Pagi ini, saat datang ke kantor, saya merasa ada yang agak aneh dengan penampilan Ina, sekretaris bos. Jadi saya mampir ke mejanya...!
"Ada apa Na, kok gak seperti biasanya..?
“Ada rampok mbak …..!!”
“Hah ….? Dimana …, kapan?”
”Masuk ke rumah..., semalam...!”
Walaupun belum pernah mampir ke rumah Ina, tapi saya bisa membayangkan bahwa rumah Ina yang besar dengan halaman yang luas, bisa jadi, selalu jadi incaran rampok. Apalagi , kalau dengar deskripsi Ina mengenai rumahnya, banyak celah yang memungkinkan rampok menyelinap masuk. Ditambah lagi, saat ini menjelang lebaran. Kebutuhan rumah tangga meningkat sementara harga meningkat luar biasa dan banyak pengangguran lagi. Kontradiktif juga ya, alih-alih memperbanyak ibadah dan bertaubat, eh malah cenderung mengingat kebutuhan duniawi!
Sejak saya tinggal di kawasan lebak bulus 6 tahun lalu, rumah kami sudah 2 kali kemasukan rampok. Untung mereka tidak masuk kamar kami yang selalu tidak terkunci dan hanya mengambil sedikit barang yang berada di ruang keluarga. Bayangkan kalau sampai masuk kamar dan mengancam kami ... hiiiiii, ngeri, pastinya.
”Gimana kejadiannya..?”
”Tadi pagi ... pembantuku gedor pintu kamar. Aku pikir ’mbangunin sahur. Jadi aku jawab iya.. begitu aja. Tapi dia nggedor makin keras ... sambil teriak-teriak ... ibu ... buka...., ibu... buka pintunya..., begitu berulang kali. Jadi kubuka pintu, sedikit .. Untung pintu kamar pake slot dan gelap. Jadi begitu dia masuk, langsung kututup lagi. Di dalam ... dia langsung ngomong ... rampok bu .. rampok ... rampok..., begitu nggak putus2, sambil gemetar ketakutan”
”Untung, rampoknya nggak ikut masuk kamar”
”Kelihatannya dia nunggu di lantai bawah ...., jadi aku berteriak ... rampok...rampok ...!!! Tapi, mbak, namanya gugup dan ketakutan ... suaraku nggak keluar ...., aku meraba-raba seisi kamar sambil gemetaran, cari intercom untuk hubungi adikku di kamar lain ..., sialnya kabelnya lagi dicopot.”
”Lampu nggak dinyalain...?”
”Nggak berani ... untung aja, senter dikamar selalu ada ditempatnya. Jadi, aku suruh Wina ambil senter. Sementara aku pake intercom, kusuruh dia nelpon satpam komplek”
”Beruntung, satpam cepat datang ya....!!”
“Nggak juga …, gimana mau datang, yang keluar dari mulut Wina Cuma … rampok pak, rampok pak… gitu aja berulang kali … maklum ketakutan…! Aku juga begitu, … waktu aku intercom adikku … gugup banget.”
“Terus…?”
“Adikku berhasil lolos keluar rumah dan teriak … rampok … rampok ….!!!”
“Tertangkap dong…?
“Nggak … karena sebelum keluar kamar, adikku teriak-teriak dulu. Mungkin si rampok ngedenger teriakan … jadi, dia sempat kabur ….”
“Aduh … alhamdulillah, kamu selamat …….”
“Iya nih … aku masih ngaderekdek, sampe sekarang ... masih terasa lemesnya…!”
“Iyalah … ngerti, saya juga pernah ngalamin tuh…!”
Ina, lalu bercerita,, bahwa usai sahur yang sama sekali tidak nikmat, karena seisi rumah masih tercekam perasaannya, mereka menyusuri halaman rumah dan menemukan peralatan rampok yang tertinggal serta melihat jalan masuk ke rumah.
“Jadi sebetulnya, gimana asal muasal si rampok masuk ke rumah….?”
“Mungkin ... mereka berdua masuk dari teras samping ..., lalu masuk ke garasi, dan membangunkan pembantu, minta uang satu juta...! Menantu pembantuku disandera di garasi, sementara yang satu lagi, sambil mengeluarkan golok panjang mengancam pembantu. Jadi pembantuku bilang ... tunggu saya minta ke ibu, terus dia buka pintu masuk rumah utama”
“Kenapa si pembantu bilang gitu ya...?”
“Ya... maklumlah... dia juga takut di bacok, kan ...... Jadi begitulah, si pembantu naik ke lantai atas, nggedor kamarku...!”
“Untung rampoknya nggak naik ke atas ya ....!!”
“Iya... duh, lemes... lemes banget deh ...!”
“Bersyukur sama Allah deh … sudah selamat dari bahaya. Hati-hati ya…!”
***
Duh ….. rampok lagi .. rampok lagi … Sepertinya negeri kita ini dipenuhi rampok deh. Yang ngerampok kerumah-rumah begitu sudah jelas karena mereka miskin dan butuh uang untuk makan dan mencukupi kebutuhan keluarga. Tapi yang tak kalah bejatnya adalah ... mereka yang berdasi, bermobil bagus, tempat tinggal mentereng di kawasan elite, dan toh masih juga merampok ...uang negara, ... uang rakyat yang seharusnya mereka layani!
4 Oktober 2006
Yang paling layak dicintai adalah cinta itu sendiri dan.. Yang paling layak dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri #BadiuzzamanSaidNursi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺
Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa Mensholatkan kita... Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...
-
3/5 Berusaha dan terus berusaha. Hari itu, adalah hari ke 14 menstruasi ... Masih sederas hari pertama dan tidak ada tanda-tanda mereda...
-
Sebelum tulisan ini dilanjutkan, saya perlu meminta maaf terlebih dulu pada mereka yang berprofesi sebagai supir pribadi. Sungguh, tidak ...
-
Hari ini, Sabtu 18 Agustus 2007, majelis rumpi dibuka kembali. Mestinya classe conversation dimulai Sabtu tanggal 11. tapi karena hari sa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar