Jumat, 05 Agustus 2016

PERJALANAN WISATA BELITONG - H1


Mie Belitong Atep
Sekitar 2 bulan yang lalu, saat suami memberitahu bahwa kantornya akan mengadakan family gathering ke Belitong, saya yang biasanya agak malas untuk "jalan-jalan" yang berhubungan dengan air, menjadi sangat tertarik. Namun ternyata tidak demikian dengan si anak. Apalagi setelah melihat jadwal kumpul rombongan.... Alamak .... harus sudah kumpul di bandara jam 03.30 pagi untuk keberangkatan jam 0.600  ...., itu sih alamat nggak bisa tidur semalaman deh .... sehingga harus dengan "susah payah" membujuk anak untuk ikut perjalanan wisata ini. Apalagi pekerjaan kantor juga lagi semrawut akibat perubahan mendadak yang terjadi di kabinet yang ternyata berimbas juga ke kantor.
Jadi, setelah negosiasi sedikit dan hitung-hitungan waktu perjalanan dari rumah ke bandara Cengkareng, maka kami keluar rumah sekitar jam 03.30 untuk tiba persis seperti prediksi, sekitar 1 jam kemudian.
Perjalanan dengan citilink berjalan dengan aman sentosa, apalagi rombongan sudah dibekali dengan sekotak kue dan aqua. Maklum, low cost carrier ..... Kalau mau makan, silakan beli dan keluarkan uang sendiri....!!! Tiba di bandara HAS Hananjudin -  Tanjung Pandan, sudah ditunggu oleh pemandu wisata, Herry.... yang kemudian diketahui sangat komunikatif dan ada saja cerita konyol yang logis.
Restoran Fega di tepi danau Bandung
Tujuan pertama adalah restoran Hanggar 21 untuk menyantap mie Belitong Atep. Ini adalah mie khas Belitong dan Atep.... sayang saya lupa tanya apakah itu nama pemiliknya atau nama warung pertamanya yang berlokasi di pusat kota Tanjung Pandan.
Usai makan pagi, saya pesan pempek dan minum air jeruk kunci hangat khas Belitong, perjalanan dilanjutkan ke arah timur pulau Belitong atau dikenal sebagai Belitong Timur dengan ibukotanya di Manggar. Konon Manggar adalah kampung asalnya YIM. Belitong ternyata cukup hijau dan selama perjalanan ke Manggar dan Gantong, hampir di sepanjang perjalanan terlihat air danau kebiruan, yang ditengarai adalah danau yang terbentuk akibat bekas galian tambang. Jalan rayanyapun sangat mulus dan sepi. Tidak banyak kendaraan melintas. Jadi jarak yang cukup jauh dari Tanjung Pandan ke Manggar, bisa ditempuh hanya dalam waktu 1 jam saja.
kuil dewi Kwan Im

Mengingat hari pertama perjalanan adalah Jum'at, maka tujuan awal ke kuil dewi Kwan Im, diubah menjadi makan siang di Restoran Fega yang terletak di tepi danau Bandung. Memberi waktu bagi para lelaki untuk menunaikan shalat Jum'at. Usai makan siang dengan menu sea food yang sedap, perjalanan dilanjutkan ke kuil dewi Kwan Im. 

Terletak di atas bukit, kuil dewi Kwan Im didominasi dengan warna merah dan hijau, begitu juga dengan railing tangganya. Warna khas kuil Cina. Sayangnya patung sang dewi masih terbungkus dan di kakinya banyak pekerjaan sipil sedang dilaksanakan.
Tujuan ke dua adalah ke Gantong, mengunjungi rumah Ahok ..... salah satu "mantan" bupati Belitong Timur yang fenomenal. Kenapa harus berkunjung ke rumah Ahok? Rupanya, kontroversi yang dibuat oleh Ahok saat ini sebagai gubernur di ibukota negara, membuat orang yang berwisata ke Belitong menjadi penasaran dengan kampung dan rumahnya. Apalagi, Ahok juga merupakan orang pertama non pribumi yang berhasil menjadi bupati di Belitong Timor. 


Rumah kediaman keluarganya yang berlantai 2, sangat megah. Di halaman sebelah kirinya ada galeri batik Belitong yang menjual selain batik juga berbagai asesori, kaus, souvenir dan kue-kue kering buatan "mama Ahok". Entah bagaimana caranya, saat hendak meninggalkan galeri untuk kembali ke bus, tiba-tiba dari kejauhan saya melihat seorang ibu berpakaian motif bunga yang cerah berdiri di depan pintu rumah melayani pengunjung yang ingin berfoto.... Komersial...? entahlah...... . Di depan rumah batu 2 lantai itu, terdapat rumah panggung dengan papan nama Rumah Ahok, tempat orang bisa minum kopi dan menjual kue kering yang juga dilabeli "buatan mama Ahok"
Pemandangan bekas galian tambang
Usai mencicipi kopi di rumah Ahok, bayar lho ....., tujuan selanjutnya adalah replika SD Muhamadiyah Gantong yang terkenal karena film Laskar Pelangi, di lokasi bekas tempat shooting film tersebut. Konon bangunan aslinya memang sudah roboh dan di atasnya sudah dibangun gedung baru. Setelah itu, sambil kembali menuju Tanjung Pandan yang terletak di Belitong Barat, kami mampir ke museum kata Andrea Hirata. Sayang, sudah sore, dan museum sudah tutup. 

Selain itu, kelelahan karena bangun terlalu dini, menyebabkan peserta ingin segera beristirahat di hotel. Minimal, tidur di bus ber AC dengan jalan yang sangat mulus dan tanpa macet sama sekali di sepanjang perjalanan.
Tiba di Tanjung Pandan, kami "digiring" ke restoran untuk makan malam, agar setiba di hotel "Grand Hatika", kami bisa langsung beristirahat tanpa gangguan lagi. Begitulah perjalanan hari pertama di tanah Belitong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...