Kali ini cerita tentang teman perempuanku yang lain. Dia adalah salah satu executive di sebuah perusahaan. Tinggi langsing, extrovert dan open minded. Ngobrol sama dia, nggak ada putusnya. Segala macam jadi bahan obrolan yang menarik.
Usia temanku itu sudah cukup untuk berumah tangga. Bahkan aku yakin, teman-temannya sudah banyak yang memiliki anak. Tapi si langsing ini masih betah melajang. Tentu bukan karena tidak ada lelaki yang mampu menaklukkan hatinya. Belum jodoh, katanya. Tapi, menurutku, bukan karena belum jodoh. Temanku itu “serba tanggung”. Nggak konsisten antara omongan dengan perbuatan.
Nah, aku sedang berada di kelas, saat sms nya masuk. Saat itu, dia sedang mengambil cuti untuk 2 minggu lamanya. Cuti itu digunakan untuk ….. Nah ini dia yang gawat …. Dating dengan pacar lamanya.
“Mbak, berapa harga apartemen ukuran studio di Jakarta atau Bali?” begitu bunyi baris-baris huruf di hp ku
“What…? Kenapa Tanya-tanya? Pacar lo mau beliin apartemen ya…?”
“Masih lihat-lihat harga, kalo cocok kenapa nggak? Will be a perfect hideaway for us….”
“Antara 200 – 300 juta. Atau gampangnya antara 8 – 20 juta per meter persegi. Tergantung lokasi.”
“Wah… mahal juga yak…?”
“Ya segitu memang harganya”
Sms terputus begitu saja. Aku memang nggak terlalu antusias menjawabnya, walaupun sebenarnya pertanyaan itu merupakan kesempatanku untuk menawarkan apartemen yang sedang dibangun oleh perusahaan tempatku bekerja.
Dan …. Perfect hideaway …. Tempat persembunyian yang sempurna…. Untuk apa? Pacar lama temanku itu bukan orang muda lagi. Dia berumur sekitar dua puluh tahun di atas umur temanku. Sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Konon beberapa tahun yang lalu, saat si pacar “meminang”, temanku gamang karena dia baru meniti karier. Masih menikmati euphoria, dari berpayah-payah kuliah lalu menikmati penghasilan dari kerja sendiri.
Di lain pihak, orangtuanya kurang setuju karena sang pacar berkulit “bule”. Khawatir anaknya di bawa kabur dari Indonesia. Jadi sang pacar yang patah hati kemudian menikah dengan orang lain dan “hidup bahagia” dengan keluarganya. Namun, mereka masih tetap berhubungan …. Un rendez-vous d’amour setiap ada kesempatan. Apakah itu di Indonesia atau di luar Indonesia. Kegiatan itu menjadi Un passe temps prefere di sela kesibukan yang menggunung.
Sempat kutanyakan, mengapa mereka tidak “menikah” saja. Supaya jelas statusnya. Namun dengan enteng dijawabnya :
“Berat mbak…. Bagaimana mungkin kami menikah? Bagaimana dengan orangtuaku? Bagaimana dengan anak-istrinya? Itu berarti mengkhianati mereka! Jadi aku nggak mungkin menikah sama dia!”
Aku tak bisa berbantahan lagi …. I’m really speechless. Logika berpikirnya sangat bertolak belakang.
hiks... gitu ya.... realitanya.... gak bisa ngomong deh... *walodadanyesek*
BalasHapusSama mbak Ida.... antara prihatin dan sebel. Tapi biar bagaimanapun dia temanku, jadi didengerin aja apa masalahnya. Hanya sebatas itu karena dikasi alasan yang logis pun kadang gak bisa dicernanya.
BalasHapusweleeeeh... hidup itu pilihan... dan dia udah milih yang satu itu...
BalasHapussebel juga sih, tapi mau gimana lagi ya mbak...
Iya, suka bingung sama cewek sekarang. Dulu mah berharap bisa "mengikat" cowok dalam pernikahan. Sekarang mah yang penting sama-sama senang, nggak nikah juga nggak apa-apa, sadar memposisikan diri sebagai "cuma selingkuhan".
BalasHapusArgumentasinya, "Toh nikah juga bisa aja cerai, malah ribet urusannya daripada sekadar putus kalau hubungannya tanpa ikatan begini."
Bagi mereka, buat apa nikah anyway? Kalau sekadar "supaya tidak zinah", ada lho temenku yang akhirnya "nikah siri", maka cerainya pun sekadar lewat ucapan.
*sigh*
Bumi ini memang sudah tua ya, Uni?
Ya... memang kita harus memilih. dan konsisten dalam pilihan, bukan hal yang mudah
BalasHapusSaya masih berbaik sangka, dalam hati kecilnya mereka masih ingin menikah dan memiliki anak. Tetapi tarikan untuk mengikuti gaya hidup "modern" sedemikian kuat sehingga terkadang ada orang yang nggak percaya diri kala belum dianggap masuk ke dalam "lingkaran orang2 yang berpandangan hidup modern"
BalasHapusGak menikah tapi selingkuh! Saya pikir ini sama saja dengan menghianati mereka.
BalasHapusItu pikiran kita. Sayangnya temanku selalu mencari pembenaran
BalasHapusHello....................
BalasHapusSaia mampir tadi lochhhh
Selamat pagi dari jambi.................
BalasHapussalam juga dari Jakarta...
BalasHapus