Selasa, 26 Februari 2008

Anakmu. Tak pernah terduga

Masih cerita temanku. Pada liburan panjang akhir pekan saat Imlek 2008 yang lalu, temanku mengambil cuti agar dapat  pergi mengunjungi suaminya, dengan kedua anaknya. Kami teman-teman sekantornya tetap masuk karena pemerintah tiba-tiba membatalkan keputusan cuti bersama di hari Jum’at itu.
Pulang liburan itu dia bercerita. Konon pada suatu hari, sang suami yang kelelahan bekerja, tertidur di kamar. Mereka semula bermaksud makan malam di luar rumah. Namun melihat suami yang tertidur nyenyak, temanku itu tak tega membangunkannya. Jadi dia membujuk anak-anaknya untuk mau makan apa yang ada di kulkas. Suaminya, karena jauh dari keluarga, selalu menyediakan makanan siap saji di rumah.
Namun belum sempat dia beranjak ke dapur, si bungsu superaktif yang sedang melompat-lompat di atas tempat tidur kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa temanku. Si ibu tentu saja marah pada si bungsu. Bangkit menuju dapur sambil bersungut-sungut. Dari dapur dia menanyakan anaknya:
“Kak… kamu mau makan apa? tanyanya pada si sulung.
“Apa saja mi …” jawab si sulung.
“Mami gorengkan nugget ya… tapi makannya pakai indomie aja. Kita nggak sempat masak nasi. Tanya ade mau makan apa?”
Diam tak ada jawaban lagi… si bungsu tak menjawab pertanyaan ibunya.
“Kak…. Tanya ade mau makan apa…?
Masih tak ada jawaban. Si bungsu masih asyik mencoret-coret kertas, tak mempedulikan pertanyaan ibunya.
“Kak…. Tanya ade mau makan apa….?” ibunya sekali lagi meminta si kakak menanyakan adiknya.
“Ade nggak mau makan kalo mami nggak minta maaf sama ade…” tiba-tiba si bungsu menyahut. Si ibu yang sedang sibuk di dapur, menyahut …
“De…, mami nggak akan marah kalau ade tidak nakal. Mami kesakitan tadi tertindih ade. Jadi yang salah bukan mami, tapi ade. Jadi Ade yang harus minta maaf”
Si anak tetap keras kepala, meminta ibunya meminta maaf. Hilang kesabaran, si ibu berkata:
“ Kalo nggak mau makan, ya sudah “
Usai berkata, temanku sadar bahwa si bungsu tidak bisa diperlakukan dengan keras. Dia lalu menghampirinya, membujuk si anak. Namun si bungsu masih tak acuh dengan kehadiran ibunya.
“Nih… gambar untuk mami…” sahut si bungsu tiba-tiba. Sambil lalu dan anak umur 5 tahun itu kemudian membalikkan badannya menjauhi si ibu.
Gambar itu adalah gambar yang sudah dipersiapkannya, untuk hadiah bagi orangtuanya. Berisi keluarga lengkap. Ibu, bapak, kakak dan adik lengkap dengan tulisannya masing-masing;
I love mom … I miss you, dat (dad maksudnya) dan I love my sister.
Di bawahnya, terdapat tulisan yang rupanya baru saja ditambahkan si bungsu ….
KALAU MAMI TIDAK MAU MINTA MAAF, LEBIH BAIK AKU BUNUH DIRI SAJA.
Temanku hanya bisa diam terpaku…..

6 komentar:

  1. bunuh diri??? wah... tertular negativ TV tuh anak,...
    BTW thanks for sharing...

    BalasHapus
  2. Vocabulary anak2 jaman sekarang sangat tak terduga. Pengaruh negatif ada dimana-mana, apalagi tayangan tv yang selalu bicara keras dan marah-marah sepertinya, nggak ada kedamaian di dunia.

    BalasHapus
  3. Serem sekali ancamannya.....
    Anaknya merasa tidak bersalah sih...karena nggak sengaja kan......dia nggak bermaksud menindih mami-nya ^_^

    BalasHapus
  4. aneh juga anak kecil kok udah tau ttg bunuh diri?

    BalasHapus
  5. aneh tapi nyata lho... karena yang cerita ke saya, ya ibunya itu

    BalasHapus
  6. iya... ngeri sama kosa kata anak sekarang. entah apakah si anak ngerti apa maksud omongannya. kan usianya baru lima tahun

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...