Sabtu, 31 Desember 2011

Ayo, kita sembuhkan diri sendiri...!

Beberapa hari yang lalu, lelah karena acara akhir pekan yang bertubi-tubi, saya merasakan kerongkongan mulai panas dan gatal. Sementara sekujur badan mulai terasa pegal-pegal. Ini adalah gejala awal serangan influensa. Sadar dengan tanda-tanda serangan flu, malam sepulang kantor, saya meminta bantuan di rumah untuk meng ”kop” sekujur punggung dengan cupping apparatus, sambil dipijat-urut. Kop adalah pengobatan tradisional cina. Namun, bisa juga dengan kerikan ... tapi saya kurang suka, karena menyakiti tubuh. Pada akhir ritual kop+pijat+urut, kemudian seluruh badan dilumuri dengan balsam hangat dan kemudian segelas besar rebusan jahe ditambah dengan perasan 2 buah jeruk nipis, hangat-hangat terhidang untuk diminum sampai habis. Usai pijat, baca doa memohon kesembuhan, lalu diteruskan dengan tidur sepuas hati ... Langsung hingga pagi hari dan siap masuk kantor kembali.

Namun rupanya sang virus masih betah dalam tubuh. Keesokan harinya .... gatal dan panas kerongkongan memang sudah menghilang, namun timbul cairan bening dari hidung yang tidak dapat berhenti disertai bersin tak berkeputusan. Pilek menyerang walaupun batuk urung datang dan badan masih terasa pegal. Hari ke dua, masih sepulang kantor ... ritual yang sama, diulangi .......

Hari ke tiga, badan masih terasa pegal .... namun, Alhamdulillah ... seluruh penyakit sudah hilang ... pergi dari tubuh. Tuntas sudah....., tanpa sebutir obat-obatan, kecuali 3 gelas besar rebusan jahe dicampur jeruk nipis, diminum selama 3 hari berturut-turut. Tidak percaya....????
*****

Musim penghujan di Indonesia, yaitu sejak mulai bulan Oktober hingga Maret atau April setiap tahun, konon identik dengan munculnya berbagai penyakit. Mulai dari batuk + pilek, diare hingga demam berdarah dengue. Belum lagi pandemi yang melanda negeri ini, yaitu flu burung yang tidak kunjung hilang. Semuanya tentu berpulang kepada kondisi alam yang buruk, yaitu hujan terus menerus, ditambah dengan sanitasi yang jelek serta lingkungan hidup semakin rusak. Konon, hujan jaman sekarang tidak lagi seperti jaman dahulu, dimana air hujan seringkali digunakan orang untuk konsumsi sehari-hari. Hujan saat ini, terutama yang turun di kota-kota besar, tidak lagi menurunkan air yang jernih seperti dahulu kala, tetapi air sudah agak menghitam, membawa sejumlah polutan yang terkandung di udara dan mengubah air hujan menjadi bersifat asam.

Penyakit langganan yang seringkali diidap orang selama musim penghujan adalah batuk dan pilek. Influensa, bahasa kerennya. Tidak salah bila di setiap musim penghujan berbagai produk obat batuk dan pilek menjadi primadona jualan di berbagai media iklan televisi, menyaingi keramaian gossip kehidupan para selebriti.

Pada tahun 60an dan awal tahun 70an, media iklan belumlah seramai saat ini. Koran dan majalah masih dapat dihitung dengan ke dua jari tangan. Televisipun masih didominasi oleh siaran pemerintah melalui TVRI, yang walaupun masih diijinkan beriklan, belumlah seramai sekarang. Maklum barang yang dijajakan belum beragam dan persainganpun tidak seketat sekarang. Pada tahun 60 an, satu-satunya obat ”cespleng” untuk menyembuhkan batuk, pilek dan masuk angin adalah ”puyer bintang tujuh” atau Naspro, yang ... pahitnya bukan kepalang. Maklum ... bubuk puyer bintang tujuh harus dikonsumsi langsung, karena kapsul mungkin belum diproduksi dan dikenal orang. Entah apakah saat ini ke dua obat tersebut masih diproduksi dan dikonsumsi orang. Namun demikian, guna menghindari rasa pahit terutama bagi anak-anak, masyarakat masih lebih suka menggunakan obat tradisional. Yang paling sering digunakan adalah rebusan segenggam daun saga dengan gula batu, rebusan jahe dengan gula merah atau larutan jeruk nipis dengan kecap manis. Bila penderita flu, terutama anak-anak, disertai dengan demam, maka untuk menurunkan demam, cukup kerikan dengan bawang merah dicampur minyak kelapa. Obat-obatan tradisional ini dipercaya tidak memiliki efek samping, walaupun daya penyembuhnya relatif lebih rendah. Namun ... karena jaman itu obat-obatan kimia belum banyak digunakan orang, dan virus influensapun masih virus ”jinak” maka penyembuhan melalui obat-obatan tradisional ini cukup manjur dan dipercaya masyarakat. Murah, mudah didapat dan aman.

Kini, jaman sudah berubah. Segala macam obat-obatan sudah dengan mudahnya diperoleh. Kita sudah tidak dapat lagi membedakan mana obat-obatan yang dapat dikonsumsi sebagai pertolongan pertama dan mana jenis obat-obatan yang hanya bisa dikonsumsi atas petunjuk dokter. Penggunaan obat-obatan tanpa aturan yang jelas ini mengakibatkan adanya perubahan tingkat imunitas manusia terhadap penyakit. Kemudian, hal ini mungkin mengakibatkan terjadi mutasi genetik dari bakteri/virus sehingga mereka menjadi lebih ganas dari bakteri/virus sejenis generasi sebelumnya.

Lalu, bagaimana kiat kita menghadapi serangan langganan batuk dan pilek di musim penghujan ini? Back to nature !!! Ini kalau kita percaya kepada alam. Batuk dan pilek umumnya menyerang manusia yang tubuhnya tidak dalam kondisi prima. Kondisi tidak prima dapat disebabkan oleh kelelahan yang luar biasa, kurang tidur atau kurang mendapat asupan makanan dan gizi yang memadai untuk membentengi tubuh dari serangan bakteri/virus yang sebenarnya setiap saat mengisi ruang udara di sekitar manusia. Kalau kita menyadari sebab-sebab timbulnya serangan batuk dan pilek, maka penyembuhannya cukup sederhana; kembalikan tubuh kita ke dalam kondisi yang prima …. Istirahat yang cukup dan makan makanan yang segar dan bergizi.
*****

Ayo coba dong ..... murah meriah, ... tanpa effek samping .....
Back to nature ...
Biarkan alam bekerja....
Jangan jejali tubuh kita dengan racun-racun kimiawi ...
Biarkan tubuh menyembuhkan diri sendiri ......
Karena ... begitulah keseimbangan alam ......

Lebak bulus, 28 januari 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...