Kamis, 13 Maret 2008

Road to Kick Andy’s 2nd Anniversary.

 13 Maret 2008 jam 21.00
Minggu lalu, di meja sekretaris bos, terpampang 2 buah undangan untuk menghadiri acara ulang tahun ke 2 Program Kick Andy yang biasa disiarkan di Metrotv setiap Kamis malam. Sejak itu, terjadi bisik-bisik di kantor dan doa mulai dipanjatkan, semoga bos tidak hadir dan mengijinkan undangannya dipakai staff kantor.

Rupanya banyak penggemar acara tersebut. Sudah berulangkali mereka mendaftar online untuk hadir pada rekaman acara tersebut. Sayangnya hingga kemarin, belum pernah ada hasilnya. Itu sebab saat dilihat ada undangan, ramai-ramai mereka berharap dapat menggantikan bos.

Senin 10 Maret 2008 atau H–2 belum ada tanda-tanda apakah bos akan hadir atau tidak. Semua gelisah menunggu. Apalagi undangan itu memerlukan konfirmasi kehadiran alias RSVP[1] . Begitu juga H–1 bos masih belum bereaksi atas undangan tersebut
“Jadi gimana nih?”
“Kirim sms aja ke bos, tanyain mau hadir atau nggak”, jawabku
“Sudah… tapi nggak ada balasannya”.
“Ya sudah … tunggu besok saja”

Selasa malam, saya mendapat sms, menanyakan apakah sudah mendapat undangan untuk hadir acara yang sama.
“Belum… paling tidak, sampai saat saya pulang tadi belum ada undangan di meja saya”
“Wah… sudah kukirim lho”
“Lihat besok saja…. Nanti kukabari ya…”
“Datang, kan?”
“Insya Allah….”

Rabu pagi, di meja saya tergeletak undangan. Anak–anak di kantor mulai ramai lagi mendesak sekretaris untuk menanyakan apakah bos hadir atau tidak.
“Jadi gimana nih….?”
“Kirim sms lagi deh, bilang harus konfirmasi. Kalau dijawab nggak hadir, langsung tanya apakah undangannya boleh dipake. Sementara itu tanya ke YR, apakah undangan bos dipakai orang lain. Siapa tahu, ada acara resmi dan bos ditempatkan di kursi VIP. Repot nanti kalian…!”
“Mbak YR bilang, boleh dipakai orang lain kok”
“Nah… kalo gitu tinggal tanya boss. Minta ijinnya. Saya pergi dulu. Kalau semua ok, kasih tahu ya, nanti kita pergi sama-sama.

Usai rapat di Gondangdia, saya dibujuk untuk langsung saja ke Kedoya, tempat acara berlangsung.
“Macet lho…. Peminatnya mbludak… semua undangan yang dikirim, confirmed kehadirannya. Malah banyak yang minta tambahan”, begitu kata mereka. Teman-teman dari metrotv.
“Aku balik dulu ke kantor deh, kan mesti shalat ashar”

Ternyata, perjalanan balik dari Gondangdia ke Hangtuah via Kuningan hari itu betul-betul melelahkan. Padat merayap dan saya perlu waktu 90 menit. Mendung mulai menggelayut menyelimuti langit Jakarta. Teman kantor sudah diberi ijin menggunakan undangan dan sudah siap berangkat. Sementara itu, usai shalat ashar saya masih menerima beberapa telpon dan si bos masih duduk anteng di depan saya. Di luar, hujan turun sangat deras. Untung si bos segera sadar dan mengingatkan untuk segera berangkat. Jam sudah menunjukkan pukul 4.45.

Untuk mencapai studio Metrotv di kawasan Kedoya, biasanya saya memakai rute arteri barat yang membujur dari Daan Mogot di utara hingga ke Lebak Bulus. Jadi dari kantor, kami bertiga mengambil rute ke Pati Unus menuju PB VI – Martimbang dan keluar di arteri tersebut di depan komplek Pertamina untuk melakukan u turn menuju utara.

Sialnya, baru 500 meter dari kantor… jalan stuck … betul betul berhenti entah apa sebabnya. Menit demi menit berlalu namun mobil sama sekali tak bergerak. Hujan rupanya telah membuat kali meluap dan banjir dimana-mana khususnya di wilayah Jakarta Selatan. Dari radio diberitakan bahwa kawasan PB VI, Mayestik – Gandaria – arteri Pondok Indah macet total. OTW dan FD silih berganti menelpon menanyakan keberadaan kami.

Jam 18.00 lalu 18.30 …. Kami belum beranjak dari jalan Pati Unus. Saya berpikir keras, haruskah berlelah-lelah dan stress dalam kemacetan ini hanya demi acara Kick Andy? Dua orang teman sama sekali tak terdengar keceriaannya lagi. Saat ditanyakan apakah akan melanjutkan perjalanan, mereka memasrahkan keputusannya pada saya. Duh….. berat juga. Saya mungkin masih akan dapat undangan pada acara-acara Metrotv lainnya. Tapi mereka belum tentu bisa memiliki kesempatan ini. Sambil memutar otak, saya berusaha melepaskan diri dari kemacetan walaupun dimarah-marahi orang.

Jam 18.45 akhirnya kami bisa masuk ke jalan Sisingamangaraja. Bayangkan, butuh 120 menit untuk melepaskan diri dari kepungan kendaraan di jalan Pati Unus dan Hang Jebat. Kami kemudian melaju di jalan sudirman, gatot subroto, s parman dan akhirnya masuk ke jalan tol Kebun Jeruk. Jam 19.30 akhirnya kami tiba di Kedoya. Lapar dan lelah. Suara dua orang temanku mulai terdengar lagi, ceria bahkan.

Naik di lantai 2, sebagian besar hidangan di meja makan sudah ludas tandas. Undangan sudah masuk ke Grand Studio Metrotv tempat acara digelar. Di luar masih ada beberapa wartawan sedang makan. Teman – temanku berbisik-bisik. Rupanya ada Iwel-wel yang ngetop di news.com

Kami hanya sempat mengambil sedikit sate pengganjal perut. Menurut daftar, acara sudah dimulai jam 19.00. dari dalam studio terdengar sayup-sayup suara musik. entah siapa yang sedang bernyanyi. Masuk studio, ternyata harus melalui security door. Standar pengamanan karena wapres akan hadir.

Grand studio sudah penuh. bahkan sudah banyak tamu yang berdiri. Untung masih ada 3 kursi, masing-masing di pinggir setiap trap. Tak apalah… yang penting bisa duduk.

Acara berlangsung seperti biasa. Seperti yang biasa kita saksikan setiap Kamis malam bahkan tidak terlalu istimewa karena lebih bersifat seremonial. Kali ini hanya berupa cuplikan-cuplikan dari program yang pernah ditayangkan dan sedikit laporan dampak tayangan Kick Andy terhadap tamu-tamu yang pernah diundang serta peluncuran buku Kick Andy. Bedanya kami menonton langsung 

Di akhir acara, kami mendapat bingkisan berupa buku Kick Andy yang baru diluncurkan, majalah Rollingstone, kaus Kick Andy berwarna hijau dan …… buku Laskar Pelangi (hard cover) yang sudah dilengkapi dengan tandatangan si Ikal alias Andrea Hirata…

Terima kasih Andy Flores Noya – terima kasih tim Kick Andy.
[1] Repondez s’il vous plait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...