Minggu 14 januari 07 yang lalu, kami sekeluarga pergi ke Cianjur. Ada staff kantor yang menikah di kampung halamannya, kampung Cijaring – kecamatan Cibeber Cianjur. Sebetulnya, dari kantor sudah disediakan big-bird, kapasitas 44 kursi. Tapi karena anak-anak kantor merencanakan berangkat jam 06.00 pagi dengan niat menghadiri akad nikah yang akan diselenggarakan tepat jam 09.00, maka saya membatalkan ikut bus. Maklum sajalah … setiap hari minggu, otak dan otot sudah diset untuk istirahat. Jadi lepas shalat subuh, selimut ditarik lagi untuk menutupi badan. Apalagi, upacara rutin di pagi hari, biasanya cukup heboh. Baca koran sambil makan buah ditambah kopi/teh…., lalu membersihkan residu makan malam dari tubuh, masih sambil membaca koran, baru mandi. Kesemuanya tak bisa dilakukan sambil dikejar-kejar waktu. Mesti santai, badan dan pikiran. Kalau tidak, bisa-bisa, ritme biologis hari yang terkait menjadi berantakan dan kacau. Untuk kembali kepada ritme biologis yang normal, membutuhkan waktu berhari-hari. Ini pasti sangat melelahkan dan menyebalkan.
Dengan pernikahan Rusma di Cianjur, maka jomblo di kantor tinggal satu saja, Patricia si bungsu. Bungsu karena dia memang baru bekerja selama 6 bulan saja. Tetapi juga bila dilihat dari umurnya. Iphet, begitu panggilan sehari-harinya gadis Batak bermarga Tambunan, seusia dengan anak sulung saya.
Sebelumnya, ada Rina yang kemudian pindah ke Malang. Ternyata udara Malang yang sejuk membuatnya menemukan pelabuhan hati. Syukurlah … dia juga akan menikah pada tanggal 3 Februari yang akan datang, lagi-lagi di kampung halamannya, Surabaya , di usianya yang sudah lebih dari 30 tahun.
Pernikahan pada beberapa dekade yang lalu biasanya dilakukan antara lelaki yang usianya lebih tua dari istrinya. Jarang yang usia istrinya lebih tua. Yang menghebohkan mungkin kala Suzanna, artis senior yang seringkali berperan dalam film mistik menikahi Cliff Sangra yang usianya sebaya dengan Kiki anak perempuannya, usai bermain dalam film Sangkuriang. Orang bilang, pernikahan mereka dikarenakan “ketulah” dengan peran masing-masing dalam film tersebut. Kemudian pernikahan Onky Alexander dengan Paula Ayustina Saroinsong dengan perbedaan umur sekitar 10 tahun.
Tahun 2000 an ini, terlihat ada kecenderungan peningkatan jumlah pasangan yang usia perempuannya lebih tinggi dari usia lelaki. Atau kalaupun menikah dengan lelaki yang berusia lebih tua, namun perbedaan usianya sangat ekstrim, di atas 10 tahun. Bahkan ada beberapa perempuan yang bersedia menikah dengan lelaki yang usianya hampir seusia bapaknya. Di kantor saya, dari 10 orang perempuan yang sudah menikah, ternyata 4 orang menikah dengan lelaki yang usianya lebih muda antara 4 – 5 tahun.
Bagaimana kondisi riel di masyarakat. Di abad ke 21 ini, ada kecenderungan bahwa perempuan sekarang lebih dominan dan agresif dalam hubungan antar jenis. Ini terjadi tidak saja di kalangan orang dewasa saja, tetapi juga di kalangan remaja. Sayang, angket/survey mengenai perubahan perilaku masyarakat, tidak umum dilakukan di Indonesia. Ini berbeda dengan negara maju. Padahal hasil survey yang berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat serta kecenderungan perubahannya sangat penting dan berguna sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah agar strategi dan kebijakan yang dijalankan menjadi lebih terarah.
***
Orang bilang, pernikahan yang ideal itu, dilakukan antara pasangan yang usia suami lebih tua 4 – 6 tahun daripada usia isteri. Ini berkaitan dengan kondisi fisik dan biologis pasangan tersebut kelak, yaitu yang berkaitan dengan hubungan biologis saat istri memasuki masa menopause. Saat memasuki menopause, perempuan mengalami banyak perubahan fisik dan psikis yang dapat mempengaruhi kualitas hubungan suami isteri. Sementara, pada lelaki perubahan fisik dan kemampuan biologisnya relatif tidak mengalami perubahan apapun, kecuali bila dia menderita Diabetes Mellitus. Itu sebabnya, dalam perkawinan dianjurkan agar usia lelaki lebih tua dari perempuan. Tetapi perbedaannya pasangan suami – isteri sebaiknya tidak seperti usia Koes Hendratmo dengan Aprilia ... Itu pernikahan keblinger antara bapak dengan anak. Eh, tapi saya ingat, ada sepupu saya yang menikah dengan lelaki asal Amerika. Dan usianya hanya berbeda sekitar 3 tahun dari usia bapaknya.
Konon kelahiran, pernikahan (jodoh) dan kematian itu adalah rahasia Allah SWT. Termasuk keserasian biologis dari pasangan suami istri yang memiliki perbedaan usia yang ekstrim terutama bila usia istri lebih tua dari usia suami. Jadi ... itu adalah salah satu rahasia alam yang diaturNya. Wallahu’ alam
Lebak bulus, kamis 18 january 2007 at 22.30 and reedited on Sunday evening 21 january – 22.55.
wah, ke Cibeber.....jadi inget suka ngelewatin kalo mo ke Puskesmas saya ^_^
BalasHapusbtw, betul juga. Semua rahasia Allah ya. Siapa tahu dgn perbedaan usia yg ekstrim
malah semakin mengeratkan rasa cinta.
Lagi banyak yang nikah ya? Katanya sih laki-laki ngga ada yang menjadi tua. Cuma kenyataannya laki-laki lewat umur 60 th penyakitnya mulai berdatangan.
BalasHapussaya juga tadinya rada kurang bisa terima kalo ada yg wanita yg nikah ama brondong,sampe saya ngeliat temen sendiri nikah ama lelaki 18 taon dibawah umurnya,dan mereka ini pasangan yg serasi sekali &saling mengimbangi..jadi bikin saya mikir emang kalo jodoh tuh di tangan Allah dan kita uh ternyata ga tau apa-apa...
BalasHapusIya juga... cuma saya nggak bisa ngebayangin aja, kalau pernikahan sudah berlangsung lama, kalau si istri yg lebih tua sdh menopause sementara suami lagi di puncak segalanya....
BalasHapusKalo soal penyakit sih, semua orang yang berusia di atas 40 tahun pasti sdh mulai terjangkiti penyakit degeneratif. Apalagi kalo pola hidupnya nggak sehat
BalasHapusMasih lebih bisa nerima perempuan yang menikah dengan lelaki seusia bapaknya? Hehehe....
BalasHapusmenerima sama ngedumelin tuh lelaki..ga kira-kira apa,ko tega mengawini anak sendiri..hehe
BalasHapussalah satu kesamaan hak, kalo lelaki bisa dapetin istri yg jauh lebih muda, wanita juga bisa! hehehe....
BalasHapusdari sisi itu sih bener juga, tapi sayangnya nggak nyambung dengan potensi biologis terutama saat memasuki masa menopause
BalasHapusKebanyakan sih, perkawinan beda usia yang jauh akan mengalami masa sulit setelah yang lebih tua memasuki masa uzur, dalam segala hal. Mulailah segala permasalahan muncul. Kalau isteri yang lebih tua, maka banyak suaminya yang kemudian mencari istri baru. Kalau suami yang jauh lebih tua, si istri tiba-tiba minta cerai, karena akan menikah lagi dengan yang baru. Yang baik sih kalau hampir sebaya, jadi bisa senasib sepenanggungan. Tapi yang nggak selalu juga tuh!
BalasHapusKebanyakan sih, perkawinan beda usia yang jauh akan mengalami masa sulit setelah yang lebih tua memasuki masa uzur, dalam segala hal. Mulailah segala permasalahan muncul. Kalau isteri yang lebih tua, maka banyak suaminya yang kemudian mencari istri baru. Kalau suami yang jauh lebih tua, si istri tiba-tiba minta cerai, karena akan menikah lagi dengan yang baru. Yang baik sih kalau hampir sebaya, jadi bisa senasib sepenanggungan. Tapi yang nggak selalu juga tuh!
BalasHapusBetul sekali. Cuma... kalo orang udah kesengsem pengen kawin.... dikasihtahu apapun juga, nggak didenger deh.....!!! Mungkin nanti kalo rasa "mengebu-ngebunya" sudah hilang, baru bisa berpikir rasional... JAdi, harap maklum hehehe
BalasHapusthx untuk artikelnya...
BalasHapussemoga bermanfaat ya
BalasHapus