Beberapa tahun
belakangan ini, seiring dengan makin banyaknya perempuan beragama Islam yang
menggunakan jilbab, baik yang syar'i maupun modis, ada kecenderungan terjadi
pelecehan kepada perempuan beragama Islam lainnya yang tidak menggunakan
jilbab, terutama di media sosial ... Padahal, perilaku mereka yang berjilbab
belum tentu mencerminkan adab dan ajaran agamanya yang rahmatan lil alamin.
Mereka masih suka bergunjing, mencaci maki dengan kata dan tulisan kasar
serta tidak pantas, melakukan korupsi, melakukan hubungan terlarang dan
banyak hal lainnya yang sudah jelas melanggar ajaran agamanya. Bahkan jilbab
atau katakanlah berkerudung kini seolah menjadi pakaian baku saat perempuan
bermasalah dengan hukum.
Dalam beberapa
kesempatan hadir pada acara pernikahan keluarga keturunan Arab, ternyata
perempuan muda Arab di Indonesia banyak yang tidak mengenakan jilbab dan bahkan
berpakaian sebagaimana anak-anak muda umumnya. Beberapa keluarga/tokoh
agama Islam di Indonesia juga membebaskan anak perempuannya tidak menggunakan
jilbab. Apakah mereka tidak mengerti ajaran agamanya? Rasanya ... orangtua
tersebut tentu mengajarkan agama kepada anak–anaknya dengan sangat baik.
Anak–anak mereka tentu sangat pandai membaca kitab suci al Qur'an dan bahkan
mungkin berbicara dalam bahasa Arabpun mereka cukup fasih ...
Kenalan saya
keturunan Arabpun banyak yang membiarkan anak perempuannya tidak menggunakan
jilbab dan bahkan membiarkan anak perempuannya menggunakan lensa kontak
berwarna hijau atau biru saat rambutnya disemir bersemu pirang. Dalam
pesta pernikahan "tradisional Arab" di Indonesia, dimana pesta
pernikahan dipisahkan antara undangan lelaki dan perempuan, maka pesta khusus yang hanya dihadiri oleh perempuan,
maka perempuan – perempuan Arab
berdandan dan berpakaian sama seperti perempuan – perempuan lain yang dalam
keseharian tidak menggunakan jilbab. Mereka menari/dansa berpasangan dengan
sesamanya karena memang tidak ada seorang lelakipun dalam ruang dan bernyanyi.
Jadi … apakah musik dan tari dilarang …? Atau kita harus membedakan mana yang
menjadi tradisi Arab atau ajaran agama Islam. Ini berarti bahwa yang “berbau”
Arab …. Belum tentu Islami atau berasal dari ajaran Islam, kan? Bisa jadi hal
itu adalah budaya dan tradisi Arab. Bukan ajaran agama Islam

Banyak yang
merujuk pada QS. Al Ahzaab:59 tentang kewajiban memakai jilbab, yang
terjemahannya adalah sebagai berikut :
Hai
Nabi Katakanlah Kepada Istri-Istrimu,Anak-Anak Perempuanmu Dan Istri-Istri Orang
Mukmin: “Hendaklah Mereka Mengulurkan Jilbabnya Ke Seluruh Tubuh Mereka”, Yang
Demikian Itu Supaya Mereka Lebih Mudah Untuk Dikenal, Karena Itu Mereka Tidak
Diganggu, Dan Alloh Adalah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.
(QS.Al-Ahzaab:59)
Namun dalam
ayat tersebut tidak ditemukan adanya kata "DIWAJIBKAN" kepada istri,
anak perempuan dan istri orang mukmin untuk menggunakan jilbab. Terjemahan ayat
tersebut hanya menggunakan kata "HENDAKNYA" yang dapat
diinterpretasikan sebagai ANJURAN/IMBAUAN saja.
***
Kalau kita
perhatikan dengan seksama, menggunakan jilbab di Indonesia pun ada beberapa
macam. Ada yang dikatakan berhijab secara syar'i dan bahkan agak berlebihan,
yaitu menggunakan cadar sehingga hanya tinggal mata saja yang terlihat. Padahal
wajah wanita bukanlah bagian dari aurat.... Maka saat shalat dan melaksanakan
ibadah haji, perempuan Arab di Saudia sekalipun yang sehari-hari memakai cadar,
melepaskan cadarnya.
Kemudian
ada yang berjilbab secara modern .... hanya menutupi rambut dan leher atau kadang
leherpun masih terlihat karena dia hanya menggunakan blus " turtle
neck". Nah kategori ke 2 ini seringkali menggunakan jilbab secara
berlebihan juga ... baik dalam warna maupun asesori.... Jilbab, asesori dam
cara memggunakannya, akhirnya menjadi trend mode pakaian muslim Indonesia, yang
juga berganti setiap waktu. Tentu supaya pemakainya terlihat menjadi lebih
cantik dan menarik...
Kalau tidak
salah .... bukankah perempuan Islam dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam
berpakaian dan berdandan. Bahkan dianjurkan untuk tidak menggunakan wewangian
untuk mengurangi daya tariknya terhadap lawan jenis...

Daripada memperdebatkan dan mencaci maki orang
lain hanya karena perbedaan pandangan, bukankah akan lebih baik kalau kita
memperbaiki diri sendiri lebih dulu. Dan perbaikan itu akan memakan waktu
sepanjang usia kita, karena tidak ada manusia yang sempurna. Ini juga berarti
.... setiap manusia mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya langsung
kepada Sang Pencipta.
Entahlah
.... saya cuma orang awam yang seringkali merasa kurang nyaman bila ada orang
yang dengan sangat mudahnya menilai orang lain hanya dari permukaan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar