teduh |
- Tanaman yang tadinya kering kerontang, dedaunan dan rerumputan yang semula agak meranggas, bunga-bungaan yang semula layu mendadak memiliki gairah. Segar .... dan putik bunga merekah dan pucuk daun mulai bermunculan.
- Tanah yang retak dan kerontang terlihat haus mereguk tetesan hujan dan mulai terlihat padat dan menebarkan aroma kesuburannya.
- Sungai-sungai mulai terisi kembali dan mengalirkan arusnya yang menderas, mengisi waduk, kaliu, rawa, dan mata air yang semula mengering. PLN tentu tidak perlu ketakutan lagi bahwa PLTA nya kekurangan pasokan air yang menggerakkan turbinnya.
- AC tidak perlu dipasang untuk menyejukkan ruang. Ini berarti pengeluaran dana untuk rekening listrik bisa menurun. Tapi yang paling penting .... ada pengurangan pasokan Freon ke udara. Semoga bisa mengurangi besarnya lubang ozon, kalo para pencinta AC mau mengurangi penggunaannya.
mendung |
- Mendung membuat suasana hati menjadi sendu dan susah. Membayangkan cucian pakaian susah kering dan berakibat bau apek.
- Penyakit mudah datang, dari mulai penyakit bawaan seperti asma, juga DBD, diare, batuk - pilek .... wah jadi susah deh karena jadi ada pengeluaran extra buat obat-pbatan.
- Banjir dimana-mana ... eh bahasa 'halusnya Genangan ...". Hihks... hiks ... genangan kok ya sampe ketinggian 3 meter. Ada kota yang separuhnya dilanda banjir. Bayangin deh, betapa roda ekonomi langsung terhenti. Dalam kondisi krisis global begini, segala daya upaya dan dana tersalurkan pada sektor yang "sia-sia". Nggak produktif, karena pabrik dan industri rakyat tutup. Lahan pertanian muspro ... karamba ikan hanyut, tambak apalagi .... Aduh hancur lebur dan ludas sudah segala upaya dan dana.
- Hujan deras juga meluruhkan tanah dan bukit gundul yang dibabat karena alasan ekonomi rakyat (kemiskinan) atau karena tata guna tanahnya sudah berubah. Hutan/bukit hijau royo-royo sudah "dijual" jadi lahan tanaman monokultur atau jadi kawasan tambang. Ini dampak dari otoritas daerah yang mau menang-menangan dan kebablasan.
Lalu... siapa yang harus disalahkan? Kita cenderung mencari kambing hitam. Padahal, kesalahan utama tentu saja ada pada manusia. Manusia kota maupun manusia desa.. Kita sudah melakukan kesalahan dalam memperlakukan alam. Telah mendzalimi ciptaan Tuhan. Alam bergerak karena fitrahnya ... karena kodratnya dan selalu mencari kesetimbangan. Kalau ada satu bagian yang "dirusak", maka dia akan mencari kesetimbangan baru sesuai fitrahnya.
mendung |
Hujan, adalah bagian dari alam, lingkungan hidup kita yang berperilaku sesuai fitrahnya ... mencari keseimbangan. Penebangan pohon, penggundulan hutan, eksploitasi pertambangan pada hakikatnya telah merusak kesetimbangan alam. Penggunaan freon dan limbah industri telah menimbulkan polusi udara telah merusak tatanan dan susunan atmosfir bumi. Limbah industri dan limbah rumah tangga juga telah merusak komposisi air baku yang natinya akan merusak pula komposisi uap air yang kelak turun menjadi butiran hujan.
Allah menciptakan lapisan atmosfir agar gelombang sinar dan terik sinar mentari dapat berkurang. Tatanan hutan sesungguhnya diciptakanNya juga untuk menghambat "keganasan" terik mentari yang kehausan dalam "menghirup" air. Agar kandungan air di dalam permukaan bumi tidak terhisap oleh ganasnya terik mentari. Allah sudah "memperhitungkan bahwa samudra raya sudah cukup luas untuk "memuaskan dahaga" mentari. Agar manusia tetap dapat memperoleh air yang berlimpah sebagai salah satu sumber kehidupan.
atmosfer |
Lihatlah, betapa negara maju mengelak dari kewajiban untuk "mematuhi" protokol Kyoto. Kemudian negara-negara khatulistiwa dengan gegap gempita serta riang gembira masuk jeratan dan perangkap mereka. Menjual polusi, menangguk uang dengan dalih penyelamatan lingkungan. Adakah dana yang diperoleh tersebut kemudian digunakan untuk memperbaiki lingkungan hidup di negara-negara terkait? Adakah dana hasil transaksi penjualan emisi karbon tersebut kemudian digunakan untuk "menghijaukan" kembali hutan, bukit yang gundul. Adakah bongkahan-bongkahan tanah, bukit, gunung yang hancur karena eksploitasi pertambangan terbuka dapat dikembalikan seperti semula dan dihijaukan kembali agar alam menemukan kembali kesetimbangannya?
banjir |
Jangan salahkan alam atas bencana apapun yang terjadi. Banjir, longsor atau lebih luas lagi pemanasan global. Sesungguhnya kita telah mendzalimi alam dan sekarang "menderita" karena alam sedang mencari kesetimbangannya yang baru. Dan sesungguhnya, alih-alih mencari dan mendapatkan kesenangan, manusia telah menciptakan sendiri kesusahannya, wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar