Nintendo kembali menunjukkan tajinya mempengaruhi dunia dengan
game yang diterbitkannya. Dalam suasana Idul FItri di Indonesia, Nintendo
melepas mobile game untuk dimainkan penggemarnya di Amerika, New
Zealand, dan Australia. Walau terbatas pada negara–negara tersebut, hal
tersebut tidak menghalangi pemain di negara lain untuk mengunduh dan memainkan
game ini termasuk di Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk dapat mengunduh
dan memainkan game buatan Niantic yang terkenal tersebut. Akibatnya dalam waktu
singkat Pokemon Go mewabah di segala penjuru
dunia.
Adakah
dampak positif dari permainan interaktif yang memanfaatkan kecanggihan
telekomunikasi kekinian ini? Yang sangat jelas terlihat adalah
"kecanduan–addicted" luar biasa, yang membuat pemain terpaku pada
layar gadget di tangan dan lupa dengan kondisi dan apa yang terjadi di
lingkungan sekitar. Incident &
accident akibat dari keterlenaan bermain dan mencari
"tokoh" pokemon sudah mulai terjadi....
Memainkan
game ini, ternyata memang dapat menimbulkan masalah yang berbahaya bagi orang
yang memainkan para monster lucu ini. Beberapa potensi masalah yang akan
terjadi saat memainkan game Pokemon GO, adalah sebagai berikut:
Serangan
Malware.
Saat
ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang belum masuk daftar rilis resmi
game Pokemon GO dan para penggunanya mengunduh game ini secara illegal, salah
satunya dengan cara mengunduh file apk dan kemudian install ke dalam android
mereka masing–masing. Namun, download file apk dari situs selain Google
Playstore memiliki potensi yang berbahaya karena diperoleh dari pihak ketiga
sehingga tidak ada jaminan keamanan dari file apk yang diunduh.
Ketenaran
Pokemon GO juga disadari oleh para pihak yang tidak bertanggung jawab ini dan
sangat mungkin mereka membuat apk Pokemon GO yang sudah disusupi malware. Jika
Anda install apk yang sudah disusupi malware ini maka para oknum tersebut akan
memiliki akses dan kendali ke dalam perangkat android Anda. Padahal sebagian
besar aktivitas digital Anda, seperti misalnya internet/sms banking, dilakukan
pada perangkat smartphone tersebut, sehingga potensi bahaya tersebut sangat
tinggi.
Perampokan.
Salah
satu gameplay utama dari Pokemon GO adalah meminta Anda untuk jalan keluar
rumah dan memburu Pokemon liar di berbagai tempat. Memang, Niantic dan Nintendo
tidak mengizinkan Anda berburu saat mengendarai kendaraan bermotor, demi
keamanan pemain sehinggaAnda terpaksa jalan kaki keliling–keliling dalam
berburu Pokemon yang muncul di radar (layar smartphone) Anda.
Kita
sangat mengetahui bahwa tingkat kriminalitas di Indonesia, sangat tinggi.
Berjalan sendirian sambil memegang smartphone Anda di depan umum itu sama saja
dengan mengundang bahaya. Kelengahan akibat keasyikan bermain Pokemon Go
mengundang penjahat mencoba merebut smartphone anda. Halte Transjakarta
merupakan lokasi ideal di mana, sambil menunggu datangnya bis, para pemain
Pokemon GO bisa mengadu Pokemon miliknya dengan pemain lain di lokasi virtual
tersebut.
Lingkungan
sekitar yang berbahaya
Ada
peringatan utama dari Niantic saat kita menyalakan game Pokemon GO, yaitu
WASPADA dengan lingkungan sekitar. Masalahnya…. Seberapa besar perhatian anda
terhadap peringatan tersebut, kalau sudah “terlena dan terpaku” pada keseruan
permainan?
Akibat
terlalu fokus kepada radar pokemon atau terpaku pada layar smartphone, Anda
bisa saja jatuh ke dalam got atau lubang yang berada di jalan, menyeberang
jalan raya atau rel kereta api tanpa lihat ke kiri/ke kanan. Kota–kota di
Indonesia bukanlah kota yang bersahabat bagi pejalan kaki. Tempat berjalan kaki
pada umumnya memiliki banyak hambatan yang tidak nyaman bagi para penggunanya,
entah berupa lubang, adanya pedagang kaki lima maupun pengguna motor yang
nyelonong naik trottoir.
Selain
bahaya fisik, ada juga bahaya sosial. Seperti misalnya jika Anda tiba-tiba
sembarangan melewati pekarangan rumah orang, masuk ke ruangan rapat di kantor
karena Anda ingin mendapatkan Pikachu di dalam ruangan rapat saat para bos
sedang rapat, misalnya atau sampai dengan menyelonong masuk ke dalam masjid
saat sedang ada shalat berjamaah.
Seorang
teman bercerita, bahwa rekan2 kerja anaknya, tiba2 berloncatan dan berlari
untuk mengejar keberadaan Pikachu di salah satu pusat perbelanjaan yang berada
cukup jauh dari kantor mereka. Saya membaca berita bahwa ada orang yang sampai
rela mengejar entah tokoh mada dari Pokemon Go itu hingga ke Lembang... Tengah
malam pula...
Begitu
juga dengan memainkannya saat sedang berkendara meskipun Niantic sudah menerapkan
keamanan untuk mencegahnya.
Pengeluaran
uang yang tinggi.
Seperti
game mobile pada umumnya, Niantic dan Nintendo mengandalkan in apps purchase
sebagai pemasukan revenue utamanya dan Pokemon GO tergolong cukup agresif dalam
mencari pemasukan lewat cara ini. Selain mata uang digital yang dijual di dalam
game yang harus dibeli dengan uang sungguhan, Pokemon GO juga menjual berbagai
macam item yang menggunakan uang sungguhan di dalamnya.
Anda
ingin menangkap Pokemon maka Anda membutuhkan Pokeball yang terbatas. Untuk
memperolehnya dalam jumlah yang memadai, maka Anda harus mengeluarkan uang.
Untuk melatih pokemon, lagi-lagi cara yang cepat adalah dengan menggunakan
uang. Dan seterusnya…
Jika
Anda tidak mampu mengendalikan nafsu bermain dan menahan diri dalam pengeluaran
uang di dalam game tersebut, maka Anda harus bersiap-siap untuk kembali
berpuasa. Yang pasti penghasilan/keuangan bisa terkuras. Terlebih lagi bagi
yang terbiasa menggunakan kartu kredit untuk melakukan segala macam transaksi
digital. Kemudahan tersebut dan efek ‘bayar belakangan’ dapat menguras isi
tabungan dengan cepat.
Bertengkar
akibat persaingan.
Pokemon
GO begitu fenomenal. Dalam waktu kurang dari seminggu, jumlah pemainnya sudah
hampir menyaingi jumlah pengguna Twitter dari seluruh dunia. Padahal game ini
belum resmi dirilis di negara-negara selain Amerika, New Zealand, dan
Australia.
Tak
heran jika para pemain dapat saling bertemu di manapun berada. Semakin banyak
yang main, berarti akan semakin tinggi pula tingkat persaingan. Jika sebelumnya
persaingan di game hanya terjadi di dalam dunia virtual, pada game ini
persaingan akan terjadi langsung di dunia nyata. Karena pemain baru bisa
mengadu pokemon jika berada di dalam satu tempat yang berdekatan (di Pokemon
Gym).
Jika
tidak hati–hati, hal ini berpotensi terjadi pertengkaran karena persaingan yang
terjadi di dalam satu tempat itu. Tidak semua orang memiliki jiwa besar dalam
mengakui kekalahan dan tidak semua orang memiliki kebijakan untuk tidak
menyombongkan diri. Tidak heran bila pemerintah Amerika dan
beberapa negara lainnya melarang permainan ini.
Di
Indonesia, Pokemon Go secara resmi belum beredar... namun permainan ini sudah
mulai mewabah. Bukan saja dimainkan oleh remaja, tetapi juga oleh executive
pemula/muda dan bahkan ibu muda. Entah kegilaan
macam apa yang dibawa oleh permainan ini... hingga mereka tersihir sedemikian rupa.
Haruskah
pemerintah
Indonesia juga melarang masuknya permainan ini ke Indonesia, sebelum terjadi
hal2 yang tidak diinginkan, walau terasa "sukar" mem banned nya
mengingat luasnya akses untuk mengunduhnya?