Kamis, 28 Februari 2008

Feng Shui dan The Secrets

Bossku di kantor percaya banget sama feng-shui. Itu sebabnya sebelum membuat perencanaan bangunan terutama untuk kantor dan rumah, doi selalu meminta konsultasi dengan pakar feng-shui yang tinggal di kawasan Muara Angke.
Si suhu ini, usianya sekarang 78 tahun, masih segar bugar dan terlihat lebih muda dari usianya. Konon perkenalan boss dengan suhu terjadi hamper dua puluh tahun yang lalu. Ceritanya, boss sedang yang membangun rumah cerita sama salah satu partnernya. Sang partner mengusulkan dan malah memerintahkan sekretarisnya untuk menjemput suhu untuk mengevaluasi rancangan rumah boss.
Di temani sang boss, suhu datang ke rumah yang baru sekitar 60% selesai. Begitu masuk gedung, suhu langsung berkomentar :
“Pak… rumah ini bau darah. Kalau mau selamat, ada banyak perubahan yang harus dibuat”
Boss terkesiap dibuatnya. Seminggu sebelumnya, memang ada tukang yang tewas saat mengangkat marmer slab untuk dipasang di lantai atas. Padahal, dia sama sekali tidak bercerita tentang kejadian itu baik pada suhu maupun partnernya itu.
“Jadi, apa yang harus diperbaiki..?” tanyanya. Takut juga dia mendengar ocehan suhu.
“Letak tangga dan hitungan jumlah anak tangganya salah, jadi harus dibongkar. Kamar utama tidak boleh di lantai bawah, harus ada unsur air tetapi lokasinya tidak boleh simetris terhadap as rumah  … dan lain-lain … dan lain-lain”.
Runyamlah sang rumah. Arsitek perencana langsung dipanggil untuk menyesuaikan rancangannya di bawah arahan suhu. tangga beton langsung dibongkar. Dinding yang tak sesuai letaknya dibabat habis. Sejak itu, setiap akan melangkah boss selalu berkonsultasi pada suhu. Termasuk saat merenovasi kantor.
Nah, kemarin, suhu dijemput untuk mengevaluasi rancangan rumahnya yang lain. Secara global sudah ok, karena arsitek sejak awal memang memegang “kaidah perencanaan” yang dibuat suhu. Tapi…. tetap saja ada yang “salah”. Pintu masuk rumah dari foyer yang berjumlah 3 buah, tidak boleh sama besar. Dua di antaranya harus berukuran lebih kecil. Walhasil, kusen harus dibongkar. Untung panel pintu belum dibuat. Kalau tidak… waduh… berapa besar dan  berapa lama harus menunggu penyelesaian rumah. Panel pintu dan kusen menggunakan jati yang sudah agak langka. Harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkannya.
Yang kurang mengenakkan bagi saya, usai konsultasi mengenai ruang kerja dan rumahnya, boss memanggil saya.
“Pak… tolong cek ruang kerja ibu ini. Letak mejanya apakah sudah sesuai dengan feng-shui nya!” begitu permintaannya. Terpaksa dia diajak masuk ruang kerjaku. Dia langsung menanyakan tanggal, bulan, tahun dan jam kelahiranku, lalu mengecek ke dalam bukunya yang bertuliskan huruf cina.
Nah…… ruang kerja si Monyet api ini sudah sesuai dengan “peruntungannya” . Namun mengakhiri analisanya, dia menuliskan di atas kertas “semua harus dari kekuatan perjuangan sendiri” seraya menambahkan secara lisan di depan boss….
“Ibu harus meraih segalanya dengan perjuangan sendiri. Tidak bisa mengandalkan suami!”
Huk…. Perutku terasa seperti tertohok. Boss nyengir salah tingkah…..
*****
Malam hari, aku cerita pada suami tentang hal itu seraya kutambahkan :
“Mengacu pada the secrets, selalu ada reaksi tarik-menarik di dalam dunia ini. Perkataan suhu feng-shui itu ada benarnya. "Nasibku" itu adalah hasil tarik-menarik dari kondisi yang kuciptakan sendiri. Karena aku bekerja, maka tarikan pekerjaan membuat ketergantunganku pada suami menjadi berkurang. Lama-kelamaan berakibat aku harus memperjuangkan segalanya dengan kemampuan sendiri karena alam sudah merespon lemahnya “ikatan/ketergantungan istri pada suami”. Kalau aku mau menyandarkan dan melepaskan semua kewajiban kepada suami, maka aku harus melepaskan “ikatan pekerjaan itu dari diriku” agar alam menyesuaikan dan merekatkan kembali “ikatan/ketergantungan istri pada suami“. Inipun memakan waktu penyesuaian kembali yang relatif lama"
Suamiku nyengir … “Ya sudah … berhenti kerja aja…”.
“Yup… dalam 2 atau 3 tahun lagi karena masih ada yang harus diselesaikan dan kesemuanya perlu persiapan".
Inilah dilematisnya perempuan yang menikah. Di satu sisi, dia ingin mandiri, memiliki jati diri sendiri dan “kekuasan” atas dirinya sendiri. Namun di lain pihak, keberadaan suami ingin “dimanfaatkan sebesar-besarnya”. Lha…. Kalo punya suami tapi masih harus kerja keras, masih harus mencari penghasilan sendiri lalu masih ditambah dengan kewajiban mengurus anak juga …. Lalu apa manfaatnya menikah ya?

16 komentar:

  1. Ogut pernah baca buku2 tentang fengshui,yang sederhana aja sih...Misalnya masalah penataan ruang... bnyak juga yang bisa diterima akal pikiran. Misalnya misalnya loh, jgn ada tumpukan barang di ruangan, ntar bawa energi buruk. Ya iyalah, siapa juga yang gak suntuk liat ruangan banyak barang usang yang numpuk..hehehhehe.. Selebihnya sih, gue teteup percaya Tuhan :)

    BalasHapus
  2. Yang ini gua juga setuju. Tapi kalo gua mesti duduk menghadap selatan atau barat, logikanya dimana ya...? Repotnya.. si boss percaya banget... lha kalo gua gak ikut petunjuk suhu, dia tinggal kasi perintah office boy mindahin meja kursi gua...

    BalasHapus
  3. Lalu apa manfaatnya menikah ya?
    Pertanyaan retoris nih? Mbak lagi ngetes ya...
    Mungkin nyoba jawab secara simply stupid aja ya....

    Dimana-mana saya semakin yakin kalo yang tunggal itu cuman satu, Allah sorangan.

    Yang lain diciptakan berpasang-pasangan.... Hitam dan putih, Laki dan Perempuan, Kuat dan Lemah, Kaya dan Miskin, Baik dan Jahat... semua saling berdampingan dan saling mengisi... dan jadi utuh seperti lambang Feng Shui itu sendiri yang melambangkan dua kekuatan yang saling terkait dan menjadi utuh dalam lingkaran. Saya sendiri merasa beruntung punya istri... sewaktu akad... terasa tiba-tiba ada sesuatu dentuman di dada dan masuk kedalam diri dan muncul perasaan "I am completed" dan itu rasanya hanya terjadi setelah menikah itu... Ayah saya hanya menasehati... pacaran yang sesungguhnya terjadi setelah akad... seperti nasihat klasik yang biasa terdengar... ada take and give dan lain sebagainya.... yang jadi masalah memang... sering kali para lelaki tidak mau tahu apa yang dirasakan istrinya sewaktu menjadi ibu, pengatur rumah tangga sekaligus sebagai pegawai atau pemimpin di tempat kerjanya... para lelaki sering kali menganggap istriku kuat kok orangnya, sabar lagi.... padahal sebetulnya para Ibu ini ingin sekali bisa didampingi dalam setiap fase kehidupan... duh... mudah-mudahan saya masih diberi petunjuk dan rezeki untuk menjadi suami yang bisa mendampingi dan membimbing istri dan anak-anak di rumah... Amin.

    PS:(sebetulnya ada juga sih yang abu-abu atau diistilah hukumnya: makruh, atau contoh gampangnya ada yang banci, cuman belon ketemu keterangan mengenai hal ini dalam feng shui. Mungkin kalau roda feng shui diputar dengan sangat cepat yang terlihat abu-abu, kesannya memang tidak stabil karena di feng shui yang stabil seperti timbangan bergerak perlahan hingga berhenti menuju equilibrium...wallahu a'lam)

    Mtj

    BalasHapus
  4. Nah.... yang ini pernyataan yang paling betul tapi sayangnya sering diabaikan lelaki....

    BalasHapus
  5. He...he... menghadap kemana aje sih... boleh-boleh saja, selama pemandangannya menenangkan hati... mungkin menghadap selatan atau barat agar selalu ingat... rumah dan kampung halaman ada di arah itu, supaya ingat kalau selesai satu urusan, maka kembali ke arah itu lagi. Maap... dipas-pasin... Salam buat boss, ati-ati kalo ahli feng shuinya ganti... kita jangan-jangan disuruh menghadap langit-langit...:)))

    BalasHapus
  6. Ahli fengshui kayak dapet komisi dari supplier bahan bangunan aja, kalo mo didengerin, pasti ada aja yg dibongkar, wakakak..
    mungkin ada baeknya juga, jadi kan menimbulkan pekerjaan, then penghasilan, then konsumsi, then produksi, & then... dengan demikian roda ekonomi berputar lebih cepat :D

    BalasHapus
  7. Yach... buat teman hiduplah, berbagi suka duka, curhat, bercinta :P
    Eh he he..
    Tambahan lagi, yg terpenting, agar buah hati kta punya ayah yg membimbing, mendidik & melindungi ^_^ baru lengkaplah

    BalasHapus
  8. ya... bolehlah.. ambil positifnya buat semua

    BalasHapus
  9. yang paling penting minus KDRT ya Jean....

    BalasHapus
  10. ? Maaf Mme, kagak tau kepanjangan KDRT, apa ya? (aku kuper.. ^_^ he he)

    BalasHapus
  11. KDRT = Kekerasan dalam rumah tangga

    BalasHapus
  12. Hello Ibu, kalau boleh tahu , boleh tidak mengetahui alamat dari ahli fengshui itu? Mahal tidak ya biaya konsultasinya? Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih.

    rose.henny@hotmail.com

    BalasHapus
  13. Sayang saya nggak tahu alamatnya. Biasanya supir kantor yang anatr jemput ke daerah Teluk Gong. Biaya konsultasinya sekitar 5 juta/kasus

    BalasHapus
  14. Ibu boleh tidak minta nama ahli fengshuinya dan minta tolong tanyakan pada sopir kantor alamat atau patokan rumahnya di teluk gong biar saya bisa cari. thanks

    BalasHapus
  15. nama ahli fengshui nya Usman, telpon rumah 6600725. Maaf saya nggak bisa kasih tahu patokan rumahnya, karena supirnya sudah keluar. Anyway, toh anda bisa minta alamatnya via telpon, kan?

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...