Senin, 21 Januari 2008

Laskar Pelangi


Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:Andrea Hirata Seman
Laskar Pelangi, menurut Andrea Hirata ditulis bukan dengan maksud untuk diterbitkan tetapi untuk memenuhi janji yang diikrarkannya saat dia masih bersekolah di Belitong. Saat itu, hujan turun sangat deras, kilat dan halilitar bersahut-sahutan ... murid-murid ketakutan. Di tengah derasnya hujan, sosok mungil ibu Mus, muncul dengan berpayung daun pisang. Saat itulah Andrea (Ikal - dalam buku tersebut) berjanji, suatu saat akan menuliskan pengalaman hidupnya itu untuk didedikasikan kepada igu gurunya itu.

Laskar Pelangi, dibuka dengan suasana hari pertama di SD Muhammadiyah - SDM Belitong. SD orang-orang yang termarjinalkan dalam strata sosial kehidupan masyarakat Belitong. Saat itu, SDM terancam akan ditutup bila tidak mendapatkan minimal 10 orang anak di kelas 1. 9 anak telah mendaftar. Mereka dan orangtuanya harap-harap cemas, akankah harapan untuk mendapatkan pendidikan dapat terpenuhi. Maklumlah, mereka hanyalah termasuk golongan orang-orang Melayu miskin yang tidak mungkin bersekolah di SD PN, julukan bagi sekolah yang didirikan oleh PN Timah. Untunglah... di saat kritis, muncul Harun... Pemuda yang telah berusia 15 tahun, penyandang keterbelakangan mental menggenapi jumlah murid menjadi 10 orang.

Laskar Pelangi sarat dengan pelajaran budi pekerti dan berbagai mutiara kehidupan. Kemiskinan tidak menjadi ajang untuk memeras airmata iba, namun menjadi pendorong untuk menggapai kemajuan.

Laskar Pelangi membawa pembacanya untuk tertawa, menikmati indahnya kehidupan anak-anak dan sekaligus menangis haru, membayangkan kerasnya perjuangan anak-anak miskin tersebut, sebut saja perjuangan Lintang - si bintang kelas super genius yang harus menempuh 80km pp setiap hari dengan sepeda bututnya demi harapan untuk memperbaiki nasib keluarganya sebagai nelayan miskin walaupun harapan itu harus sirna berbarengan dengan wafatnya sang ayah.

Atau kejeniusan Mahar dalam bidang seni yang kemudian mampu membawa Sekolah Muhammadiyah memperoleh piala dalam pawai/karnaval 17 Agustus, piala yang dari tahun ke tahun selalu digenggam oleh sekolah PN.

LASKAR PELANGI, buku pertama dari tertalogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov adalah buku yang wajib dibaca terutama untuk orang-orang kota yang bergelimang fasilitas.

9 komentar:

  1. tapi nggak pake nangis kan, bacanya....?!
    atau ketawa ngakak .... ngebayangin gatelnya getah buah aren

    BalasHapus
  2. mbak, jangan ketawa ya...
    waktu baca buku itu, aku ya nangis ya ketawa....

    BalasHapus
  3. saya bacanya malah yang Sang Pemimpi duluan,.... kalo Laskar Pelanginya baru selesai kmrn sore bacanya. Asli ketawa2 apalagi kalo baca metafora yang ada, pengumpamaan yang amat mengena.... Lucu abisss,. Bagus abisss, lagi pesan yang Edensor, nanti sore baru bisa bacanya.

    BalasHapus
  4. Nggak ketawa... Itu tandanya kamu masih punya hati dan empati bagi penderitaan orang. Semoga dengan baca buku itu membuat kita menjadi lebih bersyukur akan nikmat yang kita peroleh dan lebih bersimpati kepada mereka yang berjuang untuk hidup

    BalasHapus
  5. ketiga buku yang sudah terbit bagus semua kok. jadi nggak rugi bacanya. Semoga mencerahkan

    BalasHapus
  6. Tul !!!
    en gw salut ama Andrea, dgn perjuangannya dia berhasil dapetin beasiswa en kuliah di Sorbonne, Perancis.
    utk anak2 sekolahan yg suka tawuran, kalo emang dah ga niat sekolah - sumbangin aja semua buku2, seragam en sepatunya buat yg lbh membutuhkan dan emang jelas2 lebih bermoral pun !

    BalasHapus
  7. Lily selalu penuh semangat.... hahahha

    BalasHapus
  8. best of the best deh... hehehehehhe

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...