Dalam perjalanan menuju Bandung week end ke 2 di bulan Agustus ini, ada sms masuk mengabarkan bahwa salah satu teman kuliahku di jurusan arsitektur dulu, akan menjalani operasi. Ada cairan di dalam rongga otak, yang menyebabkannya kehilangan kesadaran. Dia memang sudah hampir satu tahun di rawat di rumah kakaknya karena menderita kanker payudara.
Kanker konon merupakan salah satu penyakit genetic. Jadi, kalau ada salah satu keluarga dalam satu garis keturunan menderita kanker, maka sebaiknya kita berhati-hati. Kenali betul penyebab timbulnya kanker dan mulailah mengubah cara hidup menjadi lebih sehat. Begitu konon nasihat para ahli. Ibu temanku ini memang meninggal dunia karena kanker payudara. Tapi itu sudah berlalu saat temanku masih kuliah. Jadi sudah cukup lama.
Satu tahun yang lalu, temanku di CCF kehilangan kakaknya. Juga karena kanker payudara. Dua atau tiga bulan yang lalu, adiknya menemukan benjolan, juga di payudaranya. Sekarang sang adik sedang dalam perawatan, chemotherapy di Singapore. Saat “membawa” sang adik ke Singapore , temanku itu sekaligus memeriksakan diri. Untunglah, tidak ditemukan hal-hal yang patut dicurigai dalam tubuhnya.
Sekitar dua minggu yang lalu, teman lelaki – satu angkatan namun berbeda jurusan, meninggal dunia karena terserang stroke. Pada hari sabtu kemarin, suami mendapat kabar bahwa teman main band di the Professor masuk rumah sakit karena stroke, sementara sang manager band saat ini dalam perawatan, chemotherapy, karena breast cancer.
Tadi pagi, kontraktor yang mengerjakan renovasi kantor, datang dengan wajah pucat dan kuyu. Minggu lalu, saat diminta datang ke kantor, dikabarkan bahwa dia sedang di rawat di RS. Tidak disangka ternyata dia terkena heart attack. Untung cepat tertangani. Nekat juga dia, baru keluar dari RS, sudah mampir ke kantor, setir mobil sendiri, lagi
Adik perempuanku, sudah hampir 8 tahun menderita DM. Salah satu kakak kelas, lelaki, juga terkena DM, sementara di keluargaku maupun keluarga suami, hampir keseluruhan rawan terhadap DM. Dalam pemeriksaan darah sesaat yang selalu dilakukan saat kami berkumpul, hanya aku dan suami yang “aman”. Untuk sementara….
DM menjadi momok besar bagi lelaki karena mengancam vitalitas dan potensi kelelakiannya dan karenanya mampu menghancurkan kebanggaan seorang lelaki.
Stroke, heart attack, breast cancer dan DM seolah menjadi santapan sehari-hari masyarakat perkotaan. Teman, anggota keluarga, tetangga, siapa saja, bisa tiba-tiba dikabarkan menjadi penderita salah satu penyakit tersebut. Jarang yang menyadari bahwa penyakit, apapun juga sebetulnya merupakan akumulasi dari perilaku, pola makan dan gaya hidup manusia, terutama manusia perkotaan.
Ambisi, persaingan kerja, kelelahan yang kemudian diperparah dengan pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat serta kurang olah raga, ditengarai menjadi penyebabnya.
Dalam berbagai majalah, buku, koran maupun talk show di radio maupun tv seringkali dibahas masalah kesehatan, perilaku hidup serta pola makan. Namun sayangnya, jarang ada yang mampu mengikuti secara benar dan teguh.
Godaan makan enak dan gaya hidup glamourous lebih kuat daya tariknya dibandingkan dengan kemampuan menahan diri, menjauhinya untuk mengubah paradigma hidup menjadi pola hidup sehat dan berimbang. Food supplement yang membombardir masyarakat perkotaan seolah menjadi solusi dan jalan pintas mengatasi berbagai defisiensi asupan makanan sehat dan pola hidup perkotaan yang tidak sehat.
Ambil saja yang sederhana, food combining a la Andang Gunawan, yang ramai diperbincangkan dan didiskusikan. Pro dan kontra. Konon katanya; basic dari pola makan food combining adalah:
- Mulailah hari dengan meminum air hangat yang dicampur dengan perasan jeruk nipis tanpa gula.
- Minum juice buah dan telur rebus untuk sarapan pagi
- Biasakan makan buah-buahan terlebih dahulu, minimal 15 menit sebelum makan “berat”, siang dan malam.
- Kalau kita makan dengan menu protein, maka hindari karbohidrat. Jadi sajikan protein (daging-dagingan, ikan dll) dengan sayur-sayuran. Karbohidrat hanya boleh disantap dengan sayuran. Kalau siang makan sayur dengan nasi, maka malam hari boleh makan daging-dagingan dengan sayuran tanpa nasi.
- Hindari bumbu berlebihan, santan dll, masak dengan cara rebus, kukus atau panggang, hindari menggoreng apalagi secara deep fry.
Jadi andaikan buah dimakan belakangan, maka dia akan membusuk lebih dahulu sebelum mendapat giliran dicernakan di dalam lambung. Sehingga dapat dikatakan, sari buah busuklah yang setiap saat diserap darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Kalau mau membuktikan kebenaran bahwa buah-buahan paling cepat membusuk, coba deh buat juice buah, lalu biarkan selama lebih dari 15 menit di ruang terbuka atau boleh di kulkas, baru diminum. Bandingkan rasanya kalau juice tersebut langsung diminum. Pasti terasa ada perubahan rasa pada juice yang sudah didiamkan lebih dari 15 menit.
Konon pula, kata pakar food combining, kesalahan urutan “memasukkan” makanan ke dalam perut inilah yang menyebabkan tubuh mendapatkan sari “bahan makanan busuk”. Akumulasi dari kondisi ini, ditambah dengan faktor eksternal seperti polusi, stress pekerjaan, "kurang gerak" membuat tubuh kita saat telah berusia lebih dari 35 tahun menjadi sakit-sakitan. Apalagi, di atas usia 35 tahun, secara perlahan dan alamiah, akan terjadi penurunan kinerja organ tubuh.
Begitu katanya. Memang nggak mudah mengubah kebiasaan makan. Tapi apa salahnya dicoba, kalau kita ingin sehat. Sakit itu mahal lho...!
Duh… pasti diomelin sama yang baca deh. Hidup sekali aja, kok makan disusah-susahin sih…? Kapan bisa menikmati hidup….?
ada benernya sih mbak. kalo aku sih nggak gitu suka daging2an. lebih seneng sayur dan buah. trus aku seneng jalan kaki, naik jembatan penyeberangan. turun angkot agak jauh dikit biar dapet jalan kaki. tapi akhir2 ini agak kurang olah raga karena kesibukan kantor.
BalasHapusAlhamdulillah. semoga tambah sehat
BalasHapusSatu lagi mbak..., pepatah dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat... kayaknya udah terbalik.... Jika jiwa yang sehat maka tubuh akan makin kuat.... Ayah yang sudah pensiun di rumah, yang pendiam, murah senyum dan tenang membaca lebih sehat, nah Ibu yang sering stress memikirkan anak dan cucunya justru lebih sering sakit.... ampe sering kita ajak untuk berpikir lebih tenang seperti ayah.... olahraganya bolak-balik ke masjid untuk shalat fardhu, banyak menyapa orang diperjalanan dan memang manjur menyehatkan lahir dan batin.... semoga semua yang lagi sakit cepat sehat.... Amin. Mtj
BalasHapusSetuju...., karena ternyata kondisi "kejiwaan" kita mempengaruhi kinerja hormon yang pada akhirnya turut mempengaruhi "kekuatan" tubuh manusia
BalasHapusCukup kaget waktu pertama kali denger berita ini...
BalasHapuswah saya baru tahu bun....
BalasHapusterima kasih sharingnya.
olahraga udah mulai jarang nih.
Sama Lit,
BalasHapusMemang kalau ada anggota keluarga yang kena kanker, kita mesti hati-hati Konon kanker kan penyakit genetik juga
Sama-sama,
BalasHapussaya juga jarang OR, walaupun berusaha menjadi penganut FC
Setuju untuk postingannya. Selain menjaga pola hidup sehat, menghindari stress (yg termasuk pemicu No. 1) juga membekali diri dengan asuransi sakit kritis supaya menghindari sudah jatuh tertimpa tangga. Orang yg sakit seperti disebut mbak Lina itu pasti secara ekonomi juga bangkrut karena ongkos berobat yang mahal. Kalo perlu asuransi sakit kritis yang syariah, hubungi saya ......
BalasHapusPaling bisa lu....!!!!
BalasHapusKita2 disuruh bayar asuransi (konon katanya buat persiapan/jaga-jaga kalo sakit...), elo dapat bonus jalan2 keliling dunia