Minggu, 27 Juli 2008

HOME COMING DAY UI - 2008 day 2 - 27 juli 2008

Kecapean malam minggu, kami bangun pagi agak kesiangan. Tidak sesuai rencana. Maklumlah, usia yang sudah lebih dari 1/2 abad memang tidak bisa dibohongi.
Usai mandi, shalat subuh dan sarapan pagi aku dan suami berangkat ke Depok. Suami sudah janjian dengan rekan-rekan bikers nya untuk ikut acara tour d'UI sekaligus peresmian biker's track di kawasan kampus UI Depok, sepanjang 10 km yang sudah selesai dari rencana 20 km.

Aku sendiri hanya bermaksud mengantar saja. Hari minggu adalah jadwal ke pasar tradisional di Pondok Labu. Kasihan, nanti para langganan menunggu dan kecewa karena barang yang biasanya sudah disisihkan untukku, nggak laku lagi.

Kampus UI Depok sekitar jam 07.30 pada hari minggu terlihat lebih lengang.
Keramaian justru terlihat di arah sebaliknya. Masyarakat yang kecewa karena tidak diperbolehkan masuk kampus, berkumpul di situ, dekat tulisan UI. Biasanya, hari minggu, kampus yang konon memiliki ruang hijau terbuka yang paling luas setelah kebun raya Bogor, dipadati penduduk Depok dan sekitar yang berolah raga, lengkap dengan para penjual makanan dan segala macam kebutuhan. Seperti yang terjadi di Gelora Bung Karno Senayan.

Minggu ini, demi HCD 2008, akses ke kampus hanya dibuka untuk alumni UI saja. Kami menuju ke arah rektorat dan menurunkan suami dengan sepedanya di depan gedung Pusat Administrasi Universitas - PAU. Nggak jauh dari pusat kegiatan HCD, sedangkan saya langsung pulang. 
Dalam perjalanan pulang, suami masih menyempatkan diri kirim sms;

"Acara belum dimulai. Undangan termasuk DGB sedang sarapan pagi. Siangnya, dia bercerita bahwa usai sarapan pagi, seperti biasa, ada sedikit upacara baru dilanjutkan dengan bersepeda mencoba secara resmi biker's track di kampus UI. Sementara itu saya kembali ke rumah jemput pembantu untuk menemani ke pasar. Usai memenuhi kewajiban dapur, lalu membawa anak ke Gramedia untuk beli keperluan sekolah dan makan siang di Cinere Mall. Usai shalat dhuhur, saya kembali ke Depok.


Kami bertemu lagi di selasar antara PAU dan Balairung. Era komunikasi dengan hp mempermudah manusia untuk bertemu.

Lapangan tepi danau tempat The Professor's Band manggung semalam, sudah sepi. Peserta HCD 2008, semuanya berkumpul di panggung utama yang konon katanya disponsori oleh TransTV (Chairul Tanjung yang alumni FKG). Di tengah lapangan Marching Band Madah Bahana sedang beraksi. 

Setelah itu mulailah panggung hiburan yang diisi oleh artis-artis alumni UI dan dibuka oleh Tere, lalu ada Ikang Fawzi sang rocker yang suaranya masih ok, Christine Panjaitan, Tika Bisono, Louise Hutauruk. Rencananya akan tampil juga Andien, Rossa, Chaseiro, Orkes PSP alias Pancaran Sinar Petromak Acara dipandu oleh Kepra, Maudy Kusnaedi.
Sayang aku nggak sempat hadir hingga acara berakhir. Waktu shalat ashar, "memaksa" kami unuk sadar sudah terlalu lama meninggalkan anak di rumah. Kan jadi ortu nggak boleh egois dengan kesenangannya sendiri.


Siapa yang hadir HCD? Mungkin hanya ada sekitar 1.000 orang yang datang. Hanya sekitar 10% dari jumlah alumni UI. Mereka yang hadir ternyata cukup beragam, walau masih didominasi oleh angkatan muda yaitu tahun di atas 90an dan 2000an. Namun demikian, masih terlihat muka-muka lama angkatan 70 baik yang dari Rawamangun maupun Salemba.


Memang bukan pekerjaan yang mudah mengumpulkan alumni UI dibandingkan dengan alumni fakultas. Apalagi sekarang ini ada 12 fakultas di UI, belum lagi ada program D3, kelas Internasional (double Degree) lalu ada program magister/profesional dan Doktor. Kalau HCD ini dilakukan untuk seluruh alumni dari angkatan awal hingga angkatan terakhir dan dari 12 fakultas, harap maklum bila yang datang relatif terbatas.


Jangan katakan bahwa dalam era komunikasi global, usaha mengkomunikasikan acara ini akan menjadi sedemikian mudah. Ada milis memang, tapi anggota milis fakultas paling hanya diikuti oleh sekitar 10% alumni saja. Yang
mungkin dilupakan, bagaimana dengan alumni tua yang gaptek atau "merasa sok tua" sehingga "harus disowani" dulu agar bersedia datang.


Tetapi, apapun hasilnya, kerja keras panitya patut dihargai. Dengan segala kekurangannya, upaya penggalangan kebersamaan untuk memajukan almamater, tetap harus diteruskan. Minimal ... mempersatukan alumni yang mau "berbagi" untuk almamater tanpa pamrih materi, keuntungan pribadi ataupun kepentingan politis. Menggalang kebersamaan sosial bagi dunia pendidikan Indonesia yang semakin terpuruk.
Mungkin sudah waktunya agar kita menjadi lebih partisipatif dan proaktif apalagi bila menyangkut kegiatan sosial. Mari kita mulai dari diri sendiri... 






4 komentar:

  1. Wach Ada Ikang Fawzi.... Waktu dia wisuda, aku baru jadi new comer di UI th 84 mbak.... ada mantannya Ikang juga ya... Christine Panjaitan... hehehehe.... Chairul Tanjung jadi alih profesi ya... jadi bisnis man.....

    BalasHapus
  2. Wah... pemerhati Ikang juga rupanya... Saya kebetulan kenal sama Ikang, pernah jd partner di bisnis property. Chairul Tanjung lebih terkenal sbg business man dengan Para Group nya, yg memiliki bank Mega, TransTV dll...

    BalasHapus
  3. mb Lina...iya nih dari milis heboh bgt ya...kalo disini HCD juga heboh bgt,sekalian mengenang almamater & memberikan sesuatu yg terbaik buat almameter,itu kali ya...

    BalasHapus
  4. biasanya semakin beranjak tua, kita semakin ingin bernostalgia, kalo soal memberikan yang terbaik... aduh nggak tahu deh... terpulang dari individunya

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...