Selasa, 30 Juni 2015

LEBARAN SEBENTAR LAGI ....

Lebaran sebentar lagi ...
Tanpa terasa, Selasa 30 Juni 2015, shaum sudah menginjak hari ke 13. Shaft tarawih sudah mulai maju .... Dari awal shaum penuh melimpah ruah hingga memenuhi jalan menuju rumah, sehingga menyulitkan penghuni masuk rumahnya bila terlambat pulang, kini jalan sudah bisa dilalui pejalan kaki dengan cukup lapang. Ada 1 shaft yang hilang. Sementara di dalam mesjid, shaft lelakipun sudah menyusut pula. Mengapa ....? Entahlah .... mungkin ada kesibukan yang tidak bisa ditingggalkan dalam mencari dan mengais rejeki. 

Maklum juga... Ramadhan dan Idul Fitri memang menguras isi dompey dan tabungan terutama bagi mereka yang kurang bisa menahan diri dalam banyak hal .... Misalnya mengecat rumah (ini selalu dilakukan almarhum bapak saya saat saya kecil dulu, di kampung), sambil mengganti furniture, minimal menggantil upholstery dan tirai jendela. Lalu membeli perangkat makan atau istilah kerennya Chinaware. Setelah itu mempersiapkan penampilan diri dan seluruh anggota rumah tangga. Mulai dari perangkat shalat (walau cuma digunakan 2 kali setahun hehe ...) lalu baju untuk shalat, acara sungkeman ke orangtua, lalu sowan ke rumah boss lalu sowan di hari-hari selanjutnya .... Duh ribet ... apalagi kalau harus pulang kampung.... Kalau kampungnya masih di Jawa, bingung mau naik kendaraan umum (mulai dari bus, KA atau pesawat) atau kendaraan entah pinjam dari kantor, sewa atau milik sendiri. Kalau milik sendiri, apa masih layak dipamerkan ke tetangga sebagai bukti keberhasilan di rantau ... Duh, ribet bin mumet .....

Belum lagi perbekalan selama perjalanan darat yang super duper macer dan oleh-oleh buat orangtua di kampung, sanak saudara dan tetangga-tetangga .... Oupfs ........ yang tak kalah penting persiapan untuk para pembantu yang juga akan mudik. Baju, perangkat shalat, ongkos pulang kampung, oleh-oleh dan THR mereka .... Duh ... kebayang kan... berapa besar dana yang harus dipersiapkan....

Kehebohan persiapan Idl Fitri ini ternyata tidak hanya didominasi oleh masyarakat golongan menengah ke atas saja tetapi hampir "merata" sesuai dengan kemampuannya.
Jadi ... di balik semua kehebohan yang melanda masyarakat kalangan menengah ke atas, masih banyak masyarakat yang dibalik kesulitan keuangan untuk kehidupan sehari-hari, tetapi tetap mengupayakan agar Idul Fitri yang biasa dikenal sebagai Lebaran tetap bisa dirayakan dengan meriah dan mereka mengupayakan dana dengan segala macam cara.

Ini pula, mungkin yang menyebabkan peredaran uang kertas di bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri meningkat. Kejahatan baik berupa pencurian dan perampokan meningkat, Pencetakan uang palsu juga meningkat dan ... yang "kelas atas dan terdidik" menggunakan kekuasaannya untuk "mencuri" ... Suap - menyuap meningkat, urusan dipersulit agar ada "setoran" percepatan urusan. Perjalanan pergi dan pulang kantor juga harus extra hati-hati karena pak-pol menjadi amat sangat giat memperhatika pelanggaran lalu lintas. Pengemis di jalanan bertambah banyak, surat-surat dan proposal permintaan bantuan berseliweran baik di kantor, di rumah bahkan di pelataran parkir mall ..... dan ...  ada juga yang dengan tidak sungkan-sungkan sindir menyindir menanyakan THR, padahal ... yang ditanya dan bertanya tidak ada hubungan majikan - buruh. Jadi tidak ada kewajiban memberikan THR.

Dari seluruh kejadian yang selalu berulang di setiap tahun, rasanya layak dipertanyakan, apakah Idul Fitri memang harus dirayakan dengan berlebihan ...? Isi rumah, mobil, perhiasan dan pakaian baru .... makanan berlimpah ruah ...? Seperti memuaskan nafsu yang terbelenggu selama shaum Ramadhan selama 1 bulan...?

Dan yang paling parah ...... mengapa kita tidak pernah malu atau sungkan menjadi "pengemis" ...? Pengemis sebenarnya karena memang penghidupannya masih dibawah tingkat kesejahteraan .... dan ini masih bisa dimaklumi .... Tetapi juga golongan atas, para pejabat yang tanpa sungkan meminta dan mengumpulkan THR dari orang-orang yang membutuhkan "jasa"nya .... 

Ah ... Apa iya, menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya atau bahkan mempercepat penyelesaiannya, yang karena pekerjaan itu kita mendapat gaji dari perusahaan/instansi kita bekerja, dianggap jasa? Bukankah, bila pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, maka kita juga yang mendapat keberuntungannya?
Wallahu Alam

Selamat menjalankan Shaum Ramadhan 
Masih lebih dari separuh bulan lagi lho .....
Jangan kendur Tarawih ya ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...