Jumat, 07 Maret 2008

Akhir hidup a la Gito Rollies.*

Sejujurnya, saya iri pada Gito Rollies. Di mata saya, Gito Rollies telah mendapat kasih sayang dan hidayah Allah SWT yang sangat luar biasa. Dia telah mengakhiri hayatnya dengan akhir yang sangat baik. Akhir hidup yang menjadi dambaan umat manusia dan saya tidak yakin, kecuali alim ulama yang zuhud, banyak orang yang memperolehnya. Tidak banyak orang yang mendapat kesempatan untuk mencicipi ragam hidup sekomplit yang dialami seorang Bangun Sugito. Untuk urusan kehidupan dunia, Gito Rollies betul-betul paripurna.
Di penghujung akhir tahun 60an, publik Bandung dikejutkan oleh ulah seorang remaja yang baru lulus SMA. Lelaki itu adalah Bangun Sugito yang kemudian dikenal dengan nama Gito Rollies. Kala itu, Gito yang telah dikenal seantero Bandung sebagai bad boy, tidak yakin akan lulus SMA. Untuk itulah dia bernazar, bila dia lulus akan keliling Bandung sambil berbugil. Akibat ulahnya, dia sempat ditangkap polisi.
Lead vocal brass band group the Rollies dari Bandung dikenal dengan suara serak-serak basah yang khas ditimpali dengan aktrasi panggung yang ciamik, memikat para penikmat musik bahkan hingga ke Singapore dan Bangkok. Tak heran bila perusahaan rekaman asal Singapore tertarik untuk teken kontrak dengan the Rollies. Memang, era tahun 60 hingga pertengahan 70an, musisi asal Bandung dikenal produktif dan berkelas.
Sebagaimana laiknya musisi/rocker terkenal dari jaman ke jaman, kehidupan Gito tak luput dari pengaruh hedonism dan glamorous yang menjadi credo golongan tersebut. Musik cadas, minuman keras, narkoba (saat itu jenis ganja, marijuana dan morphine), perempuan/sex adalah bagian dari keseharian hidup mereka. Dia diketahui memiliki anak di luar nikah, sering bermabuk-mabukan dan menyantap narkotika. Kebiasaan inilah yang mungkin akhirnya menyebabkan Gito menderita penyakit kanker kelenjar getah bening.  
Turning point,
Setiap manusia mempunyai kesempatan untuk melakukan suatu perubahan dalam hidupnya. katakanlah semacam turning point. Masalahnya adalah, apakah dia menyadari akan diarahkan kemanahidup ini setelah turning point itu. Ke arah perbaikan atau malah ke arah yang berlawanan karena keduanya memiliki sifat yang sangat relatif ditinjau dari sudut pandang masing-masing. Mungkin ada orang yang mengarahkannya kepada kenikmatan duniawi tetapi tak jarang kita mengarahkannya untuk kembali kepada fitrah manusiawi sebagai hamba Allah yang senantiasa mengharapkan agar sisa hidupnya menjadi lebih bermakna dalam ridho sang Pencipta.
Gito menjadi salah satu orang yang sangat beruntung mendapat hidayah Allah. Hidayah untuk menangkap signal yang dikirimkan Allah SWT untuk melakukan pertobatan dari segala perbuatan maksiat yang pernah dijalaninya. Dan tidak banyak orang yang sanggup dan mampu menangkap signal itu untuk kemudian melaksanakannya dengan konsisten.
Orang bijak selalu mengingatkan bahwa sesungguhnya, dalam setiap kejadian yang kita alami akan selalu ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Ada niat Allah SWT sang Maha Mengetahui untuk memberi yang terbaik bagi setiap umat manusia. Umat yang sangat dikasihiNya. Yang jadi masalah adalah, seringkali kejadian yang dialami tidak selamanya sesuai dengan harapan dan doa yang selalu kita panjatkan.
Gito, mungkin merupakan segelintir manusia yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT mencicipi warna kehidupan secara paripurna. Muda berkarya, tua kaya raya dan meninggal masuk surga. Masyarakat melihat bagaimana Gito berkarya dalam musik dan film dengan hasil karya yang tidak dapat dianggap enteng. Malah dapat dikatakan, karya yang disajikan Gito cukup berkelas.
Sebagai individu, Gito telah mendapat kesempatan mereguk puas kehidupan duniawi. Sex bebas, minuman keras dan bahkan narkotika semua telah dinikmati selama puluhan tahun kehidupannya. Kekayaan… walaupun tidak seberapa dibandingkan dengan kekayaan para konglomerat, namun keluarga Gito tidak pula bisa digolongkan sebagai keluarga miskin. Masalahnya mungkin karena “kekayaannya” banyak dihabiskan untuk konsumsi narkotika dan menjelang akhir hayatnya, untuk pengobatan kanker kelenjar getah bening yang diderita.
Meninggal masuk surga … merupakan hak prerogatif Allah SWT. Tentu kita yakin bahwa Allah yang Maha Pengampun dan Maha Mengetahui akan niat tulus umatnya untuk melaksanakan taubatan nasuha akan mengampuni dosa yang telah diperbuatnya. Minimal, selama 10 tahun terakhir, masyarakat melihat Gito telah membuktikan diri secara konsisten niat pertobatannya. Menjalankan ibadah secara konsisten dan dengan cara dan kemampuannya sendiri, Gito tak henti-henti berdakwah, mengajak kaum muda untuk “kembali” ke jalanNya.
Itulah nikmat dan karunia yang tak terhingga dari Allah SWT bagi seorang Bangun Sugito. Akankah kita juga mendapatkan karunia yang sama? Saya sangat yakin bahwa setiap manusia memiliki kesempatan yang sama dengan cara memetik hikmah dari kejadian yang dialami untuk kemudian melakukan perubahan. Sama yakinnya bahwa Allah SWT tidak akan pernah bosan-bosannya memberikan signal-signalnya agar kita mengambil kesempatan pertobatan itu.
Namun sebagaimana laiknya manusia, kita seringkali lebih tertarik pada kenikmatan semu duniawi dan membutakan mata hati akan signal-signal pertobatan tersebut. Sedemikian seringnya kita abaikan sehingga semakin hari kemampuan kita menangkap signal itu makin melemah hingga akhirnya kita tak mampu lagi menangkapnya. Sampai pada akhirnya kemampuan manusia menangkap signal cahaya Illahi menjadi redup dan hati nurani kita terbutakan.
Kita juga seringkali lupa untuk mengambil setiap kesempatan baik pada “waktu” yang tepat. Kita lupa bahwa setiap saat, sesungguhnya kita sedang berkejaran dengan maut. Bahwa belum tentu kita memperoleh waktu yang sama panjang seperti yang diberikan Allah kepada seorang Bangun Sugito. Bisa lebih panjang tetapi bisa jadi jauh lebih pendek. Karenanya, dengan kualitas seperti apa, kita isi hidup ini; demi memenuhi prinsip Muda berkarya, tua kaya raya dan meninggal masuk surga.
Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa yang pernah diperbuat Bangun Sugito dan memberikan tempat yang baik sesuai amal ibadahnya di penggalan akhir hidupnya.




* cet article est dedie a une amie, une petite soeur donc la vie qu’elle a menee me rendre une tristesse profonde.

17 komentar:

  1. Rahasia Allah kita tdk pernah tahu,Allah pasti memberikan tmpt yg terbaik utk bang gito aminnnnn

    BalasHapus
  2. Insya Allah... Yang penting bagi kita, dari kehidupan nya bs dipetik hikmahnya

    BalasHapus
  3. Semoga arwah Gito diberikan Allah ketenangan dan kedamaian. Semoga riwayat hidup almarhum menjadi contoh dan renungan bagi kita semua agar meningkatkan ibadah sepanjang hidup sampai kembali ke sisi Kekasih kita yg sejati, Allah SWT. (Hapsari K.)

    BalasHapus
  4. Bonjour Sari, suis heureuse de lire tes commentaires...

    Kita ini yang masih tergagap-gagap menghadapi hidup, entah seperti apa akhir hidup nanti

    BalasHapus
  5. Semoga ya kita SEMUA dikasih kemudahan untuk membaca makna tersirat dari tiap peristiwa dalam hidup....Walaupun kadang perlu waktu....

    BalasHapus
  6. Gito Rollies salah satu idolaku Mbak.... dibalik kekerasan dan kesangarannya wajahnya, saya yakin kalo dia itu orangnya lembut.... kaget juga denget beliau meninggal.... semoga Allah SWT melapangkan jalannya..., Amin.

    Gimana dg Istrinya (yg notabene bule-muslimah) dan anak2nya... kok ngga diberitakan ya.... semoga semuanya tabah dan sabar ya.

    BalasHapus
  7. kelihatannya (yang saya lihat di tv) mereka baik-baik saja dan menerima wafatnya dengan baik

    BalasHapus
  8. Betul nih, karena bagian ini yang paling sulit

    BalasHapus
  9. Thanks for sharing Mbak...baru tau juga GR meninggal..untung namu ke rumah Mbak Lina....*___*

    BalasHapus
  10. abis kamu tinggalnya kejauhan sih

    BalasHapus
  11. kalo tinggal jauh dari tumah, memang gampang terharu ya

    BalasHapus
  12. Wah tulisan mbak bikin aku terharu nie... makasih lho mbak TFS :)

    BalasHapus
  13. cup.. jangan lupa ambil kertas tissue... hehehe... Setiap ada yang meninggal dunia, memang layak dijadika bahan untuk introspeksi

    BalasHapus
  14. hhaahah.. semakin jauh semakin nambah rasa nasionalisme ku madam hahaha.. kemarin nonton taufik hidayat lawan malaysia di all england.. uhhh!! sebel.. udah capek2 ngumpulin angka, kalah juga :( kangen juga denger 'indonesia.. indonesia' sambil tepuk2 tangan hahaha

    BalasHapus
  15. Hmmm... . Sebutlah seorang teman dekat saya, seorang kaya raya yang 2 tahun belakangan mengenyam nikmat-nya hidayah dari Allah SWT. Sekuat tenaga beliau beribadah, sembunyi-sembunyi, dikejar-kejar, dlsb. Sungguh, jika seorang hamba telah mendapat hidayah dari-Nya, maka hanya kekuatan-Nya pulalah yang dapat mencabut kecintaan beribadah terhadap-Nya. Subhanallah.

    Selamat jalan Bangun Sugito. Sungguh hari wafatmu bersamaan dengan wafatnya.

    BalasHapus
  16. Semoga suatu saat kita diberi kesempatan untuk mendapatkan hidayahNya secara paripurna. Maklum saja, ibadahku masih kurang khusu' masih terjerat nafsu duniawi

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...