Selamat pagi Indonesia ….
Selamat pagi semuanya …
list of countries requiring Visa to enter Turkey |
25 Desember s/d 5 Januari 2013 yang baru lalu, saya berkesempatan ikut paket
tour ke Turki via UAE dengan pesawat Etihad Airways bergabung dengan Golden Rama. Jadi pantas jugalah kalau
maskapai penerbangan tersebut “memaksa” penumpangnya untuk stop over di Negara
mereka, yaitu United Arab Emirates.
Jadi kunjungan dilakukan dengan pintu masuk Abu Dhabi, sementara kalau pakai Emirates, akan masuk melalui Dubai. Kami mengunjungi 2 kota besar di United Arab Emirates yaitu Abu Dhabi menginap 2 malam dan Dubai 1 malam. Tapi saya belum berminat menulis tentang UAE …. walau ada yang sangat menarik yaitu Grand Mosque dan Ferari world Theme Park. Rasanya belum ada topik yang menarik hati untuk ditulis. Jadi sekarang ini, saya mau menulis tentang Turki saja.
Jadi kunjungan dilakukan dengan pintu masuk Abu Dhabi, sementara kalau pakai Emirates, akan masuk melalui Dubai. Kami mengunjungi 2 kota besar di United Arab Emirates yaitu Abu Dhabi menginap 2 malam dan Dubai 1 malam. Tapi saya belum berminat menulis tentang UAE …. walau ada yang sangat menarik yaitu Grand Mosque dan Ferari world Theme Park. Rasanya belum ada topik yang menarik hati untuk ditulis. Jadi sekarang ini, saya mau menulis tentang Turki saja.
Tulisan ini tidak dikarenakan “rumput di halaman tetangga
selalu lebih hijau daripada rumput di halaman sendiri”, tetapi justru berangkat
dari kesedihan melihat dan selalu bertanya–tanya … Mengapa “rumput di Negara
sendiri belum juga tumbuh subur” dan tentunya sambil berharap semoga tulisan ini ada
manfaatnya buat kita semua.
***
Perkenalanku yang pertama secara langsung dengan Turkish
alias dengan orang Turki adalah melalui Mehmet …. Memet, kali ya kalo dengan
logat Indonesia atau umumnya orang Sunda. Dia adalah salah satu siswa alias
teman sekolah di section francais pour
des etrangers kelas intermediate
di faculte des letters a l’universite de
Poitiers - France. Sebuah kota kecil sekitar 500 km ke arah tenggara Paris - Perancis di tahun 1980.
Perawakannya sedang, tidak terlalu tinggi. Wajahnya penuh
berewok, tidak terlalu “arab” tidak juga seperti orang Eropa. Sepertinya sudah
wajah yang campur aduk, mengambil dari berbagai unsur genetik .
Seperti umumnya orang yang bertempat tinggal di wilayah
Timur Tengah dan sekitarnya … dia langsung menyuruhku membaca surah Al Ikhlas,
untuk memperkuat pengakuanku bahwa aku adalah muslim. Bagi mereka …. Orang yang
beragama Islam di luar wilayah Timur Tengah, dikategorikan sebagai Musulman etrangers alias Moslem’s foreigner. Agak nggak nyambung
dengan ajaran Islam sebagai rahmatan lil
alamin … yang menurutku seharusnya Islam ya Islam dan berarti muslim ya
muslim… Gak perlu dikasih embel–embel “asing” lagi. Tapi ya sudahlah ….
Begitulah adanya……
negotiation between vendor and buyer |
Berbeda dengan Mehmet yang memiliki perawakan relatif
“ramping”, maka Turkish kali ini, rata–rata dan terutama perempuannya memiliki
perawakan “pendekar” alias relatif pendek dan kekar. Bahkan para perempuan Turki sedemikian gemuknya sehingga secara sembunyi–sembunyi, kami menjulukinya
sebagai “babon” atau kalkun. Persis seperti nama negaranya dalam label Inggris,
yaitu Turkey alias kalkun. Sejenis unggas yang besar, gemuk … dan dagingnya enak … Biasa disajikan pada momen istimewa seperti pesta keluarga saat perayaan Natal dan tahun baru. Roasted Turkey yang amat–sangat yummy ….
facade of Hagia Sophia |
Tidak berbeda jauh dengan pelaksanaan ibadah haji, jamaah
Umroh dari Turki juga memiliki penampilan yang tidak berbeda. Jadi, begitulah
image yang tertanam kuat di dalam kepalaku mengenai Turkish. Itu juga yang
membuatku selama ini kurang begitu tertarik mengunjungi Turki. Tidak menarik ... kurang eksotis ....!
Namun, kondisi ini menjadi terbalik saat merancang perjalanan akhir tahun 2012, yaitu ketika
anak gadisku menolak untuk berlibur ke Korea, Turki menjadi salah satu pilihan
di samping Spain/Morocco/Portugal.
Jadwal perjalanannya memenuhi syarat ketersediaan waktu
anak gadisku. Harga paket tournya juga memenuhi anggaran, sehingga masih tersisa cukup dana beli souvenir. Maka …., pergilah
kami sekeluarga lengkap dengan anak sulungku yang sengaja kuminta datang dari Adelaide beberapa hari sebelumnya.
Dan aku ….. masih dengan citra Turkish means Turkey alias kalkun, di kepalaku, menyiapkan segala keperluan perjalanan tersebut.
view to Blue Mosque |
***
Kami mendarat di Mustafa Kemal Attaturk, begitu nama bandara
internasional Istanbul, pada jam 13.00 waktu setempat dengan perbedaan waktu 5 jam dengan waktu Indonesia bagian barat. Istanbul adalah kota terbesar dan teramai di Turki, meskipun bukan
ibukota Negara. Ini adalah kota perdagangan. Istanbul juga merupakan tujuan utama wisata Turki bagi wisatawan yang hanya memiliki sedikit waktu, karena selain unik, yaitu berada di
dua benua, Istanbul juga menyimpan sejarah panjang peradaban manusia.
library @ an ancient Ephesus 3 city |
inilah Kuda Troya yang terkenal itu |
Sebagian jalan–jalan di Istanbul masih berbatu–batu,
persis sebagaimana yang kita temukan di berbagai pusat kota umumnya di Eropa
baik wilayah Eropa Barat maupun Eropa Timur. Benteng dan dinding kuno baik yang
masih utuh maupun yang hanya tinggal sebagian masih terlihat baik dan terawat. Bisa jadi,
iklim sub tropis yang kering telah menjauhkannya dari jamur dan lumut.
Namun visi dan pola pikir masyarakat serta pemerintahnya pasti merupakan andil
yang sangat besar dalam penataan dan pemeliharaan situs bangunan kuno dan
bersejarah tersebut.
Semangat membangun sesuatu yang baru tanpa merusak yang lama
melekat kuat dan menjadikannya perpaduan unik sekaligus indah.
***
Usai menyusuri keindahan kota kuno Istanbul yang dulu kala
pernah menyandang nama Byzantium, kami mulai berkelana mengelilingi bagian
barat Turki wilayah Asia, yaitu menuju Canakkale untuk bermalam.
Apa yang istimewa dari Canakkale? Ternyata wilayah ini
menyimpan banyak peninggalan peradaban dunia. Pernah dengar legenda kuda Troya?
Troy atau Troya ternyata berada di wilayah Canakkale, begitu juga (reruntuhan) basilica St
Johannes dan rumah bekas tempat tinggal Maryam alias bunda Maria alias virgin
Mary yang dipercaya umat Kristiani sebagai ibunya Jesus Kristus.
wilayah "pedalaman" Turki |
Itulah yang menyebabkan berbagai nama peninggalan, walaupun tidak diakui oleh para Turkish, namun setidaknya bagi orang asing, abjad Turki agak mirip dengan Yunani. Berbagai legenda, peninggalan–peninggalannya, nama kota–kota kuno di Turki sangat condong kepada nama–nama Yunani seperti misalnya Ephesus, Hierapolis, begitu juga dengan nama kota lainnya seperti Kappadokya, Pamukkale, Kusadasi terasa lebih Yunani.
Seluruh peninggalan peradaban manusia tersebut dirawat dengan sangat baik dan kesemuanya berpadu serasi dengan perkotaan/pedesaan dimana situs tersebut berada dan sepertinya seluruh peninggalan purbakala yang menjadi tujuan wisata di Turki berada dalam kendali sebuah institusi khusus yang profesional dalam mengelola berbagai peninggalan penting di Negara ini.
pedesaan di musim dingin |
***
Perjalanan melalui daratan memang melelahkan namun juga memanjakan mata dengan segala keindahannya terutama bila kondisi alam dan lingkungannya mendukung.
Maka … walau hampir sepanjang perjalanan menuju kota-kota yang menjadi program wisata kami, disana-sini hanya ada nuansa kelabu, paduan tanah berwarna abu–abu, batang pepohonan dan semak yang sedang “meditasi” ditinggal dedaunannya selama musim dingin, namun acapkali masih ditemukan juga berbagai perkebunan utama yaitu jeruk mandarin dan olive alias zaitun. Dua dari berbagai produk pertanian unggulan Turki selain teh dan juga disamping produksi berkualitas lainnya dari Turki semisal tekstil, karpet, keramik dan marmer.
Goreme outdoor Museum - Kappadokya |
Entah karena sedang musim dingin atau memang disebabkan oleh jumlah penduduknya sedikit, kecuali wilayah Istanbul dan Ankara, maka secara umum Turki terasa begitu sepi ….
Wah ….. sudah panjang juga tulisannya. Berhenti dulu ah …..
Besok malam disambung lagi deh …. Rasanya memang masih banyak yang ingin
ditulis sebagai perenungan atas kondisi masyarakat dan negeri tercinta ini….
To be continued alias a suivre ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar