Nggak ada angin, nggak ada hujan... karena memang selama dua hari ini matahari memanggang Jakarta. Paling tidak itu yang saya rasakan... dua orang asisten rumah tangga yang ngurus dapur dan cuci strika jatuh sakit. Demam, berbarengan....
Sabtu pagi, karena jadwal saya biasanya ke CCF dan saya melihat bubur ayam sudah terhidang di atas meja, saya tidak sadar bahwa sang asisten sudah mulai merasa tidak enak badan. Makan siang tidak jadi masalah karena saya, suami dan anak sudah merencanakan belanja ke Makro. Seperti biasa belanja ke Makro selalu ditutup dengan makan nasi goreng.
Masalah mulai timbul karena tidak seperti biasa, jalur ke Makro macet luar biasa. Acara belanja yang diprediksi selesai dalam waktu maksimal 2 1/2 jam, jadi mulur. Alhasil, setiba di rumah, saya harus tergesa-gesa shalat ashar dan mulai menyiapkan makan malam.
Makan malam apa yang harus disiapkan oleh perempuan yang "sok sibuk" dan nggak suka masakan yang ribut dengan bumbu? So pasti yang enteng-entang saja, tanpa bumbu yang ribet tapi mengundang selera anak-anak... tapi juga bukan masakan instan. Jadi pilihan jatuh untuk menyiapkan kentang-brocoli-cheese, lalu tumisan champignon-buncis-jagung muda dan panggang ayam. Bumbunya simple banget ... cuma bawang putih, bawang bombay, lada, oregano, celery seed, yang tentu keju, smoke beef dan susu... Yummy deh pokoknya, walau kurang cocok buat orang yang lagi diet.
Pagi ini, minggu, saya terpaksa mengeret suami menemani ke pasar tradisional, dan terlambat pula. Pedagang yang menjadi langganan merasa "salah tingkah" karena sayur-mayur yang biasa saya beli sudah ludas dijual setelah mereka menunggu sampai jam 08.30. Biasanya saya ke pasar jam 06.00. Jadi pantaslah kalau mereka berpikir saya tidak akan belanja hari ini.
Sore ini, saya terpaksa juga memutar otak, mencari resep simple dan gak repot. Pilihannya adalah bikin gado-gado siram a la Boplo dan sate panggang oven. Bumbunya cukup sejenis untuk dua macam masakan ini. Bumbu gado-gadonya campuran bumbu pecel dengan pindakas.... Hehehe ... ini kiat saya dulu sewaktu di Perancis. Bikin gado-gado dengan bumbu pindakas dan rasanya nggak kalah kok.
Duh .... ternyata runyam juga ya kalo sang assisten mendadak sakit. Bayangan istirahat selama long week-end jadi berantakan. Tapi... terima saja dengan ikhlas... supaya kita bisa menghargai keberadaan mereka di rumah sehingga kita mampu memperlakukan mereka dengan manusiawi
Sabtu pagi, karena jadwal saya biasanya ke CCF dan saya melihat bubur ayam sudah terhidang di atas meja, saya tidak sadar bahwa sang asisten sudah mulai merasa tidak enak badan. Makan siang tidak jadi masalah karena saya, suami dan anak sudah merencanakan belanja ke Makro. Seperti biasa belanja ke Makro selalu ditutup dengan makan nasi goreng.
Masalah mulai timbul karena tidak seperti biasa, jalur ke Makro macet luar biasa. Acara belanja yang diprediksi selesai dalam waktu maksimal 2 1/2 jam, jadi mulur. Alhasil, setiba di rumah, saya harus tergesa-gesa shalat ashar dan mulai menyiapkan makan malam.
Makan malam apa yang harus disiapkan oleh perempuan yang "sok sibuk" dan nggak suka masakan yang ribut dengan bumbu? So pasti yang enteng-entang saja, tanpa bumbu yang ribet tapi mengundang selera anak-anak... tapi juga bukan masakan instan. Jadi pilihan jatuh untuk menyiapkan kentang-brocoli-cheese, lalu tumisan champignon-buncis-jagung muda dan panggang ayam. Bumbunya simple banget ... cuma bawang putih, bawang bombay, lada, oregano, celery seed, yang tentu keju, smoke beef dan susu... Yummy deh pokoknya, walau kurang cocok buat orang yang lagi diet.
Pagi ini, minggu, saya terpaksa mengeret suami menemani ke pasar tradisional, dan terlambat pula. Pedagang yang menjadi langganan merasa "salah tingkah" karena sayur-mayur yang biasa saya beli sudah ludas dijual setelah mereka menunggu sampai jam 08.30. Biasanya saya ke pasar jam 06.00. Jadi pantaslah kalau mereka berpikir saya tidak akan belanja hari ini.
Sore ini, saya terpaksa juga memutar otak, mencari resep simple dan gak repot. Pilihannya adalah bikin gado-gado siram a la Boplo dan sate panggang oven. Bumbunya cukup sejenis untuk dua macam masakan ini. Bumbu gado-gadonya campuran bumbu pecel dengan pindakas.... Hehehe ... ini kiat saya dulu sewaktu di Perancis. Bikin gado-gado dengan bumbu pindakas dan rasanya nggak kalah kok.
Duh .... ternyata runyam juga ya kalo sang assisten mendadak sakit. Bayangan istirahat selama long week-end jadi berantakan. Tapi... terima saja dengan ikhlas... supaya kita bisa menghargai keberadaan mereka di rumah sehingga kita mampu memperlakukan mereka dengan manusiawi
hi..hi..mb Lina, saya juga plg doyan bikin pecel or kredok,simple bgt,sehat,enak,tradisional lagi,Tinggal pake peanut butter creamy,tara...gak ada 30 menit beres..
BalasHapustinggal di luar Indonesia memang membuat kita jadi lebih kreatif kalo lagi kangen sama masakan Indonesia
BalasHapus