Kamis, 08 Mei 2008

arti sebuah nama

Orang Indonesia, terutama dari suku Jawa, menurutku, kalo ngasi nama ke anak-anaknya rada njlimet. Nama anak itu nggak pernah simple bin singkat. Mnimal ada dua kata, harus punya arti.

Arti sebuah nama itu bisa diambil dari peristiwa yang terjadi saat si anak lahir. Kalau si anak lahir saat orangtuanya sedang prihatin, maka nama si anak bisa jadi mengandung kata prihatin. Contohnya Prihatiningrum atau Prihatiningsih. Saya pernah baca ada yang diberi nama Kasihani. Apa si ortu itu nggak mikir ..... si anak itu disuruh prihatin atau dikasihani seumur hidup, atau gimana?   

Nama anak juga, bisa menunjukkan tempat dimana dia lahir. Mungkin buat kenang-kenangan. Apalagi kalau si anak lahir di nagri orang. Gaya, kali ya. Tapi maksa banget .... Saya pernah nemuin orang yang namanya Belgiawan dan Malaysiawan. Mungkin kedua orang itu lahir di Belgia atau Malaysia. Atau saat si anak lahir, bapaknya lagi sekolah/dapat beasiswa di negara tersebut. Jadi si anak dikasi nama seperti itu. Lumayan buat kenang-kenangan. Tapi saya nggak pernah nemu anak yang namanya Medania atau Bogoriani, gitu.....

Saya juga pernah nemuin anak yang namanya Pariorza. Selintas, nama anak itu unik. Tapi saya tahu betul bahwa nama itu diambil dari padanan nama dua kota Paris dan Orsay. Si anak memang lahir di Paris saat bapaknya dapat beasiswa ke Perancis dan di Perancis mereka tinggal di Orsay. Anak itu sekarang mungkin sudah berumur sekitar 24 tahun.
Ini juga khas Jawa. Orangtua yang berasal dari Jawa, kalo ngasi nama anak, seringkali diawali dengan nama depan yang sama. Misalnya Bambang ini dan Bambang itu seterusnya atau Joko ini dan Joko itu ... untuk nama anak-anak lelaki. Atau Koes anu dan Koes ini atau Sri anu dan Sri ini. Contoh paling jelas, keluarga Sri Edi Swasono yang suami menteri negara pemberdayaan perempuan Meutia Hatta. Semua nama anggota keluarganya diawali dengan Sri. Minimal, ada satu yang saya kenal; Sri Bintang Pamungkas yang dedengkot PUDI dan pernah dipenjarakan oleh rezim Suharto dalam kasus penghinaan presiden di Dresden - Jerman.

Kakak beradik Sylviana Murni - walikota Jakarta Pusat yang asli betawi, punya nama akhir Murni. Dari mulai Diana Murni si sulung hingga yang bungsu.... hehehe, saya nggak tahu siapa namanya. Ini saya yakin gabungan dari penggalan suku kata pertama nama kedua orangtuanya. Mur dari Murdjani sang ayah dan Ni dari Ni'mah sang ibu. Cuma saya nggak tahu apakah Levi, lelaki satu-satunya dari 11 bersaudara itu menyandang nama Murni juga atau tidak, karena Murni rasanya lebih cocok disandingkan dengan nama perempuan.
RALDI - a Tibetan Spiritual Dagger

Nenek/kakek saya yang Minang, lain lagi gayanya dalam menamakan anak-anaknya. Lima anaknya yang besar, namanya biasa aja. Nama standar orang Minang. Nah 3 anaknya yang terkecil dinamakan sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada tahun kelahirannya. Oomku yang lahir di tahun pemerintahan RIS (republik Indonesia Serikat) dinamakan Risdwan. Padahal biasanya orang menamakan anak Ridwan. 

Ada oom yang dinamakan Syafruddin karena lahir pada saat Syafrudin Prawiranegara menjadi perdana menteri. Yang paling seru, oomku yang lahir pada saat dibukanya terusan suez yang memisahkan benua Afrika dengan benua Asia. Ayo siapa nama oomku itu.......? Ternyata dengan pe-denya, nenek dan kakekku menamakan anaknya SUEZ CANAL, alias terusan Suez. 

Suami saya, sebelas bersaudara, semuanya punya awal nama Raldi. Bayangin aja, 11 anak dengan nama depan Raldi ..... Jadi kalo suatu kali ada teman mereka datang ke rumah terus bilang  "Mau ketemu dengan Raldi..." Mungkin ibu/bapak mertuaku akan manggil ke 11 anaknya itu lalu dijejerin 11 Raldi itu di ruang tamu, terus bilang..... " eh tamu, pilih deh mau Raldi yang mana.....!" Hehehe......
Siler RALDI (Tibetan Dagger)
Sekarang, mereka semua sudah berumur.... yang paling kecil, sudah hampir 50 tahun. Problem lain timbul.... istri-istrinya berebut nama panggilan. Minimal setahu saya ada dua yang berebut nama panggilan suaminya sebagai mas Ral ..... Untung saya nggak termasuk, walaupun saya tahu, di kampus, suami dipanggil pak Ral oleh mahasiswa dan dosen yunior. Namun di kalangan dekat (keluarga) dan dosen senior yang notabene teman-teman kuliahnya dulu dia tidak dipanggil dengan nama Raldi.

Tapi apa sih sebetulnya Raldi? Saya pernah browsing dan ternyata Raldi adalah senjata tajam yang bentuknya seperti keris dengan bentuk unik penuh ragam hias yang berasal dari Tibet. Saya nggak tahu apakan ibu/bapak mertua tahu apa arti Raldi saat memberi nama ke 11 anaknya itu. Atau nama itu hanya rekaan semata yang dianggapnya cukup indah.

Saya lebih cenderung pada asumsi pertama, karena bapak mertua saya konon dulu penganut kejawen yang mendasari segala tindak-tanduk dan perilaku berdasarkan falsafah Jawa. Beliau tidak akan sembarangan dalam melakukan apapun juga. Wallahu alam.
Nah, berikut saya tampilkan bentuk-bentuk Raldi - sang "keris" Tibet. Indah, kan?

16 komentar:

  1. He..he...unik juga pemberian namanya....Btw...bagus kok bu Lina....namanya Pak Raldi...

    BalasHapus
  2. Hehehe... terimakasih, Ada eks mahasiswanya yang menamai anaknya dengan nama Raldi. Buat kenang-kenangan, katanya.

    BalasHapus
  3. Temen gue jaman dulu, ada yang namanya mengandung kata PRIHATIN. Ntah karena pada saat ibunya mengandung si anak ini, hidupnya sangat prihatin, gue juga gak tau. Yang pasti, ada bagian dari hidup si anak ini, waktu itu, yang sangaaaaaaaat memprihatinkan...dan menyedihkan. Gak tau deh, gimana nasib dia sekarang.

    BalasHapus
  4. Hahahaha..ini keluarga bokap gue banget...:))

    BalasHapus
  5. Konon, nama itu merupakan doa dan harapan orangtua bagi anaknya. Jadi memang kurang cocok kalau orantua kemudian menamakan anaknya dengan prihatin, kasihan atau semacam itu. Mungkin lebih baik Bahagia.Lebih optimistis gitu Suami saya punya teman yang namanya Senator Nur Bahagia.

    BalasHapus
  6. Pasti keluarga Jawa ya Lita....

    BalasHapus
  7. iya yah, nama itu seperti doa, karena pasti sering diucapkan . sehingga kalo namanya prihatin, kayaknya perlu di singkat jadi pri, atau riha, atau atin aja kali ya... biar ndak jadi prihatin terus.... kali aja kalo di ganti atin, malah jadi makmur terus ;)
    ayah dari irsyandito thaqif, aimanadhif thoriq, aimannazeem ashri, ih 16 huruf semua :))

    BalasHapus
  8. bu... nama anaknya bapak saya nyambung semua....
    fajar taufik, taufik rahman, rahman ja'far, ja'far salih, salih irawan, ira naulita, nauli fajarillah...:)
    tapi bapak saya bukan jawa

    BalasHapus
  9. Nah ... ini juga trend baru nama anak jaman sekarang. Agak "berbau Arab". Maunya agak Islami gitu, kali ya...?

    BalasHapus
  10. tapi... masih masuk kategori pertama dalam tulisan saya . Njlimet, minimal terdiri dari dua kata dan harus memiliki makna. Intinya.... orang Indonesia kalo cari nama anaknya, pasti njlimet, dicari-cari reasoning nya. (baca deh awal tulisan saya) Tanya deh sama bapak, pasti ada alasan kenapa beliau ngasi nama begitu.

    BalasHapus
  11. emang namanya bau, bisa kecium segala :P
    kan nama juga doa :P

    BalasHapus
  12. nggak ngerti sih, cuma aku suka protes. kok abang-abang namanya bagus dan islami gitu... aku doank yang namanya batak sendiri..hiks!

    BalasHapus
  13. Saya kenal dengan beberapa orang yang namanya pakai kata mini: Karmini, Rukmini, Tarmini. Yang heran semuanya memang mini. Gak sampe se-"ketek" tingginya.

    BalasHapus
  14. JAngan-jangan ketulah sama si MINI ya.... Atau ini bukti bahwa nama itu ibarat doa bagi si penyandang?

    BalasHapus
  15. RISDWAN
    Aku yang punya nama itu kayaknya bangga juga, soalnya nama orangkan kalau tidak "ridwan" ya "riswan" atau "riduan" jadi apalah arti sebuah nama.

    BalasHapus
  16. kalau anda bangga dengan nama yang unik itu, maka itu berarti NAMA memang tidak hanya "sekedar ada" tetapi memberikan "sesuatu" kepada penyandangnya

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...