Pagi ini, sebelum memulai pekerjaan, saya meneruskan pesan berkenaan tulisan Mantan Gubernur NTB; TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) dalam menanggapi insiden pembakaran bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Jabar, kepada beberapa teman, salah satunya adalah tetangga rumah yang saya kira - kira merupakan pendukung kelompok 212 yang cukup militan dan suaminya adalah salah satu pengurus ranting Muhammadiyah di kecamatan tempat kami tinggal.
Tanpa diduga, ternyata sang tetangga membalas kiriman pesan tersebut melalui whatssapp dengan pertanyaan ini:
Tanya :
Mana lebih berbahaya : HTI , Komunis, LDII, SYIAH atau liberal ?
Ngomong-ngomong soal pileg, saya masih bingung mau pilih siapa dan dari partai apa ?
Mohon advis dr ibu. Trims
Kaget dengan pertanyaannya, saya menjawab apa adanya, sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran saya saja seraya, terus terang, ingin menguji bagaimana orientasi pilihannya. Karenanya, terjadi tanya jawab yang saya copy di bawah ini ... Seperti ujian aja.... 😀😀😀
Jawab :
Kalau bicara ideologi, HTI, Komunis, LDII, Syiah atau liberal, maka pada tataran kosakata Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan untuk mendefinisikan "sains tentang ide". dan dapat dianggap sebagai cara memandang segala sesuatu. Sesuatu/gagasan yang diidamkan, diimpikan dan karenanya semua akan bagus-bagus saja. Namanya juga ideal.
Tapi kalau sudah masuk pada tataran politik maka semua bisa berarti suatu tujuan untuk "menciptakan yang ideal, yang diimpikan tersebut" dengan berbagai macam cara yang kemudian menjadi perebutan kekuasaan, dan karenanya segala cara dihalalkan termasuk fitnah, bunuh (perang) dll.
Sekarang ini, terutama di Indonesia menjadi menyedihkan... Islam yang rahmatan lil alamin menjadi menakutkan dan menteror mereka/golongan yang tidak sepaham. Apa iya ... manusia bisa mengkafirkan atau menghitung amaliah manusia? Padahal ... hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Hitungan/hisab Allah SWT tidak semata-mata dilihat dan dinilai apakah seseorang memiliki jidat hitam, jenggot yang lebat, memakai celana cingkrang atau jilbab syar'i dan sejenisnya. Tetapi meliputi niat yang segala dan setiap tindakan kita, yang ada dalam hati nurani, akal pikiran serta maksud dan tujuan manusia dalam melaksanakan hajat hidupnya. Dan yang terakhir ini, tidak ada satu manusiapun yang bisa menyelami kecuali sang Khalik.
Silakan berpikir dengan jernih karena agama mengajarkan kita untuk membaca (Iqra). Mengaji bukan sekedar lancar membaca al Qur'an tetapi mengaji bisa diartikan ajakan untuk meng"kaji", menganalisa dan berpikir dalam atas sebab musabab turunnya ayat-ayat suci, begitu juga dengan seluruh kandungan al Qur'an.
Saya tidak ingin mempengaruhi ibu untuk memilih siapapun, tapi berpikirlah untuk kemaslahatan umat manusia. Mari tunjukkan Islam yang Rahmatan lil Alamin. Bukan Islam yang menteror mereka yang tidak seakidah, karena perbedaan itu "diciptakan" Allah SWT agar kita berpikir dan menghargai takdirNya
Komentar:
Setuju, trims ibu
Maaf, menurut ibu kafir itu maknanya apa ya ?
Waduh ....... masih lanjut ujiannya ....
Kafir adalah orang yang tidak percaya pada keberadaan Allah SWT dan rasulNya. Ini bisa jadi perdebatan panjang, pada makna percaya pada rasulNya.
Apakah mereka yang percaya kepada rasulNya selain Muhammad SAW, misalnya saja, mereka yang percaya kepada nabi Musa atau nabi Isa atau percaya pada kitab-kitab Allah seperti Zabur, Taurat, Injil, apakah mereka menjadi atau lantas disebut kafir? Lalu.... kalau seorang manusia percaya akan keberadaan Allah SWT namun tidak beragama-agnostik, dan seluruh hidupnya dijalani dengan amat sangat baik/lurus bahkan lebih baik dan lebih lurus daripada mereka yang menyatakan diri beragama. Apakah mereka lalu disebut kafir dan pasti masuk neraka? Sebaiknya jangan mudah mencap orang kafir dan pasti masuk neraka.
Puluhan tahun yang lalu, saya pernah bertemu pasangan suami istri lanjut usia. Mereka mengundang kami makan malam di rumahnya. Usai makan, sambil ngobrol sana-sini, bertanya ini-itu tentang Indonesia, tiba-tiba si istri bilang begini
"Kami menjalani kehidupan dan memberikan kebaikan kepada sesama manusia ini, dengan apa adanya. Bukan karena mengharapkan segala macam pahala/balasan dari Tuhan. Tidak ...... Kami tidak ingin atau bermaksud berdagang dengan Tuhan karena anugerah dan segala apa yang kami terima dariNya sudah sangat melimpah dan selayaknya kami bagikan kepada sesama tanpa berharap balasan apapun dari siapapun".
Mereka, orang Perancis asli yang tinggal di pinggiran kota kecil Poitiers sekitar 500km sebelah tenggara Paris, ibukota Perancis. Apakah orang-orang yang amat sangat baik itu akan masuk neraka karena dia bukan muslim? Belum tentu .....
Itulah rahasia kehidupan dan hanya Allah SWT yang berhak menghisab amal perbuatannya. Bukan kita sesama manusia.
Jawab:
Ibu, ada neraka namanya saqor
Seketika saya ingin "menguji" pengetahuannya. Jangan saya terus yang harus menjawab pertanyaannya. Lalu saya balik tanya:
Apa referensi tentang neraka saqor? Tolong jelaskan ya .....
Tidak ada jawaban lagi ..... si ibu menghilang ......
satu jam .....
dua jam ......
si Ibu tetap menghilang
Bagaimana bu ......?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar