Prolog;
Cerita-cerita ini diangkat dari kisah nyata. Supaya tidak menyinggung siapapun, maka nama, tempat kejadian dan hal lainnya disamarkan.
*****
Kejadian ini memang sudah lama sekali. Saat itu, handphone belum lazim digunakan. Hanya orang-orang kaya yang punya mobilephone dengan antene “nyeplok” di atas atap mobil. Nah dalam kondisi ini, suatu hari seorang suami baru tiba di rumah lewat tengah malam. Ini hal yang luar biasa. Biasanya dia sudah tiba di rumah sebelum maghrib sehingga keluarga itu bisa makan malam bersama.
Si istri, sudah lelah menunggu dan kelaparan. Dia selalu menunggu suami untuk makan malam bersama. Itu sebabnya, dia selalu me “wanti-wanti” suami untuk menelpon ke rumah bila tidak bisa makan malam bersama. Usai mandi si suami baru bilang bahwa dia sudah kenyang makan dan mempersilakan istrinya makan sambil ditemani;
“Kok pulang malam sekali? Darimana saja, nggak ada kabar berita?”
“Aku tadi ke tempat Ade” sahutnya sambil menyebut nama teman lamanya. Seorang perempuan yang sudah bersuami.
“Lalu? Kok nggak nelpon ke rumah dan kenapa sampai malam begini? Ada apa Ade minta kamu ke rumahnya?”
“Siang tadi, sekitar jam 14.00 Ade telpon, minta tolong. Mobilnya mogok …. Jadi aku pergi ke sana, ngurus mobilnya. Dari situ aku ngantar dia pulang.”
“Lalu?? Kenapa nggak langsung pulang?”
“Aku di ajak makan malam. Kebetulan ada mas (suaminya), ngobrol. Sesudah itu Ade ngajak saya ke rumah sakit?”
“Ke rumah sakit? Siapa yang sakit?”
“Si mbok …. Pembantu rumah tangga Ade.”
“Sampai selarut ini….?”
Setiap mendengar jawaban suami, suara istri berangsur-angsur meninggi. Tidak kuasa lagi dia menahan emosinya.
“Dengar ya….. Saya juga perempuan yang setiap hari setir mobil ke kantor. Kalau suatu kali mobil saya mogok, yang pertama saya telpon adalah kantor untuk minta bantuan supir. Kalau yang pertama tidak ada, saya minta tolong adik atau suami. Camkan baik-baik… saya tidak akan pernah meminta bantuan teman lelaki mengurusnya karena itu akan mengundang fitnah. Apa kata suaminya melihat istri meminta bantuan lelaki lain walaupun dia tahu lelaki itu teman sekolahnya dulu.”
“Aku ketemu dan ngobrol dengan suaminya. Dia baik-baik saja”
“Lelaki yang santun tidak akan mengumbar amarah di depan tamunya. Jaga perasaan orang lain. Sesudah itu apa urusanmu mengantar temanmu itu menjenguk pembantunya di RS. Itu sama sekali bukan urusanmu. Dengar baik-baik … saya betul-betul tidak suka dengan keadaan ini dan tidak akan pernah mau mendengar hal ini terjadi lagi. Kamu ini naïf atau apa sih?”
Panjang lebar si istri akhirnya ngomel di tengah malam itu. Entah apa yang ada di pikiran sang suami. Mungkin dia merasa ada kebenaran dalam ucapan istrinya sehingga dia tidak mau berpanjang lebar mendebat lagi.
*****
Begitulah cerita seorang teman…. Andai suami atau istri anda mengalami hal yang sama, apa yang akan anda lakukan?
ada yang ganjil di saat mengantar pembantu. lha dia kan ketemu di rumah ama suaminya. kok bukan suaminya yang ngaterin ? apa ada sich suami yang ikhlas membiarkan istrinya pergi ama orang lain, sementara dia tidur-tiduran dirumah ?
BalasHapuskalo aku pergi ama uni, kira-kira prof ngijinan ndak ya ;)
hubungan suami istri itu memang agak aneh. Sang suami memang agak krang pehatian, itu sebabnya mereka akhirnya berpisah
BalasHapusmasih prolog kan? saya tunggu inti ceritanya, dst sampe epilognya baru komen deh :D
BalasHapusceritanya rada ganjil yach..??
BalasHapusterkadang suami memang tidak pernah mengerti perasaan si isteri...yang mengundang kecemburuan yang berakhir pertengkaran terus menerus... kalau suami menjaga dirinya dari segala hal yang tidak diinginkan isterinya selama itu memang baik insya allah isteri juga tidak akan bla bla dan curiga terus
BalasHapusya ndak heran kalo jadi pisah dengan kondisi kayak gitu. dan yang suka bantu itu juga kudu hati-hati. rtnya bisa berantakan juga. jangna bilang endingnya, rt yang satu lagi ikut berantakan tergoda yang sudah bubar :))
BalasHapusWah... cerita rumah tangga sih banyak Jean.... gak abis2
BalasHapusIya... memang agak aneh. Yang lelaki kok naif banget. Sementara yang perempuan kok begitu... padahal dia punya suami. Aneh tapi nyata lho...!
BalasHapusKelemahan lelaki, kalo diminta bantuan sama perempuan, susah (nggak mau) nolak. Dia lupa ... sekali terjadi.... besok2 mungkin akan berulang dan sesuatu yang berulang2 akan mengakibatkan "kedekatan" Orang Jawa bilang witing tresno jalaran soko kulino ... (eh bener nggak ya peribahasanya)
BalasHapusAlhamdulillah yang satunya (keluarga lelaki), masih akur-akur aja. Si istri memang tahu suaminya suka "rada (pura2 ???) naif", kalo berurusan dengan perempuan (lain...)
BalasHapusjadi dengan kata lain, awalnya wanita yang buka pintu untuk dimasuki ya ? emang wanita-wanita sekarang kudu hati-hati dalam bersikap. kucing mah mana ada yang nolak di sodorin dendeng gepuk....
BalasHapusPengalaman pribadi...? Cerita dong
BalasHapusSyukurlah kalo masih akur, tapi masih sering ketemu ndak ?
BalasHapusSi lelaki cukup bijak ... Memang dasarnya dia bukan peselingkuh. Makanya dengan enak dia cerita semua aktifitasnya ke istri. Perempuan itu, setelah bercerai dia menikah lagi dengan lelaki yang usianya 10th lebih muda. Tapi lelaki (suami baru) itulah yang mendampinginya saat dia menderita Ca sampai akhirnya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
BalasHapusaku bilang kucing kan.... :P
BalasHapustapi disatu sisi emang kudu hati-hati. sering kali ada aja yang minta tolong ini itu. berbekal dari waktu single dulu sudah sering bantuin teman-teman, jadi cukup cepat memahmi kalo yang minta bantuan benaran atau minta bantuan dengan maksud lain. jadinya sekarang kadang disebut raja tega huahahaha tapi kalo uni lina minta tolong rasanya ndak mikir panjang dech buat turun tangan.....
Karena kamu pasti tahu bahwa saya bukan termasuk orang yang gampang minta tolong orang lain selama itu bisa dilakukan sendiri. Jadi seperti Menunggu Godot, gitu ya....
BalasHapusdefinisi selingkuh kali mesti di samakan dulu. Kan ndak semua istri suka suaminya sering pergi ama teman wanita. apa lagi dulu aku satu ruangan sama staf wanita. konflik bathin juga sich waktu itu, masuk kategori khalwat ndak ya. secara ruangan aku jauh dari mana-mana, dan isinya berdua aja. huahahahaha... kalo bikin affair ndak bakalan ada yang tahu kecuali yang di Atas. biar aku juga lebih nyaman, anak-anak sering datang bareng bunda buat ketemu, dan kenalan juga. memang memberi tahu semua aktifitas salah atu cara menghilangkan kecurigaan. tapi disisi lain yang namanya perasaan tentu kudu diperhatikan juga. Makanya jika ada ada acara temu diluar jam kantor dan kira-kira bakalan berdua, aku sering iseng ngajak anak-anak. aman dari prasangka yang ujungnya fitnah :D
BalasHapusIya memang. Tapi masing2 pasangan punya definisi yang pas sesuai dengan maksud dan maunya mereka. Selama pasangan itu jujur dan pandai jaga diri. Rasanya nggak masalah
BalasHapusoooo... jadi babak ini udah habis ceritanya? babak lain kasus lain lagi?
BalasHapuskirain rt yg sama masih ada ceritanya, telmi sih aku ini, he he
aneh tapi nyata, tapi bnyk juga orang kyk gitu di dunia
BalasHapusMas ini bijak bener yach..
BalasHapuskalo suami sedunia kyk gini kan dunia aman tenteram, ha ha
bikin kursus buat para suami/calon suami donk, he he
ya boleh boleh aja sih, kalau teman akrab. bagusnya sih si istri ditelepon dan diberitahu juga. :)
BalasHapusNasihat buat sesama lelaki ya.....
BalasHapusTapi, lelaki biasanya, kalo sudah asyik atau sok sibuk, suka lupa segalanya