Minggu, 20 Juli 2008

Kenapa ditolak? Mari introspeksi diri.

Week end yang lalu, seperti biasa saya punya waktu yang lebih luang untuk baca koran sampai kolom surat pembaca sebuah harian di Jakarta. Di situ, ada keluhan seorang bapak tentang penolakan permohonan limit kartu kredit.. Kebetulan sekali bank yang disebut adalah bank yang sama dengan penerbit kartu kredit yang saya miliki.

Saya sendiri pernah punya pengalaman meminta peningkatan limit secara urgent/seketika melalui card center saat harus membayar biaya rumah sakit adik dan itu saya lakukan sebanyak 2 kali. Kali pertama, permohonan itu gagal. Alasannya cukup bisa saya terima, karena permohonan tersebut saya minta sudah agak larut malam dan petugas tele–card center tidak berhasil menghubungi supervisor/atasannya untuk meminta persetujuannya.

Sebetulnya, dia menyarankan saya untuk menghubungi service assistant yang biasa melayani saya saat ke bank, supaya dia bisa mendapat rekomendasi persetujuan. Sayangnya saya tidak punya nomor telpon genggamnya.

Kala kedua, masih untuk keperluan yang sama, saya menghubungi service assistant bank penerbit kartu kredit, melalui telpon, meminta bantuan untuk meningkatkan limit. Dia, lalu menanyakan apakah peningkatan tersebut akan diminta untuk permanen atau temporer dan jumlah yang diinginkan. Tidak sampai satu jam, sang service assistant sudah menelpon kembali dan memberitahukan bahwa credit limit ditingkatkan untuk jangka waktu dua bulan dengan dikenakan biaya sebesar 25 ribu.

Sementara itu, dalam keluhan si bapak yang ditulis dalam kolom surat pembaca, disebutkan bahwa setelah beberapa hari dia diberitahukan bahwa permohonan peningkatan credit limit ditolak tanpa alasan yang jelas. Tentu dia marah sekali sehingga ditulislah kasus tersebut di Koran. Dia merasa telah menjadi nasabah yang baik. Selalu membayar tepat waktu sejumlah minimum payment. Dia merasa, bank sengaja menolak permohonannya agar si bapak selalu melakukan over limit. Dengan demikian, bank memperoleh keuntungan denda over limit yang jumlahnya relatif besar.

Kenapa permohonan credit limit saya diterima dengan mudah, sementara permohonan si bapak ditolak? Bank pasti punya alasan yang jelas, berdasarkan analisa kelayakan. Menurut saya, ada misperception mengenai terminology nasabah yang baik versi bank dan nasabah. Versi nasabah, dia merasa sudah menjadi nasabah yang baik dengan membayar tepat waktu minimum payment yang dipersyaratkan card center. Entah kemudian seberapa besar credit balance yang tersisa. Kalau nasabah tidak membayar lunas alias hanya membayar minimum payment sebesar 10% dari total tagihan setiap bulan yang terdiri dari jumlah pembelanjaan + bunga + denda over limit, sementara kebutuhan pengeluarannya cukup besar, tentu saja semakin lama, credit limit balance nya akan semakin kecil. Dan dia akan selalu over limit bila tidak meminta peningkatan credit limit.

Si bapak mungkin lupa, bahwa credit card dimata bank adalah pinjaman tanpa agunan. Bagi bank, kepatuhan pemilik credit card memang salah satunya dinilai dari pembayaran tepat waktu, terutama bila pembayaran tersebut dilakukan secara lunas. Bank sebetulnya tidak membutuhkan bunga dari pemegang kartu. Dia sudah cukup beruntung dari pungutan iuran tahunan dan komisi dari para merchant yang jumlahnya rata-rata sebesar 3%. Bayangkan kalau bank memiliki 100.000 nasabah dengan iuran rata-rata 200 ribu/kartu saja maka setiap tahun bank menerima masukan sebesar 20.000.000.000 alias 20 milyar. Bila rata-rata belanja nasahnya tersebut sebesar 1juta/bulan, maka komisi yang diperolehnya adalah sebesar 3% x 100.000 x 1.000.000 x 12 atau sejumlah 36 milyar setahun. Jadi dengan hanya memiliki 100.000 nasabah dengan belanja rata-rata 1juta per bulan saja, maka bank sudah akan menikmati keuntungan sebesar 56 milyar. Padahal, biaya pembuatan kartu, paling banter hanya 50 ribu. Memang, keuntungan ini belum termasuk capex dan opex serta franchise fee nya.

Nah kembali kepada si bapak yang hanya membayar minimum payment, tentu saja bank tidak mau meningkatkan kredit limit. Takut kalau suatu waktu si bapak tidak mampu melunasi, entah karena si bapak sakit atau berbagai kemungkinan buruk lainnya. Bank harus membayar biaya tagihnya, terutama bila menggunakan debt collector.

Jadi, jangan terlalu cepat berburuk sangka pada bank. Cobalah melihat permasalahannya dari sudut pandang bank. Percaya deh, andaikan sebagai pemegang credit card kita selalu melunasi dengan baik dalam arti selalu dilunasi tepat waktu agar tidak dikenakan bunga, maka over limit akan lebih mudah diperoleh. Lagipula, kita sering diingatkan… gunakan credit card secara bijak; yaitu gunakan kartu sebagai pengganti uang tunai sesuai dengan kemampuan dompet dan budget. Lunasi seluruh tagihan, maka credit card akan sangat menguntungkan baik dari segi keamanan maupun kepraktisan karena kita tidak perlu membawa-bawa setumpuk uang tunai setiap saat. Tapi kenapa ya, sekarang kita jadi gemar berhutang (minimal pakai credit card dan malah bangga dengan hal itu.

Itu menurut saya lho….. Ayo yang kerja di card center, silakan berkomentar ….!

11 komentar:

  1. wow......gila banget untungnya bank..
    ini cuma baru dr kredit card ya mba,blom pinjaman yg laen....ckckck...

    BalasHapus
  2. namun sering bank khilaf keliru menilai calon nasabah.
    tante kenalanku yg punya beberapa rumah bak istana ditolak mentah2 saat mengajukan permohonan kartu kredit karena meragukan pernyataan beliau yg mungkin disangka "omong gede" saat diwawancara via tlp, tanpa cek silang ke lapangan.
    om kenalanku seorang dokter yg punya 50% saham di sebuah RS swasta juga ditolak permohonan kartu kreditnya. ketika kemudian dtg petugas marketing dari bank tsb ke beliau utk menawarkan kartu kredit, langsung diusir beliau saking "dendam"nya pdhal petugasnya berbeda :D
    Saya sendiri pernah dipetieskan sampai berbulan2 ketika saya mengajukan permohonan kartu kredit, setelah saya tlp & "marah2" ke bank baru disetujui dgn limit kredit hanya 7jut, sungguh suatu hinaan :)) wakakak
    mantan pegawaiku yg tukang ngemplang malah diberi keleluasaan sampai puluhan jut dari beberapa bank & surely akhirnya kredit maceeet... ha ha ha

    BalasHapus
  3. aku baru tau tuh , kalo ada denda over limit..... bukannya kalo over limit, transaksi langsung ditolak ya mbak?

    BalasHapus
  4. Credit card memang sangat menguntungkan. Itu sebabnya banyak bank yang menerbitkan CC, walaupun rebyek ngurusin nasabah kecil tapi bunganya besar (min +/- 36% pa) dibandingkan dengan kredit biasa

    BalasHapus
  5. Wakakak ... aku juga pernah ditolak oleh citibank waktu maun minta tambahan kartu. LAngsung aja aku matiin tu kartu. Setahu kemudian, saya malah dikejar-kejar berulang kali sambil minta maaf. Aku bilang aja .... aku gak mau lagi berhubunungan dengan mereka.

    BalasHapus
  6. Hehehe... aku salah ya... Denda keterlambatan, maksudnya. Bisa jadi memang langsung ditolak. Maklum nggak pernah over limit. Aku sangat hati-hati kalo pake CC

    BalasHapus
  7. wakakakaka aku malah sering ditawarin naikin limit... tapi aku yang gak mau. Buat apa? lha yang sekarang aja, jangankan over limit...mendekatipun gak pernah...
    aku sangat hati2 pake CC..

    BalasHapus
  8. Aku rasa, si bapak itu perlu naikin credit limit, karena dia selalu hanya bayar minimum payment, sementara pengeluarannya tetap besar. Jelas aja dana yang available makin kecil,

    BalasHapus
  9. Mungkin begitu ya mbak.. aku jadi ingat seorang kawan yang pernah mengorbankan duit tabungan pensiunnya, buat bayar utang CC. Gila ya...!! Hal ini terjadi karena dia selalu bayar minimum payment.. sampai akhirnya bunga yang harus dia bayar jumlahnya besar banget! Ampuuun deeeh..

    BalasHapus
  10. berapa persen dari limit kita bisa over limit ?

    BalasHapus
  11. saya nggak tanya... saya cuma minta sesuai kebutuhan. Rasanya persetujuan biasanya diberikan tergantung dari performance pembayaran kita

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...