Ini cerita lama tentang seorang pedagang pisang barangan
yang berjualan di paruh timur jalan Pakubuwono VI Kebayoran Baru–Jakarta
Selatan. Kejadiannya sudah cukup lama. Sudah hampir 20 tahun yang lalu,
sehingga sangat dimaklumi bila wanita pedagang pisang barangan itu sudah tidak
lagi bisa ditemui di tempat biasa dia berdagang dulu.
Ketika itu, saya masih tinggal di Bekasi dan potongan jalan
Pakubuwono VI tersebut selalu dilalui manakala jam pulang kantor menuju rumah,
yaitu untuk mencapai gerbang tol Senayan yang berada di seberang gedung
MPR–DPR. Biasanya seminggu sekali, saya selalu membeli 2 sisir pisang barangan.
Kadang lebih manakala teman–teman kantor meminta dibuatkan banana cakes.
Hingga suatu saat, seperti biasa saya berhenti di hadapan
rak jualannya untuk meminta diambilkan 2 sisir pisang yang setelah dimasukkan
ke dalam kantong kresek, disodorkannya kantong tersebut.
“Ini uangnya …..”, sambil mengambil kantong berisi 2 sisir
pisang.
“Wah bu …. Ada uang pas saja? Saya tidak punya kembalian..”,
sahutnya.
Kuraih dompet dalam tas, mencari uang pas pembayar 2 sisir
pisang……
“Duh …. Nggak ada lagi … dompetku juga kosong. Cuma ada
selembar itu saja …. Tukar saja deh ke tukang rokok itu” Jawabku.
Di sebelah lapaknya, memang ada gerobak penjual rokok. Dia
lalu beringsut menuju tukang rokok…. Namun sayang…, entah kenapa, sore itu
rupanya bukan hari keberuntungan. Tukang rokok tak memberikan tukaran uang.
“Bu …., bawa saja uang ini… mungkin ibu perlu uang ini,
entah untuk bayar tol atau parkir, nanti…”
“Waduh ….. jangan dong …. Masa saya harus berhutang….? Kalau
begitu, nggak jadi beli deh ….!”, sahutku, merasa berkeberatan kalau harus
membawa 2 sisir pisang tanpa membayar…
“Nggak apa bu ….!!! Bawa saja pisang itu. Mungkin anak atau
suami ibu mengharapkan dan menunggu pisang itu di rumah. Ibu bisa membayar
besok atau kapan saja, kalau ibu lewat sini lagi….!”
Saya mengambil kembali selembar uang 100 ribuan yang
disodorkannya tersebut, karena kebetulan memang hanya tinggal selembar itu saja
yang ada lama dompet. Memang, sisa pengembalian pisang tersebut akan saya
gunakan untuk membayar toll ke Bekasi.
sepertinya memang masih banyak orang baik seperti penjual pisang tersebut saat ini
BalasHapus