Kamis, 09 Januari 2020

SERI PERJALANAN ke IRAN - 1. Persiapan

Keinginan saya untuk berkunjung ke Iran sudah sangat lama. Paling tidak .... jauh sebelum perjalanan libur akhir tahun 2018 yang lalu, keinginan pribadi untuk mengunjungi Iran ... negara yang dijuluki "negara para mullah" yang memiliki sejarah panjang sejak ribuan tahun sebelum Masehi, semakin menguat, namun tak kunjung terlaksana karena saya tidak atau belum menemukan satupun biro perjalanan wisata dari Indonesia yang menawarkan  perjalanan wisata akhir tahun ke negara tersebut.

Dan.... ternyata, merealisasikan mimpi itupun tidak mudah ... Anak-anak saya sudah bisa dipastikan tidak mau lagi melakukan perjalanan dengan menggunakan travel agent dengan paket-paket tour yang sudah ditentukan. Melelahkan dan tidak bisa menikmati obyek wisata sesuai keinginan mereka baik obyek wisatanya maupun waktu kunjung yang tersedia. Itu alasan mereka. Ibaratnya ... mengunjungi suatu tempat wisata dilakukan seperti hanya numpang "pipis". Sambil lewat saja. Jadi kami tentu harus membuat jadwal perjalanan individual dan persiapan untuk perjalanan individual akan lebih merepotkan, berdasarkan pengalaman sebelumnya saat melakukan perjalanan ke Eropa Timur (Austria - Slovakia - Hungary). Kerepotan yang terutama adalah saat mengurus visa dengan segala macam persyaratan yang harus dilengkapi baik administrasi maupun flight - accommodation's booking. Belum lagi harus memikirkan obyek wisata yang akan dikunjungi di setiap kota. Ditambah lagi, kalau ada jadwal wawancara oleh kedutaan negara tujuan, yang harus dipenuhi berkenaan dengan pengajuan visa. Di lain sisi ... anak sulung sudah terbang lebih dulu dan si bungsu sedang magang dan kantornya tidak libur pada saat akhir tahun sehingga karenanya mereka tidak akan ikut serta. Artinya ... perjalanan akhir tahun, akan dilaksanakan berdua saja.

3 bulan menjelang akhir tabun,. pada saat ngobrol di ruang makan kantor atau di antara teman yang saling bertanya dan berbagi rencana acara libur akhir tahun, mereka kaget saat saya menyampaikan ingin berkunjung ke Iran. Beberapa teman, biasanya akan memilih perjalanan liburan klasik, ke USA, Eropa Barat atau Eropa Timur, atau ke Asia Tenggara, Jepang dan Korea. Ah ... terlalu "main stream" ya ....😀😀😀. 

Sejak lama saya ingin mengunjungi negara seperti Nepal, Uzbekistan, Israel, Yunani atau Timur Tengah, yaitu negara yang memiliki hubungan erat dengan perkembangan dan peradaban hidup manusia serta sejarah keagamaan. Khusus untuk kunjungan ke Iran, ada  saran yang saling bertentangan. Beberapa teman mengisyaratkan "bahaya" kunjungan ke Iran, yaitu kalau di dalam passport kita ada stiker visa masuk Iran, maka dapat "dipastikan" kita akan mengalami kesulitan saat mengajukan visa masuk ke USA. Di lain pihak ada juga yang menyatakan bahwa teman atau keluarganya pernah mengunjungi negara tersebut dan tidak mengalami masalah dengan visa masuk ke USA. Mereka malah memuji, betapa masyarakat Iran begitu baik hati kepada para "tamunya". Entah mana yang benar.

Dua informasi yang saling bertentangan tersebuh tidak menyurutkan niat kami. Berbekal informasi tersebut dan saya ingat, suami pernah bercerita bahwa dia pernah mengajar satu mata kuliah dimana salah satu mahasiswanya adalah putra duta besar Iran untuk Indonesia, maka pada pertengahan bulan November, saya memintanya untuk menghubungi mahasiswa asal Iran tersebut dan menanyakan bagaimana prosedur dan dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pengajuan visa kunjungan wisata ke Iran. 

Lama tak berkabar, akhirnya pada minggu pertama bulan Desember 2019, barulah dia menjawab bahwa dia sudah berada di luar Indonesia (belakangan staff Kedutaan Besar Iran di Jakarta, memberitahu bahwa masa tugas bapaknya di Jakarta telah selesai). Namun jawaban yang diberikannya tetap belum memberikan informasi yang dibutuhkan. Akhirnya saya mencari informasi langsung dengan menelpon ke kedutaan Iran. Ternyata ..... sangat sederhana, tidak seperti pengajuan visa ke negara lain, untuk memperoleh visa kunjungan ke Iran hanya membutuhkan pasfoto, copy passport. Begitu informasi yang saya peroleh melalui telpon.

Untuk melengkapi persyaratan visa tersebut, saat pulang kantor pada hari Jum'at minggu ke dua Desember 2019, saya baru berkesempatan membuat pasfoto, setelah sebelumnya berkomunikasi dengan staff kedutaan Iran di Jakarta yang sangat ramah dan membantu.

Sabtu malam, saya mencoba masuk ke link yang diberikan oleh staff kedutaan untuk mengisi aplikasi permohonan visa. Persyaratannya relatif mudah, hanya berbekal upload pasfoto dan passport, tanpa perlu dokumen tambahan apapun juga, seperti misalnya referensi kantor/bank dan sebagainya, seperti halnya kalau kita mengajukan visa ke negara lain. Hanya ... ternyata kita tetap harus mengisi alamat tempat tinggal di Iran lengkap dengan nomor telponnya. 

Wah ..... saya belum pesan apapun untuk perjalanan ke Iran ini .... no flight tickets, no hotels. Jadi .... dengan berat hati, pada hari Sabtu malam tersebut saya mengirim pesan lagi ke staff kedutaan menanyakan pendapatnya. Saya sadar, tidak mungkin mendapatkan visa tanpa mengisi tempat tinggal/nomor telpon di Iran. Otoritas negara tersebut tentu ingin memperoleh jaminan bahwa pengunjung negaranya bukanlah pengungsi atau peminta suaka. Saya berpikir, harus ada mekanisme lain untuk mendapatkan visa, tanpa harus memesan tiket pesawat terlebih dulu. Jadi kalaupun ada resiko tidak memperoleh visa, maka resiko keuangannya tidak terlalu besar.

Memang agak ngelunjak menerima kebaikan orang lain ya...? Malam minggu, mengirim pesan ke orang yang kita sendiri baru kenal via whatapps dan tentu saja saya harus maklum kalau si bapak staff kedutaan itu agak lambat membalas pesan saya.

Sebetulnya, saya sempat browsing mencari informasi perjalanan ke Iran dan sudah menemukan hellopersia.com dan mulai membaca-baca layanan apa saja yang diberikannya. Namun tergoda dengan informasi tentano kemudahan memperoleh visa, maka saya berusaha untuk memperoleh visa langsung (via online) dan hanya akan menggunakan layanan dari Hellopersia.com untuk land arrangement saja. Namun ... mendapat hambatan untuk mengisi informasi temuta tinggal di Iran, membuat saya "terpaksa" memutuskan untuk menggunakan jasa Hellopersia.com juga untuk pengurusan visa. 

Minggu 15 Desember, bersamaan dengan rencana suami menghadiri pernikahan anak dari kenalannya, saya meminta ijin untuk tidak ikut hadir dan memilih ke kantor saja untuk menggunakan wifi. Week end itu, sambungan indihome di rumah memang sedang kacau, sama sekali tidak mendapatkan koneksi internet, telpon maupun televisi. 

bendera Republik Islam Iran
OK ...... mulai dengan melakukan sesuatu yang resikonya paling minim, yaitu meminta layanan aplikasi entry visa. Link yang diberikan Hellopersia.com, persis sama dengan yang diberikan oleh kedutaan. Hanya ada sedikit perbedaan yaitu; yang pertama .... Tidak perlu mengisi tempat tinggal dan nomor kontak di Iran. Yang kedua ... Visa hanya akan diterbitkan di international airport of Tehran. Sementara kalau aplikasi dilakukan melalui link yang saya peroleh dari kedutaan, ada pilihan untuk menerima visa di kedutaan besar Iran di Jakarta atau di international airport of Iran. Untuk mendapatkan layanan pengurusan entry visa dari Hellopersia.com, kita dikenakan biaya layanan visa sebesar 35 Eur/pax yang harus segera lunas dibayar melalui link yang diberikan.

Pembayaran langsung saya lakukan ..... walau agak kaget karena ternyata link pembayaran dilaksanakan melalui rekening bank yang berada di Istanbul. Tak ada waktu untuk bertanya tentang hal tersebut kepada travel consultant yang selalu menghubungi saya untuk "membantu" pengurusan perjalanan.... Ya sudahlah .... andaipun terjadi sesuatu, resiko kehilangan 2x35Eur adalah resiko minimal yang sudah harus masuk dalam hitungan. 

Dalam keterangan, baik dari staff kedutaan maupun Hellopersia,com notifikasi persetujuan pemberian visa akan terbit dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari saja. Bahkan staff kedutaan menyampaikan bahwa persetujuan visa bisa terbit dalam waktu 1 hari kerja saja dengan membubuhi keterangan URGENT pada saat mengajukan permohonan.

Pulang dari kantor, minggu malam itu juga, saya mendapat balasan dari staff kedutaan dan beliau memberikan nama dan nomor kontak terpercaya untuk bisa saya hubungi dan gunakan sebagai tempat tinggal saat mengajukan visa. Saya sampaikan permohonan maaf padanya seraya menyampaikan bahwa saya sudah mengajukan aplikasi visa melalui suatu agen perjalanan .....

"Ibu ..... hari-hati untuk melakukan transaksi apapun dengan agen perjalanan. Jangan sampai ibu tertipu" sahutnya.

Duh ..... bukannya lega sudah mengajukan permohonan visa, malah tambah deg-degan. Bismillah sajalah ...... resiko terberat adalah kehilangan 70Eur ..... dan itu sudah sejak awal diperhitungkan. Que sera... sera... Apa yang akan terjadi, ..... Terjadilah ......

Bersambung ya ......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...