Kamis, 15 Mei 2008

Problematika Rumah Tangga : Kasus 3 - Naif atau Tebar Pesona?

Suatu waktu, seorang suami bertugas ke luar kota untuk jangka waktu yang cukup lama. Menjelang keberangkatannya, dia mengajari istri dan anaknya untuk membuka email accountnya. Maklum saja, sang istri memang agak gap-tek, sementara anaknya masih duduk di bangku SD dan saat itu belum terlalu berminat dengan dunia internet. Si suami berharap  dengan memberikan akses ke dalam email accountnya,  komunikasi selama dia keluar kota tidak terganggu.

Suatu malam, si istri mulai membuka  mailbox. Keinginannya untuk belajar banyak menggunakan saluran internet, membuatnya berlama-lama mencermati email yang ada. Mungkin juga ada rasa keingintahuan yang besar atas aktifitas sehari-hari sang suami yang dilihat sangat larut saat mengakses internet setiap malam.

Satu demi satu email dibuka sampai suatu saat dia terpana …. Dalam sebuah email yang isinya sangat biasa …. Namun ditutup dengan ungkapan tidak biasa …. “peluk dan cium untukmu”. Email itu dari sang suami kepada seorang gadis. Bukan hanya satu buah email, tetapi beberapa buah. Nggak jelas apa mau si suami terhadap gadis itu. Naif atau memang berniat tebar pesona.

Sang suami mati-matian menyangkal adanya hubungan dengan si gadis. Tapi mana mungkin seorang lelaki mengakhiri pesan dengan kata-kata seperti itu bila tidak ada sesuatu di antara mereka? Siapa yang tahu?

Aku hanya ingat, di kantor, boss-boss itu sering bergurau… what shouldn’t  be done by men in case having an extra marital relationship. Katanya nih…;
  1. Kalo ingin makan sate ayam, nggak perlu pelihara ayam. Cukup beli eceran saja, dari mulai kelas kaki lima sampe di hotel berbintang 5, sesuai kemampuan kantong. Kalau mau, di semua tempat itu, pasti ada sate ayam.  (teganya… menyamakan perempuan dengan ayam….)
  2. Kalau suatu saat perselingkuhannya ketahuan atau kepergok istri, dengan cara apapun, jangan pernah mengaku.. Mengaku adalah perbuatan paling tolol sedunia, katanya.
 Gila ya….., begitu rupanya dunia lelaki.

Nah kembali kepada kasus di atas, kelihatannya semua berakhir dengan baik, walaupun perasaan si istri sangat terluka. Suami berjanji tidak melakukan hal itu lagi serta tidak akan melakukan kontak lagi dengan si gadis. Namun, maaf mungkin bisa diberikan oleh si istri, tetapi melupakan peristiwa itu bukanlah hal yang mudah. Mungkin mirip dengan peribahasa … “Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”

7 komentar:

  1. semoga dijauhkan dari hal-hal seperti ini

    BalasHapus
  2. Bagus sekali artikelnya.Banyak ya godaan dlm kehdpan skrg ini,semoga Tuhan melindungi kita semuanya.

    BalasHapus
  3. Setuju, jangan pernah lengah dengan melakukan hal-hal kecil yang kelak menjadi duri.

    BalasHapus
  4. Terima kasih komplimen nya. Semoga tulisan-tulisan ini menjadi bahan untuk menjaga diri

    BalasHapus
  5. Kalau paku sudah tertancap di kayu, walaupun telah dicabut, bekas lukanya tak akan hilang. Begitu juga hati yang luka. Tapi manusia bisa menjadi sangat pemaaf bila cinta masih kuat.

    BalasHapus
  6. Memaafkan tidak berarti melupakan, kan?

    BalasHapus
  7. benar, memaafkan mudah, melupakan sangat sulit, walau kita gak niat mengingatnya lagi tapi akan sering muncul situasi yg memancing ingatan tidak menyenangkan tsb.

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...