Sabtu, 31 Desember 2011

Rasain lo.... Makanya, jangan ngrumpi aja...!!!

Hari ini, Selasa 16 Agustus 2005, saya baru masuk kantor lagi setelah "dihukum Allah SWT" sepanjang hari.... Ceritanya begini....;

Minggu lalu, saat keponakan suami menikah, kami tidak menghadirinya. Kebetulan Jurusan Mesin tempat suami mengajar, mengadakan acara Family Gathering, di Carita, yang jarang-jarang dilakukan. Apalagi tahun ini, acara tersebut diselenggarakan relatif menyeluruh, dari mulai dosen sampai dengan tukang sapu .... beserta keluarga lagi. Jadi, sayang untuk dilewatkan.

Seperti biasa kalau ada hajatan, pasti seluruh keluarga (kakak-adik, semua ngumpul. Nah, karena Ipar saya yang nomor dua mau kembali ke Surabaya, maka keluarga suami mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai masalah keluarga... Biasalah... dimana-mana, di keluarga apalagi setingkat negara, akan selalu ada intrik-intrik dan perang dingin, perang urat syaraf dan lain-lain.... Kata suami, intrik-intrik dan perseteruan dalam keluarga itu lebih berat penyelesaiannya. Maklum saja, dendamnya kan langsung person to person ..... Jadi susah untuk mendamaikannya....

Jadilah, malam minggu kemarin, walauppun hanya dihadiri 9 anak+menantu dari 11 bersaudara - yang penting mencapai kuorum hehe.., keluarga besar berkumpul di rumah ketua suku di bilangan Jakarta timur, dengan didahului makan malam bersama ... biar perut kenyang... BIasanya kan kalau lapar, orang jadi gampang gelap mata... hehe...Mata ngantuk karena kekenyangan sudah diselesaikan dengan secangkir kopi panas..... Jadi perdebatan bisa berlangsung dengan seru ..... Dari mulai suara tinggi sampai suara bass.... Persis seperti gelombang di laut .... Tinggi bergulung-gulung, menderu-deru terus lenyap di pantai.... Dari mulai mata melotot karena emosi tinggi, sampai mata kuyu menahan kantuk. Yang penting semua unek-unek keluar. Semoga dengan demikian, tuntas sudah segala sumbatan dan hambatan di antara sesama saudara.

Karena saya membujuk ipar nomor dua untuk menunda kepulangannya, maka saya juga yang bertugas mengantar ke airport. Nah menjelang berangkat ke Cengkareng, setelah sarapan pagi, kami masih ngobrol ... meneruskan sisa cerita malam sebelumnya. Ya... begitu deh, orang kalau sudah ngobrol, suka ngelantur kemana-mana dan tidak terasa akhirnya jadi ngrumpi dengan balutan "mengkalirifikasi berbagai masalah". Apapun kemasannya... tetap saja itu namanya ghibah yang tidak disukai Allah SWT. Tapi siapa yang merasa... kalau sedang asyik???

Nah setelah ipar selesai diantar ke airport, saya pulang sendiri. Suami sedang mengurusi adik lelaki saya yang bemasalah ... (duh... manusia itu ternyata banyak masalahnya ya...???) Sambil dengar lagunya Helene Segara yang direkam dari CD pinjaman punya Hapsari, guru bahasa di CCF Wijaya. Sampai di rumah, ...lho... kok, suara saya mendadak hilang .... asli.... itu suara nggak bisa keluar... Kalaupun dipaksa, suaranya nggak keruan, tidak terkontrol, kadang ngebass, kadang melengking seperti cicitan burung.... Sudah begitu, leher terasa panas dan tercekik....

Masya Allah ... ini pasti peringatan Allah ... langsung ditimpakan azab atas ghibah yang sepanjang pagi dilakukan. Aduh ... istighfar berulang kali sambil berdzikir terus menerus memohon ampun.... Untung Allah berkenan menimpakan azab itu segera.. semoga itu menghapus azab atas dosa yang sama di akhirat nanti.

Sesungguhnya, saya seringkali merasakan peringatan Allah, bila melakukan hal-hal yang tidak benar. Yang paling sering adalah melalui makanan. Seringkali, bila ada makan siang bersama di kantor, kami membeli makanan di restoran Cina. Maklum, makanan cina kan enak dan netral. Semua orang suka. Namun repotnya, kita sering tidak tahu batas mana yang halal, mana yang haram ... atau malah pura-pura tidak tahu...

Nah kalau sudah begini, lebih baik dihindari saja. Kalau tidak, dalam waktu 2 jam sejak makanan tersebut masuk perut, bisa dipastikan, perut akan melilit, dan mengeluarkan seluruh isinya sepanjang hari.

Sesungguhnya Allah Maha Besar, Dia selalu memberi tanda-tanda dan peringatan kepada seluruh umatnya dengan berbagai cara. Sayang seringkali kita mengabaikan dan merasa tidak perlu mengasah kepekaan kita pada tanda-tanda yang diberikanNya. Jadi berbahagialah bila kita sering mendapat peringatan langsung dari Allah SWT. Itu berarti, Dia masih sangat sayang kepada kita dan menjaga kita agar tidak terjerumus pada hal-hal yang dimurkaiNya. Wallahu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...