Senin, 07 Januari 2013

Selamat Pagi Indonesia


Selamat pagi Indonesia ….
Selamat pagi semuanya …
list of countries requiring Visa to enter Turkey
Sudah hari ke 6 di tahun 2013, tapi masih belum terlambat untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru 2013 kan, tentu dengan penuh harapan, semoga Indonesia menjadi lebih baik lagi.

25 Desember s/d 5 Januari 2013 yang baru lalu, saya berkesempatan ikut paket tour ke Turki via UAE dengan pesawat Etihad Airways bergabung dengan Golden Rama. Jadi pantas jugalah kalau maskapai penerbangan tersebut “memaksa” penumpangnya untuk stop over di Negara mereka, yaitu United Arab Emirates.

Jadi kunjungan dilakukan dengan pintu masuk Abu Dhabi, sementara kalau pakai Emirates, akan masuk melalui Dubai. Kami mengunjungi 2 kota besar di United Arab Emirates yaitu Abu Dhabi menginap 2 malam dan Dubai 1 malam. Tapi saya belum berminat menulis tentang UAE …. walau ada yang sangat menarik yaitu Grand Mosque dan Ferari world Theme Park. Rasanya belum ada topik yang menarik hati untuk ditulis. Jadi sekarang ini, saya mau menulis tentang Turki saja.

Tulisan ini tidak dikarenakan “rumput di halaman tetangga selalu lebih hijau daripada rumput di halaman sendiri”, tetapi justru berangkat dari kesedihan melihat dan selalu bertanya–tanya … Mengapa “rumput di Negara sendiri belum juga tumbuh subur” dan tentunya sambil berharap semoga tulisan ini ada manfaatnya buat kita semua.
***
view to the city of Istanbul from bosphorus cruise

Perkenalanku yang pertama secara langsung dengan Turkish alias dengan orang Turki adalah melalui Mehmet …. Memet, kali ya kalo dengan logat Indonesia atau umumnya orang Sunda. Dia adalah salah satu siswa alias teman sekolah di section francais pour des etrangers kelas intermediate di faculte des letters a l’universite de Poitiers - France. Sebuah kota kecil sekitar 500 km ke arah tenggara Paris - Perancis di tahun 1980.

Perawakannya sedang, tidak terlalu tinggi. Wajahnya penuh berewok, tidak terlalu “arab” tidak juga seperti orang Eropa. Sepertinya sudah wajah yang campur aduk, mengambil dari berbagai unsur genetik .

Seperti umumnya orang yang bertempat tinggal di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya … dia langsung menyuruhku membaca surah Al Ikhlas, untuk memperkuat pengakuanku bahwa aku adalah muslim. Bagi mereka …. Orang yang beragama Islam di luar wilayah Timur Tengah, dikategorikan sebagai Musulman etrangers alias Moslem’s foreigner. Agak nggak nyambung dengan ajaran Islam sebagai rahmatan lil alamin … yang menurutku seharusnya Islam ya Islam dan berarti muslim ya muslim… Gak perlu dikasih embel–embel “asing” lagi. Tapi ya sudahlah …. Begitulah adanya……

negotiation between vendor and buyer
Perkenalan atau tepatnya kali ini adalah pertemuan kedua dengan para Turkish adalah saat menunaikan ibadah haji pada tahun 1994. Turkish kali ini adalah jamaah calon haji yang berasal dari berbagai wilayah di Turki baik yang berada di benua Eropa maupun berada di benua Asia. Wilayah Turki memang sebagian besar berada di daratan benua Asia. Hanya sedikit sekali yang berada di wilayah benua Eropa. 

Berbeda dengan Mehmet yang memiliki perawakan relatif “ramping”, maka Turkish kali ini, rata–rata dan terutama perempuannya memiliki perawakan “pendekar” alias relatif pendek dan kekar. Bahkan para perempuan Turki sedemikian gemuknya sehingga secara sembunyi–sembunyi, kami menjulukinya sebagai “babon” atau kalkun. Persis seperti nama negaranya dalam label Inggris, yaitu Turkey alias kalkun. Sejenis unggas yang besar, gemuk … dan dagingnya enak … Biasa disajikan pada momen istimewa seperti pesta  keluarga saat perayaan Natal dan tahun baru. Roasted Turkey yang amat–sangat yummy ….

facade of Hagia Sophia
Nah Turkish yang jamaah calon haji ini terkenal sangat kompak saat beribadah terutama saat Thawaf dan Sai …. Selain dialek bacaan doanya yang sangat khas sehingga terdengar sangat lucu di telinga orang Indonesia, dalam bimbingan pimpinan rombongan, mereka juga membaca doa-doa dengan sangat keras. Membuat konsentrasi bacaan doa kita jadi buyar. Bukan sekedar buyar karena kerasnya suara mereka tetapi juga buyar oleh “terjangan” rombongan mereka yang kompak dan kuat berpegangan tangan. Para lelaki sengaja membentengi kaum perempuannya dan bagaikan buldoser, membuka jalan bagi rombongan di tengah kepadatan orang di area thawaf dan sai.

Tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan ibadah haji, jamaah Umroh dari Turki juga memiliki penampilan yang tidak berbeda. Jadi, begitulah image yang tertanam kuat di dalam kepalaku mengenai Turkish. Itu juga yang membuatku selama ini kurang begitu tertarik mengunjungi Turki. Tidak menarik ... kurang eksotis ....!

Namun, kondisi ini menjadi terbalik saat merancang perjalanan akhir tahun 2012, yaitu ketika anak gadisku menolak untuk berlibur ke Korea, Turki menjadi salah satu pilihan di samping Spain/Morocco/Portugal.

view to Blue Mosque
Jadwal perjalanannya memenuhi syarat ketersediaan waktu anak gadisku. Harga paket tournya juga memenuhi anggaran, sehingga masih tersisa cukup dana beli souvenir. Maka …., pergilah kami sekeluarga lengkap dengan anak sulungku yang sengaja kuminta datang dari Adelaide beberapa hari sebelumnya. Dan aku ….. masih dengan citra Turkish means Turkey alias kalkun, di kepalaku, menyiapkan segala keperluan perjalanan tersebut.

***
Kami mendarat di Mustafa Kemal Attaturk, begitu nama bandara internasional Istanbul, pada jam 13.00 waktu setempat dengan perbedaan waktu 5 jam dengan waktu Indonesia bagian barat. Istanbul adalah kota terbesar dan teramai di Turki, meskipun bukan ibukota Negara. Ini adalah kota perdagangan. Istanbul juga merupakan tujuan utama wisata Turki bagi wisatawan yang hanya memiliki sedikit waktu, karena selain unik, yaitu berada di dua benua, Istanbul juga menyimpan sejarah panjang peradaban manusia.

library @ an ancient Ephesus 3 city
Istanbul yang terbelah 2 oleh selat Bosphorus masih menyimpan banyak peninggalan sejarah yang sangat layak untuk dikunjungi wisata, antara lain Blue Mosque alias mesjid yang tata ruang dalamnya didominasi oleh warna biru, Museum Aya Sofia alias Hagia Sophia yaitu gereja yang sekaligus juga pernah diubah menjadi mesjid. Itu sebabnya di dalam Hagia Sophia, disamping terdapat kaligrafi Allah SWT, Rasulullah Muhamad SAW, ke 4 kalifah “pertama” Islam pasca meninggalnya Rasul dan nama ke 2 cucu rasul yang terkenal, juga masih terdapat dan terlihat jelas lukisan–lukisan Jesus dan ibundanya, Maryam…. (eits,,,,, boleh enggak ya kutulis saja nabi Isa dan ibunda Maryam … karena demikianlah umat beragama Islam mengakui keduanya), Topkapi Palace, Hyppodrome yang dulu kala dijadikan tempat pacuan kuda pada jaman kerajaan Romawi selain the Grand Bazaar yang indah dan konon kabarnya menjadi pasar utama kota Istanbul sejak jaman pemerintahan dinasti Ottoman. Itulah beberapa situs bersejarah di Istanbul yang sepertinya menjadi “wajib kunjung” wisatawan. Tentu masih banyak lagi situs bersejarah lainnya seperti benteng kota tua, Dolmabache Palace dan lainnya.

inilah Kuda Troya yang terkenal itu
Mengunjungi Istanbul pada kesempatan pertama ini dan melihat bagaimana penampilan kotanya. Sungguh .... aku tersentak dan merasa malu hati karena selama ini aku cenderung menganggap remeh serta memandang sebelah mata kepada Turki, kepada the way of life masyarakatnya serta kepada the way of tought para pemimpinnya. Kepada Mustafa Kemal Attaturk yang membawa Turki menjadi negara sekuler. Turki atau Istanbul yang ada di hadapanku sangat jauh berbeda dari apa yang selama ini memenuhi isi kepalaku. Turki adalah salah satu negara "maju" yang layak disetarakan dengan negara-negara Eropa. Kesemuanya, salah satu KSF atau key succes factor, kata suamiku, tercermin pada bagaimana mereka menghargai dan merawat peninggalan kebudayaannya.

Sebagian jalan–jalan di Istanbul masih berbatu–batu, persis sebagaimana yang kita temukan di berbagai pusat kota umumnya di Eropa baik wilayah Eropa Barat maupun Eropa Timur. Benteng dan dinding kuno baik yang masih utuh maupun yang hanya tinggal sebagian masih terlihat baik dan terawat. Bisa jadi, iklim sub tropis yang kering telah menjauhkannya dari jamur dan lumut. Namun visi dan pola pikir masyarakat serta pemerintahnya pasti merupakan andil yang sangat besar dalam penataan dan pemeliharaan situs bangunan kuno dan bersejarah tersebut.

Semangat membangun sesuatu yang baru tanpa merusak yang lama melekat kuat dan menjadikannya perpaduan unik sekaligus indah.
***

Usai menyusuri keindahan kota kuno Istanbul yang dulu kala pernah menyandang nama Byzantium, kami mulai berkelana mengelilingi bagian barat Turki wilayah Asia, yaitu menuju Canakkale untuk bermalam.

Apa yang istimewa dari Canakkale? Ternyata wilayah ini menyimpan banyak peninggalan peradaban dunia. Pernah dengar legenda kuda Troya? Troy atau Troya ternyata berada di wilayah Canakkale, begitu juga (reruntuhan) basilica St Johannes dan rumah bekas tempat tinggal Maryam alias bunda Maria alias virgin Mary yang dipercaya umat Kristiani sebagai ibunya Jesus Kristus.

wilayah "pedalaman" Turki
Baru tersadar kembali, betapa Turki memang telah menjadi salah satu pusat peradaban manusia sejak beribu tahun sebelum masehi. Perebutan kekuasaan antara Romawi–Junani silih berganti dan kemudian diakhiri dengan masuknya ajaran Islam.

Itulah yang menyebabkan berbagai nama peninggalan, walaupun tidak diakui oleh para Turkish, namun setidaknya bagi orang asing, abjad Turki agak mirip dengan Yunani. Berbagai legenda, peninggalan–peninggalannya, nama kota–kota kuno di Turki sangat condong kepada nama–nama Yunani seperti misalnya Ephesus, Hierapolis, begitu juga dengan nama kota lainnya seperti Kappadokya, Pamukkale, Kusadasi terasa lebih Yunani.

Seluruh peninggalan peradaban manusia tersebut dirawat dengan sangat baik dan kesemuanya berpadu serasi dengan perkotaan/pedesaan dimana situs tersebut berada dan sepertinya seluruh peninggalan purbakala yang menjadi tujuan wisata di Turki berada dalam kendali sebuah institusi khusus yang profesional dalam mengelola berbagai peninggalan penting di Negara ini. 

pedesaan di musim dingin
Alam Turki mungkin merupakan perpaduan antara tanah gersang Gurun berbatu dan dataran Eropa yang subur. Begitu juga dengan iklim sub tropis empay musim yang membuat penduduk, mau tak mau harus sangat kreatif melindungi diri dari cuaca ekstrim yang dingin sekali, bahkan bersalju atau musim panas yang terik dan kering.
***


Perjalanan melalui daratan memang melelahkan namun juga memanjakan mata dengan segala keindahannya terutama bila kondisi alam dan lingkungannya mendukung.

Maka … walau hampir sepanjang perjalanan menuju kota-kota yang menjadi program wisata kami, disana-sini hanya ada nuansa kelabu, paduan tanah berwarna abu–abu, batang pepohonan dan semak yang sedang “meditasi” ditinggal dedaunannya selama musim dingin, namun acapkali masih ditemukan juga berbagai perkebunan utama yaitu jeruk mandarin dan olive alias zaitun. Dua dari berbagai produk pertanian unggulan Turki selain teh dan juga disamping produksi berkualitas lainnya dari Turki semisal tekstil, karpet, keramik dan marmer.

Goreme outdoor Museum - Kappadokya
Pemandangan pedesaan Turki terlihat tidak jauh berbeda dengan pemandangan di berbagai negeri Eropa. Di pedesaan, sebagaimana di Eropa Timur maupun Barat, relatif tidak terlihat bangunan kumuh. Tentu apalagi di kota. Kelihatannya kehidupan petani Turki cukup makmur. Ladang-ladang pertanian terlihat tersusun rapi dan pasti sudah tersentuh teknologi. Perumahan rakyat di pedesaan umumnya berlantai 2 serta apartemen untuk wilayah perkotaan.

Entah karena sedang musim dingin atau memang disebabkan oleh jumlah penduduknya sedikit, kecuali wilayah Istanbul dan Ankara, maka secara umum Turki terasa begitu sepi …. 

Wah ….. sudah panjang juga tulisannya. Berhenti dulu ah ….. Besok malam disambung lagi deh …. Rasanya memang masih banyak yang ingin ditulis sebagai perenungan atas kondisi masyarakat dan negeri tercinta ini….

To be continued alias a suivre ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...