Duh ... kok sepertinya saya bersenang hati di tengah musibah yang diderita oleh banyak penduduk Jabodetabek ya....? Maap deh... bukan maunya seneng-seneng kok. Sebetulnya, tapi pagi saya juga sudah stress banget. Sejak semalam, hujan mengguyur Jakarta. Deras lagi .... Ruang keluarga yang atapnya tambahan, seperti biasa sudah bocor di sana-sini. Maklum saja... ruang yang tadinya berupa patio itu ditutup seadanya, pakai fiberglass. Jadi pasti sudah retak dimakan sinar matahari.
Pagi tadi, di luar dugaan anak gadis saya bangun saat bedug subuh. Jadi kami bisa berangkat lebih pagi ke sekolahnya. Tapi ... hujan tidak kunjung berhenti. Orangtua bilang hujan yang turun malam Jum'at biasanya akan berlangsung sepanjang hari dan akan berlangsung hingga berganti hari lagi.
Saat saya memanaskan mesin mobil, tiba-tiba dia masuk ke mobil lengkap dengan perangkat "perang"nya. Entah kenapa, saya yang masih pakai sandal langsung masuk mobil ... yakin bahwa seluruh perangkat perang saya juga sudah masuk mobil. Apalagi ... bau kayumanis bercampur pisang barangan dari Banana Caramel Cakes pesanan teman-teman yang akan berangkat siang ini ke Surabaya sudah mengharumi ruang mobil. Jadi otak saya langsung memerintahkan untuk segera berangkat. Hari ini, usai mengantar ke sekolah, saya berencana langsung ke kantor karena ada dokumen yang harus di fax sebelum berangkat ke Kedoya untuk rapat jam 10.00.
Di tengah kemacetan, karena genangan air di depan perumahan Bona Indah, baru teringat bahwa tas kantor saya, masih tertinggal di kursi ruang keluarga. Alamak ..... Panik, mangkel .... gak tahu mesti ngomel sama siapa. Lha, salah sendiri kok!!! Terbayang macetnya kalau harus pulang nanti, mengambil tas dan baru berangkat ke kantor. Apalagi kali kecil di Jalan Lebak Bulus I yang pernah menelan korban 2 orang ibu hanyut beberapa tahun yang lalu itu, nyaris meluap. Halaman apartemen yang berdampingan dengan kali itu sudah terendam air. Bahkan, saya menduga perumahan Panorma Lebak Bulus juga kemasukan air, karena di sepanjang jalan lebak bulus 2, banyak terparkir mobil. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Duh.... mau sampai jam berapa di kantor? Kemarin, saat saya berangkat langsung ke kantor, dari Jl. Karang Tengah - Lebak Bulus ke Kantor di kawasan Mayestik, saya harus menempuh waktu 75 menit. Jadi kalau Jakarta banjir dan karenanya menjadi macet, entah jam berapa saya baru akan tiba di kantor. Nasi sudah menjadi bubur dan saya harus pulang dulu mengambil tas kantor.
Yup.... tas sudah masuk mobil, jam menunjukkan waktu 07.10 ... saya mulai menyusuri jalan lebak bulus, lalu ke jl RS Fatmawati. Tiba di persimpangan ringroad, saya mengambil arah kanan, melewati Citos dan masuk Jl. Antasari.
Saat hujan, jl RS Fatmawati menuju Panglima Polim sebaiknya dihindari. Selain macet seperti biasa, sepanjang jalan itu juga penuh genangan dan sangat riskan untuk dilewati sedan. Saya menyetir mobil sambil berdoa.... semoga jalannya lancar.... lancar.... dan benar-benar lancar...... Menjelang Mayestik, masuk sms mengabarkan bahwa rapat jam 10.00 ditunda karena Kedoya banjir. Entah bagian mana yang banjir. Apa kawasan menuju MetroTV juga banjir...? Sudahlah.... nikmati saja keadaan.
Saya masuk ke area parkir kantor tepat pada jam 07.45. Hanya 35 menit saja. Padahal biasanya tidak kurang dari 60 menit. Alhamdulillah....... Kantor masih sepi saat saya tiba ... Baru ada pak Utjen dan Aip membereskan kantor. Ina dan Evi yang biasanya sudah hadir, entah dimana mereka berada saat ini.
"Ina belum masuk Tanah Kusir, mbak... Cipulir banjir, jadi mesti muter-muter nggak keruan.... Si Wina aja udah pasti bolos sekolah nih...", begitu katanya saat saya telpon. Yah.... nasib deh, kalo udah terjebak banjir.
Saya hanya bisa istigfar .... menyadari kesalahan saya atas buruk sangka tadi pagi. Seandainya saya tidak pulang mengambil tas dan berangkat langsung ke kantor dari sekolah anak saya, menempuh jalur Pondok Indah dan Radio Dalam, mungkin saya akan terjebak kemacetan juga.
Jadi... tidak ada salahnya mengambil hikmah dari segala musibah. Selalu kejutan dibalik segala musibah karena Allah SWT Maha Mengetahui akan kebutuhan kita. Jadi, kita memang wajib mensyukuri saja nikmat yang diberikanNYa, baik itu berupa musibah apalagi kalau berupa keberuntungan
seneng ya mbak gak kena banjir dan macet. saya kena neeeeh
BalasHapusiya... Alhamdulillah nggak kena macet. Eh kamu sudah online, artinya sampe juga ke kantor ya... walaupun telat..., mungkin
BalasHapusi've been living in my current neighbourhood since i was born, and this is the first time that we are being flooded up to that height inside our home, even if i raised my hands up above my head i'd be sinking. can you imagine that..??!!
BalasHapusno comments. i lost my words
BalasHapusyg kena banjir, pindah ke sby semua saja
BalasHapusNggak ah... entar kena luapan LAPINDO...
BalasHapus