usai mengisi perut, perjalanan dilanjutkan menuju pulau pasir. Pulau pasir biasanya bisa dinikmati saat air sedang pasang surut, sehingga akan muncul "daratan pasir" seluas lapangan bola. Sayangnya, saat kami kunjungi, sedang pasang naik, sehingga pasir tertutup air laut setinggi sekitar 10cm. Apa yang dicari di pulau pasir?

PATRICK ..... 
Ayo apa tuh si patrick?  
Patrick adalah panggilan untuk binatang laut berbentuk bintang dalam film serial tv SPONGE BOB. Ramailah orang yang mau berbasah-basah turun ke laut, mencari patrick dan berfoto....
light house aka mercusuar Lengkuas

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju pulau Lengkuas. Apa yang akan dilakukan di pulau tersebut? Tujuan wisata kepulauan Belitong, pada umumnya adalah melihat pemandangan indah dari bebatuan. Hampir semua pulau di perairan tersebut memiliki gerombolan bebatuan bewarna putih membalut tepian pantai. Beberapa di antaranya bebatuan tersebut yang malah membentuk pulau kecil dengan beragam bentuk, ketinggian dan susunannya. Sangat indah dipandang. 

Wisata utama pulau Lengkuas adalah naik ke mercusuar setinggi kurang lebih 60 meter  di atas permukaan air laut atau setinggi 18 lantai dan menaiki tangga sebanyak 18 x 18 anak tangga atau 324 anak tangga untuk naik dan menuruni jumlah anak tangga yang sama. Mercu suar yang dibangun pada tahun 1882 ini terbuat dari besi baja yang dicat putih. Dari lantai teratas, kita bisa memandang laut lepas. Karcis untuk menaiki mercu suar, sangat murah. Hanya 5 ribu rupiah, namun tantangan terberat terutama bagi orang yang sudah berusia lanjut adalah mengalahkan diri sendiri untuk tetap bertahan dan sabar menjejakkan kaki pada anak tangga satu persatu. Apalagi, kekuatan jantung dan nafas tentu sudah jauh berkurang.Belum lagi masalah yang mengganggu kekuatan tempurung lutut menahan berat badan yang sudah meningkat banyak bila dibandingkan saat muda dulu.
pulau batu dari mercusuar

Sebagian besar peserta, hanya duduk-duduk saja di warung-warung tepi pantai. Sadar akan usia dan kekuatan badan. Menjaga agar jangan sampai ada yang terkena serangan jantung akut.

Usai (lagi-lagi) berfoto, menikmati segarnya angir laut di ketinggian mercu suar oleh sebagian kecil peserta, perjalanan menuju satu pulau lagi terpaksa dibatalkan. Mungkin pengemudi perahi melihat hari sudah menjelang sore. Takut akan peralihan kondisi laut yang mulai pasang naik dan biasanya akan memunculkan riak gelombang yang lebih besar. Beruntung udara sangat cerah sehingga kami tidak mengalami badai di tengah laut seperti yang dialami teman saya beberapa bulan sebelumnya. 

Sebelum kembali ke pantai, perahu menuju suatu titik dekat pulau Lengkuas untuk memberi kesempatan bagi yang ingin menikmati snorkling sekitar 30 menit, lalu melaju memecah gelombang yang memang terasa lebih besar dibanding saat kami berangkat pagi hari. Namun demikian, keindahan alam dan pulau bebatuan yang dilihat hampir di sepanjang perjalanan membuat kami sedikit melupakan ayunan perahu saat memecah besaran gelombang laut. Pulau kepala burung garuda.
pulau kepala garuda

Sungguh ... dua hari perjalanan di Belitong ini seolah menjadi perjalanan napak tilas buku Laskar Pelangi dan keindahan bebatuan yang berada di sepanjang perjalanan di kepulauan sekitar Belitong membuat ketakutan akan perjalanan air/laut terlupakan. Lelah, tentu.... tapi semua terbayar lunas dan kami merasa sama sekali tidak rugi mengunjungi Belitong. Kawasan tujuan wisata "baru" yang sangat layak dikunjungi.

Tiba di hotel dan setelah mandi dan beristirahat sejenak, kami dijemput untuk .... konon katanya "GALA DINER" di tempat lain, yang sayangnya menjadi anti klimaks dari seluruh keindahan siang. Sajian makanannya sangat jauh dari standar gala diner... Ya sudahlah .... 

PERJALANAN WISATA BELITONG - H1


Mie Belitong Atep
Sekitar 2 bulan yang lalu, saat suami memberitahu bahwa kantornya akan mengadakan family gathering ke Belitong, saya yang biasanya agak malas untuk "jalan-jalan" yang berhubungan dengan air, menjadi sangat tertarik. Namun ternyata tidak demikian dengan si anak. Apalagi setelah melihat jadwal kumpul rombongan.... Alamak .... harus sudah kumpul di bandara jam 03.30 pagi untuk keberangkatan jam 0.600  ...., itu sih alamat nggak bisa tidur semalaman deh .... sehingga harus dengan "susah payah" membujuk anak untuk ikut perjalanan wisata ini. Apalagi pekerjaan kantor juga lagi semrawut akibat perubahan mendadak yang terjadi di kabinet yang ternyata berimbas juga ke kantor.
Jadi, setelah negosiasi sedikit dan hitung-hitungan waktu perjalanan dari rumah ke bandara Cengkareng, maka kami keluar rumah sekitar jam 03.30 untuk tiba persis seperti prediksi, sekitar 1 jam kemudian.
Perjalanan dengan citilink berjalan dengan aman sentosa, apalagi rombongan sudah dibekali dengan sekotak kue dan aqua. Maklum, low cost carrier ..... Kalau mau makan, silakan beli dan keluarkan uang sendiri....!!! Tiba di bandara HAS Hananjudin -  Tanjung Pandan, sudah ditunggu oleh pemandu wisata, Herry.... yang kemudian diketahui sangat komunikatif dan ada saja cerita konyol yang logis.
Restoran Fega di tepi danau Bandung
Tujuan pertama adalah restoran Hanggar 21 untuk menyantap mie Belitong Atep. Ini adalah mie khas Belitong dan Atep.... sayang saya lupa tanya apakah itu nama pemiliknya atau nama warung pertamanya yang berlokasi di pusat kota Tanjung Pandan.
Usai makan pagi, saya pesan pempek dan minum air jeruk kunci hangat khas Belitong, perjalanan dilanjutkan ke arah timur pulau Belitong atau dikenal sebagai Belitong Timur dengan ibukotanya di Manggar. Konon Manggar adalah kampung asalnya YIM. Belitong ternyata cukup hijau dan selama perjalanan ke Manggar dan Gantong, hampir di sepanjang perjalanan terlihat air danau kebiruan, yang ditengarai adalah danau yang terbentuk akibat bekas galian tambang. Jalan rayanyapun sangat mulus dan sepi. Tidak banyak kendaraan melintas. Jadi jarak yang cukup jauh dari Tanjung Pandan ke Manggar, bisa ditempuh hanya dalam waktu 1 jam saja.
kuil dewi Kwan Im

Mengingat hari pertama perjalanan adalah Jum'at, maka tujuan awal ke kuil dewi Kwan Im, diubah menjadi makan siang di Restoran Fega yang terletak di tepi danau Bandung. Memberi waktu bagi para lelaki untuk menunaikan shalat Jum'at. Usai makan siang dengan menu sea food yang sedap, perjalanan dilanjutkan ke kuil dewi Kwan Im. 

Terletak di atas bukit, kuil dewi Kwan Im didominasi dengan warna merah dan hijau, begitu juga dengan railing tangganya. Warna khas kuil Cina. Sayangnya patung sang dewi masih terbungkus dan di kakinya banyak pekerjaan sipil sedang dilaksanakan.
Tujuan ke dua adalah ke Gantong, mengunjungi rumah Ahok ..... salah satu "mantan" bupati Belitong Timur yang fenomenal. Kenapa harus berkunjung ke rumah Ahok? Rupanya, kontroversi yang dibuat oleh Ahok saat ini sebagai gubernur di ibukota negara, membuat orang yang berwisata ke Belitong menjadi penasaran dengan kampung dan rumahnya. Apalagi, Ahok juga merupakan orang pertama non pribumi yang berhasil menjadi bupati di Belitong Timor. 


Rumah kediaman keluarganya yang berlantai 2, sangat megah. Di halaman sebelah kirinya ada galeri batik Belitong yang menjual selain batik juga berbagai asesori, kaus, souvenir dan kue-kue kering buatan "mama Ahok". Entah bagaimana caranya, saat hendak meninggalkan galeri untuk kembali ke bus, tiba-tiba dari kejauhan saya melihat seorang ibu berpakaian motif bunga yang cerah berdiri di depan pintu rumah melayani pengunjung yang ingin berfoto.... Komersial...? entahlah...... . Di depan rumah batu 2 lantai itu, terdapat rumah panggung dengan papan nama Rumah Ahok, tempat orang bisa minum kopi dan menjual kue kering yang juga dilabeli "buatan mama Ahok"
Pemandangan bekas galian tambang
Usai mencicipi kopi di rumah Ahok, bayar lho ....., tujuan selanjutnya adalah replika SD Muhamadiyah Gantong yang terkenal karena film Laskar Pelangi, di lokasi bekas tempat shooting film tersebut. Konon bangunan aslinya memang sudah roboh dan di atasnya sudah dibangun gedung baru. Setelah itu, sambil kembali menuju Tanjung Pandan yang terletak di Belitong Barat, kami mampir ke museum kata Andrea Hirata. Sayang, sudah sore, dan museum sudah tutup. 

Selain itu, kelelahan karena bangun terlalu dini, menyebabkan peserta ingin segera beristirahat di hotel. Minimal, tidur di bus ber AC dengan jalan yang sangat mulus dan tanpa macet sama sekali di sepanjang perjalanan.
Tiba di Tanjung Pandan, kami "digiring" ke restoran untuk makan malam, agar setiba di hotel "Grand Hatika", kami bisa langsung beristirahat tanpa gangguan lagi. Begitulah perjalanan hari pertama di tanah Belitong.

BELITONG - LASKAR PELANGI - ANDREA HIRATA

posisi Belitong dalam peta Indonesia
Belitung atau Belitong dalam bahasa setempat, atau dulu dikenal sebagai Billiton adalah sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatra, Indonesia, diapit oleh Selat Gaspar dan Selat Karimata, di sebelah utara dibatasi oleh Laut Cina Selatan. Tepatnya, Belitong berada di perairan antara Sumatera dan Kalimantan, yang dahulu kala masuk ke wilayah provinsi Sumatera Selatan..... 
***
Andrea Hirata adalah pahlawan bagi masyarakat Belitong.... begitu pernyataan Herry sang pemandu wisata. Berlebihan...? Rasanya tidak sama sekali. Berkat cerita yang dituliskannya dan diterbitkan dalam bentuk buku berjudul LASKAR PELANGI, maka dimulai dengan para pecinta buku, kemudian setelah didahului dengan promosi masif dan beredarnya film Laskar Pelangi, seluruh mata mulai memandang tanah belitong sebagai tujuan wisata alam yang sangat indah di bumi Indonesia.  
Sejak dulu, pulau ini terkenal dengan lada putih (Piper sp.) yang dalam bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih (Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit. Tetapi ..... siapa yang pernah meliriknya dan berminat mengunjunginya, kecuali para pekerja (staff dab karyawan) tambang Timah? Itupun mungkin dengan sangat terpaksa bertempat tinggal di pulau kecil di tengah laut luas, karena kebutuhan dasar manusia.... Memenuhi hajat hidup dalam mencari uang, bekal pembeli sesuap nasi....

Setelah pemisahan dengan provinsi Sumatera Selatan menjadi provinsi Bangka - Belitung (BABEL), Belitung kemudian terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Belitung, beribukota di Tanjung Pandan, dan Belitung Timur, beribukota Manggar namun kota utama pulau Belitong adalah Tanjung Pandan. Disitu pula letak bandar udara H.AS Hananjudin. Sebagian besar penduduk, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai, sangat akrab dengan kehidupan bahari yang kaya dengan hasil ikan laut. Berbagai olahan makanan yang berbahan ikan menjadi makanan sehari-hari penduduknya. Kekayaan laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk Belitung. Sumber daya alam yang tak kalah penting bagi kehidupan masyarakat Belitung adalah timah. Usaha pertambangan timah sudah dimulai sejak zaman Hindia Belanda. Penduduk Pulau Belitung umumnya adalah suku Melayu (bertutur dengan dialek Belitung) dan keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka.
Belitong sempat menjadi perhatian masyarakat ibukota, utamanya mereka yang bergerak di bidang pemerintahan dan politik, tatkala seorang dari etnis Cina berhasil menjadi bupati Belitong Timur dan kemudian berusaha untuk maju menjadi calon gubernur Bangka Belitung dan .... sudah kita ketahui kemudian, gagal dalam pemilihan. Bagi sang calon, mungkin ini adalah suatu blessing in disguise, karena akhirnya dia menjadi orang nomor satu di ibukota negara.

Sampai disinipun, perhatian masyarakat ke wilayah Belitong masih relatif "adem-adem saja" .... berlalu bersama angin dan waktu... sampai kemudian, masyarakat terutama para pencinta buku tergugah dengan cerita tentang bocah anak kuli tambang timah bernama Ikal yang dengan teman-temannya yang merupakan generasi terakhir dari SD Muhamadiyah Gantong beserta ibu guru Muslimah. Buku karangan Andrea Hirata Seman yang diperkirakan sebagai "true story" pengarangnya melalui sosok Ikal menjadi sangat fenomenal sekaligus juga mengantarkan ibu guru Muslimah yang sederhana menjadi tokoh pendidik panutan. Media ramai memberitakannya bahkan Kick Andy mengundang Andrea Hirata beberapa kali ke studionya, salah satunya juga menyertakan teman2 dan ibu guru Muslimah.
Kisah inspiratif ini kemudian diangkat ke dalam sebuah film besutan Miles Film dengan sutradara Riri Riza dengan judul sama, yaitu LASKAR PELANGI yang juga menjadi sangat fenomenal dengan raihan penonton tertinggi hingga kini. Film inilah yang kemudian berjasa mengangkat keindahan alam Belitong dengan segala budaya yang berbalut dengan romantisme cerita anak kampung Gantong.
Sejak itulah keindahan alam Belitong dikenal "orang luar" dan mulai diburu sebagai tujuan wisata "baru" yang mengangkat pamor wisata serta meningkatkan perekonomian Belitong. Jadi memang sangat tidak berlebihan bila masyarakat setempat menganggap bahwa Andrea Hirata adalah pahlawan masyarakat Belitong.

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...