Jumat, 31 Oktober 2008

Ulang tahun... Bahagia atau sedih?

Hari ini, 31 Oktober, ada dua orang teman di kantor berulang tahun. Maka, sejak pagi meja makan terlihat penuh panci. Yang berulang tahun sengaja memasak di rumah. Walaupun menunya sederhana, tapi pasti mengundang selera teman sekantor yang biasanya hanya makan di warteg.

Coba bayangkan, ada sayur asem, balado telur, ayam panggang, oseng tempe, ikan asin dan ditutup dengan puding coklat. Untungnya lagi, satu teman yang berulang tahun sedang bertugas ke Bali, jadi teman yang lain masih punya kesempatan untuk makan gratis lagi. Yang satu ini janjinya mau makan udang galah - madu di Mang Engking, cabang dari Yogya yang ada di Kampus UI Depok.

Ulang tahun ... Bahagia atau Sedih?
Konon katanya, saat kita kecil, remaja, dan mulai masuk usia dewasa, ulang tahun selalu disambut gegap gempita. Ada pesta, kado dan perhatian dari lingkungan dan kerabat dekat. Bertambah umur saat kita melewati "batas" yang ditentukan baik secara agama maupun UU, dalam kehidupan bermasyarakat berarti bertambah "hak dan kewenangan". Punya hak untuk mendapatkan KTP, SIM dan memilih anggota legislatif dan presiden dan secara biologis, memiliki hak untuk menikah.

Lewat di usia 30 tahun kita (semoga) sedang menapaki masa menuju kemapanan. Mapan dalam karier, rumah tangga dan tentu saja keuangan.

Umur 40 tahunan saat kita menikmati masa kemapanan. Sudah meraih segala apa yang dicita-citakan dan diidamkan sejak masa muda. Kebanyakan orang "terdidik" di perkotaan sudah mampu menikmati segalanya. Makan di restoran mewah dengan menu yang sama sekali tak terbayangkan saat masih jadi mahasiswa. Mengendarai mobil super mewah atau duduk tenang di jok belakang sambil menikmati alunan musik di dalam kendaraan yang dilengkapi audio super canggih. Tinggal di rumah yang sejuk oleh pendingin udara, di tengah pemanasan global dan lupa atau mungkin tidak peduli lagi bahwa dia sudah menambah elemen kerusakan ozon.

Makan enak dan kenyamanan dan kemapanan hidup ternyata membawa dampak buruk. Suami saya selalu bilang.... Kita mampu membeli segalanya saat kita tidak bisa atau tidak mampu lagi menikmatinya. Kita tidak lagi bisa makan enak saat kita sudah mampu membeli makanan yang lezat. Itu semua karena terlena oleh kenikmatan hidup shingga kita terpenjara oleh penyakit yang terjadi karena akumulasi kebiasaan hidup.

Menjelang usia 50,  kita sering mendengar berita kematian mendadak dari teman atau minimal kabar mengenai "jatuh sakit"nya mereka. Serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kanker ... menjadi santapan telinga. Mungkin, ulang tahun sudah harus menjadi refleksi diri .. Seberapa panjang lagi Allah memberikan kesempatan kita untuk menikmati dan memanfaatkan kenikmatan dunia. Memanfaatkan waktu dari sisa-sisa jatah hidup kita didunia yang selama ini tidak pernah dihitung. Semoga masih ada waktu untuk memupuk tabungan, bekal hidup kita di akhirat.

Selamat Ulang Tahun, bagi semuanya.

9 komentar:

  1. Kalau di atas 50 artinya sudah musti tour de lab, docters and rumah sakit yoooooo

    BalasHapus
  2. iya mbak. Kalo di londo sih enak, ada asuransi. Otomatis lagi jadi nggak berat gitu lho. Lha di Indonesia.... aduh, sakit bikin miskin deh.. Asuransi juga kebanyakan prasyaratnya...

    BalasHapus
  3. he..he..thx u mb Lina to remind me...meskipun msh dibwh 40 thn,tak lupa "syukur kpd Allah"atas nikmatnya setiap saat.amiin..

    BalasHapus
  4. Kita memang perlu saling mengingatkan. Maklumlah, kalo belum sakit, kita jarang bersyukur atas nikmat "sehat"

    BalasHapus
  5. lewat usia 25 koq ndak ditulis ? :D

    BalasHapus
  6. usia antara 20 - 30 tahun itu Golden Age buat manusia. Itu puncak dari pertumbuhan manusia. makanya manusia dianjurkan menikah pada usia itu dan perempuan hamil pertama pada usia 25an. Tapi sekarang nampaknya banyak orang yang mengabaikannya

    BalasHapus
  7. Katanya tambah umur tambah bijaksana ya.?

    BalasHapus
  8. Bijaksana itu tidak terkait dengan umur.
    Ini lebih terkait pada sifat dan kedewasaan seseorang.
    Ada orang yang walaupun sudah berumur, tetap saja kurang bijaksana dan kekanak-kanakan.

    BalasHapus
  9. Kenikmatan dunia memang tidak ada yang sempurna dan tidak akan abadi. Oleh sebab itu persiapkan masa hidup untuk mencari kebahagiaan abadi di akhirat

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...