Hari Jum'at 25 Agustus 2017, setelah tahun lalu dan awal Februari 2017 lalu, absen menghadiri acara Wisuda sarjana, pada awal tahun ajaran baru ini, keisengan untuk ikut hadir pada acara tersebut muncul lagi.
Iseng ...? Bisa jadi .... untuk pengalih rasa jenuh dari kerjaan kantor .... kebetulan juga sudah berjalan selama sekitar 11 tahun, undangan untuk menghadiri acara ini selalu hadir. Bolehlah, sesekali menanggalkan identitas pribadi untuk masuk ke dalam identitas sebagai istri... hehe...
Jadi ...., setelah supir pak Boss usai shalat Jum'at, dan saya sendiri juga sudah menunaikannya ... dengan agak rebyek, karena kekhawatiran macet akibat banyaknya kendaraan menuju kampus UI Depok, saya dan si anak yang juga mahasiswa di departemen yang sama dengan tempat bapaknya mengajar, melundur ke Depok. Walau bila diratik garis lurus, rumah kami hanya berjarak pada radius tidak sampai 1km dari kampus UI, namun jalan memutar yang harus ditempuh bila menggunakan kendaraan beroda 4, menyebabkan waktu tempuh menjadi sekitar + 30 menit. Masih mendinglah, dibandingkan dengan waktu tempuh dari kawasan Lebak Bulus, tempat tinggal kami dulu.
Si anak, agak malas2an diajak... namun emak sedikit memaksa, supaya ada teman mengobrol. Maklum saja ... saya bukan aktifis kegiatan emak2 Dharma Wanita. Bahkan sama sekali tidak pernah aktif, sejak dulu kala ..... jaman emak2 bilang bahwa aktifitas istri di Dharma Wanita berperan penting buat karier suami.
Setelah menjemput suami di "kandang"nya ... kami meluncur ke gedung PAU ... Biasanya emak2 undangan berkumpul disini dulu, icip2 makanan kecil, menjelang acara. Biasanya sekitar 15 menit sebelum rombongan guru besar memasuki tempat acara, emak2 mulai memasuki ruang acara. Mendapat kehormatan duduk di kursi VIP pada arah keluar para guru besar, usai acara wisuda dan penerimaan mahasiswa.
Acaranya sih rutin saja .... Dari tahun ke tahun, urutan acaranya juga persis sama... Yang istimewa tahun ini, atau juga saya baru tahu dan menyadarinya bahwa ada perubahan besar untuk lagu pengiring saat para guru besar masuk ke ruang acara, yaitu Balairung Uinversitas Indonesia.
Bila biasanya, lagu Gaudeamus Igitur yang mengiringi langkah para guru besar dengan jubah kebesarannya ... yang memang ukurannya besar-besar ...., maka saat itu, langkah mereka diiringi lagu SATU NUSA SATU BANGSA ...
Syahdu ...? so pasti .... Malah jadi terharu ...
Tidak kalah terharu dibanding saat mendengar lagu Gaudeamus yang sebetulnya sama sekali tidak dimengerti arti liriknya. Hanya iramanya saja yang memang mengundang haru.
Entah siapa dan karena apa, terjadi perubahan itu..., namun apapun alasannya, keputusan tersebut patut diacungi jempol...
Hidup Universitas Indonesia
VIVA Universitas Indonesia
VIVRE Universite Indonesia
Iseng ...? Bisa jadi .... untuk pengalih rasa jenuh dari kerjaan kantor .... kebetulan juga sudah berjalan selama sekitar 11 tahun, undangan untuk menghadiri acara ini selalu hadir. Bolehlah, sesekali menanggalkan identitas pribadi untuk masuk ke dalam identitas sebagai istri... hehe...
Jadi ...., setelah supir pak Boss usai shalat Jum'at, dan saya sendiri juga sudah menunaikannya ... dengan agak rebyek, karena kekhawatiran macet akibat banyaknya kendaraan menuju kampus UI Depok, saya dan si anak yang juga mahasiswa di departemen yang sama dengan tempat bapaknya mengajar, melundur ke Depok. Walau bila diratik garis lurus, rumah kami hanya berjarak pada radius tidak sampai 1km dari kampus UI, namun jalan memutar yang harus ditempuh bila menggunakan kendaraan beroda 4, menyebabkan waktu tempuh menjadi sekitar + 30 menit. Masih mendinglah, dibandingkan dengan waktu tempuh dari kawasan Lebak Bulus, tempat tinggal kami dulu.
Si anak, agak malas2an diajak... namun emak sedikit memaksa, supaya ada teman mengobrol. Maklum saja ... saya bukan aktifis kegiatan emak2 Dharma Wanita. Bahkan sama sekali tidak pernah aktif, sejak dulu kala ..... jaman emak2 bilang bahwa aktifitas istri di Dharma Wanita berperan penting buat karier suami.
Setelah menjemput suami di "kandang"nya ... kami meluncur ke gedung PAU ... Biasanya emak2 undangan berkumpul disini dulu, icip2 makanan kecil, menjelang acara. Biasanya sekitar 15 menit sebelum rombongan guru besar memasuki tempat acara, emak2 mulai memasuki ruang acara. Mendapat kehormatan duduk di kursi VIP pada arah keluar para guru besar, usai acara wisuda dan penerimaan mahasiswa.
Acaranya sih rutin saja .... Dari tahun ke tahun, urutan acaranya juga persis sama... Yang istimewa tahun ini, atau juga saya baru tahu dan menyadarinya bahwa ada perubahan besar untuk lagu pengiring saat para guru besar masuk ke ruang acara, yaitu Balairung Uinversitas Indonesia.
Bila biasanya, lagu Gaudeamus Igitur yang mengiringi langkah para guru besar dengan jubah kebesarannya ... yang memang ukurannya besar-besar ...., maka saat itu, langkah mereka diiringi lagu SATU NUSA SATU BANGSA ...
Syahdu ...? so pasti .... Malah jadi terharu ...
Tidak kalah terharu dibanding saat mendengar lagu Gaudeamus yang sebetulnya sama sekali tidak dimengerti arti liriknya. Hanya iramanya saja yang memang mengundang haru.
Entah siapa dan karena apa, terjadi perubahan itu..., namun apapun alasannya, keputusan tersebut patut diacungi jempol...
Hidup Universitas Indonesia
VIVA Universitas Indonesia
VIVRE Universite Indonesia