Jumat, 20 Februari 2009

Blackberry - Facebook - Self centered

Kalau ada anekdot yang banyak diceritakan orang belakangan ini, maka itu adalah tiga serangkai Blackberry - Facebook - Selfie.

Popularitas Facebook atau biasa disingkat FB, merebak dengan pesat di Indonesia sejak tersiar kabar bahwa salah satu kunci kemenangan Barrack Hussein Obama meraih dukungan kalangan muda saat pemilihan presiden USA baru-baru ini adalah karena tim suksesnya menggunakan jaringan sosial/pertemanan FB sebagai media penghubung antara Obama dengan pendukung fanatiknya maupun potensi pendukungnya.

Perasaan "dekat" dengan Obama, yang pernah tinggal di Jakarta pada tahun 60an, oleh "teman-teman" sekolahnya menular di kalangan muda, mungkin membuat generasi mudah yang memang sangat mudah terpengaruh oleh gaya hidup modern membuat FB mendadak "beken". Sejak itulah, maka di Indonesia orang mulai ramai membicarakan FB. Tua - muda dan bahkan anak-anak, terasa kurang gaul kalau belum ber FB ria.

Dampak yang paling terasa dari jaringan FB ini, konon katanya merebaknya fenomena reuni. Reuni sana- reuni sini dengan teman-teman dari kelompok ini atau itu. Terus yang kedua adalah timbulnya narsisme dari dalam diri semua pemilik account FB. Setiap hari maunya foto-fotoan trus di upload. atau kalau nggak doyan berfoto, minimal meng upload foto jadul bahkan sampe foto kakek neneknya yang sudah berkalangtanahpun bisa muncul di halaman FB. Dan ternyata yang paling parah, FB itu kemudian menjadi addicted. Mirip NARKOTIKA yang meracuni hidup manusia. Menjerat dan tidak bisa dilepaskan begitu saja dari kegiatan hidup sehari-hari.

Keracunan FB ini makin diperparah dengan adanya Blackberry. Sempat juga tersiar kabar betapa Barrack Hussein Obama, merasa "berat" oleh keharusan protokoler kepresidenan, melepaskan Blackberry dari genggamannya. Kemampuan Blackberry sebagai push email menjadi semakin moncer, apalagi kemajuan teknologi kemudian membuatnya mampu mengakses apapun yang dinginkan oleh penggunanya, yaitu kalangan muda. Itu sebabnya BB dapat mengakses FB, dimana saja dan kapan saja. Mirip seperti iklan coca cola jaman dulu. Maka paduan antara Blackberry dan FB itu seperti tumbu ketemu tutup. Click banget.

FB sendiri memang sudah membuat kita addicted. Bayangin deh... sejak mata membuka di pagi hari, maka yang pertama dikerjakan sambil sarapan pagi adalah membuka FB, apalagi kalau dilakukan melalui BB. Belum lagi sahut-sahutan dengan sesama pengguna BB, asyik banget ... dipanggil nggak nengok .... roti atau bubur ayam di depan mata, dibiarkan begitu saja, tumpukan koran disingkirkan dari meja, mertua lewat tak disapa, rapat nggak konsentrasi karena sibuk chatting atau berfotoria untuk langsung diposting ke FB. Ampyyyuuuunnnnnnn.........!!!!

Itu sebabnya ... menurut majalah tempo, penjualan Blackberry di Indonesia naik 40 persen dalam waktu tidak lebih dari 6 bulan terakhir ini. Yang untung.... lagi-lagi produsennya.Kalau menlihat peningkatan penjualan BB, Indonesia sepertinya jauh dari krisis. Akibatnya, manusia normal dibikin seperti lupa lingkungan. Sibuk dengan perangkat BB di tangan, tak peduli lingkungan lagi.

BB - FB - Self centered
Nah... apakah anda termasuk golongan Self centered karena Blackberry dan Facebook?

18 komentar:

  1. Punya siy fb lin gara2 mantan boss invite bbrp bulan lalu bhubung masih gaptek n masih tetep setia sama Empi deh he3

    BalasHapus
  2. Bagus deh... jangan sampe keracunan FB

    BalasHapus
  3. A little bit addicted to FB, but does not make me an autis. Still have much things to work on in this life....:D

    BalasHapus
  4. This has been a big issue in early 2008. There somebody in UK killed her wife becouse she changed her status from married to singgle. And that is a big issue... it becomes to thin the different between reality and virtuality... almost like the movie 'Matrix'...

    Scary.... subhanallah...

    BalasHapus
  5. nggak lah. gak punya blackberry... adanya blueberry buat bikin kue...

    BalasHapus
  6. nurut saya yg bikin autis tuh internet mb.. kalo FB mah biasa aja. masi enakan ngeblogg..

    BalasHapus
  7. alhamdulillah ... FB tanpa BB mungkin tidak membuat kita autis. Tapi begitu kita pake BB nah... hati-hati aja

    BalasHapus
  8. Mungkin sudah ada latar belakang perselingkuhan, jadi begitu status married diganti single, langsung memperkuat duaan niat perselingkuhan itu

    BalasHapus
  9. Enak lagi....
    Bagi dong kuenya...!

    BalasHapus
  10. dasarnya memang internet connection, tapi kalo hanya dipake utk email/browsing aja sih, kita masih bisa membatasi diri apalagi kalo yg dipake hanya desktop. tapi kalo pake BB ... waduk kaya coca cola.. dimana saja, kapan saja ... selalu internet connected

    BalasHapus
  11. ga dua2nya ah.. ku mah golongan mp doang.. hihihi.. secara ga punya bb.. jarang ngefb (bohong dah)

    BalasHapus
  12. kayaknya, statement ini bener2 boong deh .....! Kamu cepet banget bereaksi di FB maupun Multiply, gitu.

    Gak punya BB, nggak berarti gak update FB, kan? intinya kan connecting to internet, dan BB membuat keadaan tambah parah, karena connected everywhere. Sementara kalo gak punya BB, masih bisa ngatur waktu, kapan hrs connected, kapan off. btw met week end ya.... Kemana nih?

    BalasHapus
  13. thx advicenya...sy juga mulai jenuh kok ber fb,..realita hidup lebih utama nih..

    BalasHapus
  14. setuju ... FB sih ok aja, asal nggak kebablasan aja

    BalasHapus
  15. hehehe tapi kalu kemanamana walupun ga punya bb tapi punya lappie sama saja kan mbak?
    ku ga punya bb ga punya lappie tapi bisa febe juga ngempi, tapi tanpa rokai sampe jablay dah.. :D cuma punya pisi doang..
    sepanjang dimana juga bisa ngenet ga ketinggalan berita kan mbak..

    BalasHapus
  16. hhehehe don't ever use term autid for someone who addict with BlackBerry, because crackberry is not autism and autism is not crackberry is two diffrent things...heheheh just my two cent...

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...