Selasa, 04 September 2012

Ketika "tangan" Allah turut campur ..........


Pembicaraannya sebetulnya biasa-biasa saja .... Pembicaraan informal, saat survey lokasi tanah yang akan diambil alih dan dikembangkan menjadi suatu area pemukiman baru. Nun.... jauh di timur ibukota Jakarta.

Pemukiman atau lebih sempit lagi perumahan memang merupakan masalah pelik di Indonesia. Daya beli masyarakat yang semakin menurun, ketiadaan sumber pendanaan jangka panjang bai bagi pengembang maupun pembeli, membuat target pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia tidak pernah tuntas.

Bila pada dekade tahun 1980an, masyarakat masih dapat "mencicipi" rumah murah dengan type bangunan yang sangat memadai sesuai dengan standard kelayakan hunian serta berdiri di atas areal tanah yang relatif luas. Bukan itu saja... peminat rumahpun masih pula mendapat kredit pemilikan rumah melalui bank tabungan negara dengan jangka panjang dan bunga sangat murah, Hanya 6% pertahun (add on). Pilihanpun banyak .... akan lebih murah lagi bila mau bersabar menunggu dan antri saat Perum Perumnas menjajakan dagangannya

Saat ini ...... cerita manis itu tinggal cerita kenangan saja. Rumah layak dan nyaman semisal type 70m2 bangunan dengan tanah seluas 250m2  hanya tinggal angan-angan. Standar kelayakan bangunanpun menurun. Sekedar berteduh saja. Bila awalnya disebut Rumah Sederhana, untuk membedakannya dengan rumah kelas real estate, maka kemudian berumah menjadi Rumah Sangat Sederhana yang kemudian diperhalus menjadi Rumah Sederhana Sehat. Mungkin sudah tidak tega lagi mencari sebutan yang enak di telinga serta tidak merendahkan pembelinya, untuk rumah dengan standar kenyamanan dan kelayakan yang semakin rendah.

oupsss........ kok malah ngelantur bahas masalah perumahan ya?
Ayo.... balik ke topik awal...

Jadi, ... saat itu, kami sedang melakukan survey lokasi untuk pengembangan perumahan lanjutan setelah lokasi awal hanya tinggal tidak lebih dari 5 unit saja dan sebagian karyawannya juga sudah "dirumahkan" sementara.

Lokasi sudah ditemukan, sudah disepakati harga dan malah sudah diselesaikan pembayarannya kepada masyarakat. Tinggal lagi penyelesaian masalah klasik yaitu pembayaran kepada RCTI alias Rombongan Calo Tanah Indonesia ... ini istilah yang diperkenalkan salah satu rekan dari Malang yang menjabat sebagai direksi perusahaan tersebut. Yang lainnya adalah biaya "hengki-pengki” pejabat pembuat akta tanah....

Gila juga tuh .... sudah dapat fee resmi ... eh... masih rakus juga minta tambahan bagian dengan berbagai macam dalih. Muak banget lihat wajah mereka, yang tanpa merasa malu atau bersalah, sudah menyusahkan dan merepotkan orang lain. Menurutku ... hal itu sudah menyalahgunakan wewenang dan tugasnya .... Tapi, ya sudahlah.... ! Biar aja nggak berkah kalau hidup dan makan dari harta dan kekayaan yang diperoleh dengan mempersulit orang lain.
***

Pembukaan proyek baru setelah proyek lama ditutup tentu ada prosesnya. Proses tutup proyek dengan segala perhitungan laba/rugi. Setelah itu, galibnya proyek... kalau untuk tentu ada pembagian bonus keuntungan dan tutup proyek. Nah bagian ini menjadi bagian yang ditunggu-tunggu awak proyek.

Setelah perhitungan untung rugi, penyisihan untuk pengembangan proyek baru dan pembagian bonus/deviden, kemudian dilanjutkan pembukaan "buku baru" proyek. Dengan kelak, jelas terlihat berapa biaya investasi dan keuntungannya.

Selama proyek berlangsung, setiap tahun biasanya pada bulan April atau Mei, akan diadakan RUPS dimana pengurus perusahaan dimana proyek bernaung melaporkan kondisi proyek kepada pemegang saham. Ini juga merupakan saat yang ditunggu, terutama untuk proyek yang sudah membukukan keuntungan karena usai RUPS, biasanya secara terbatas para pemegang saham akan menetapkan pembagian bonus keuntungan bagi staff dan karyawan proyek. Begitulah kebiasaan prosedur proyek yang ada di lingkungan perusahaan tempatku bekerja. Minimal…. Begtulah yang selalu terjadi dengan proyek yang berada di wilayah Jabodetabek.

Memang …, terasa agak luar biasa dan baru belakangan aku sadar bahwa setelah terjadi “huru-hara” beberapa tahun yang lalu dan mengakibatkan perubahan manajemen besar-besaran di proyek wilayah timur itu, rutinitas Raker dan RUPS tidak pernah lagi dilaksanakan. Aku, karena memang tidak masuk dalam jajaran manajemen proyek (manapun … hehehe …. Enak jadi pengamat dan komentator aja!), jadi tidak terlalu memperhatikan kondisi itu walau tetap mengikuti perkembangannya. Kalau tidak ada raker dan RUPS, maka berarti neraca perusahaan dan laba/rugi tidak atau belum disahkan. Kalau nggak ada perhitungan laba/rugi, akibatnya …. Sudah pasti bisa ditebak…. Tidak ada bonus proyek… its so simple …. Jadi yang ada di proyek, tentunya sadar dan harus sadar konsekuensinya.

Nah berkenaan dengan menyusun “buku baru” itulah perlu ditentukan besar modal dan pinjaman internal. Membicarakan proyek baru, maka mau tidak mau, proyek lama yang sudah habis, harus ditutup dulu. Kalau proyek sudah ditutup, sebetulnya…. Ada keuntungan buat pengelolanya, yaitu …… ada perhitungan laba/rugi yang berkelanjutan dengan “turunnya” bonus. Selama proyek nggak ditutup, maka semuanya tidak akan pernah diperhitungkan…

Sayangnya, rekan2 di timur, entah karena pencatatan keuangannya yang belum selesai …., atau karena ewuh–pakewuh untuk “menuntut” hak  bonus keuntungan, padahal sekaligus juga menjalankan kewajiban melaporkan hasil kerja kepada pemegang saham, jadi tidak pernah melakukan Raker/RUPS. Ternyata …, laporan keuangan selama 3 tahun belakangan termasuk laporan tutup proyek, sudah sejak jauh–jauh hari selesai. Rasa ewuh pakewuh mendahului “ dawuh orang pusat” untuk menyelenggarakan RUPS lah yang menyebabkan Neraca dan Laba/Rugi tidak pernah disahkan.

Ketika ada kesempatan bertemu dengan pemegang saham, sempat terlontar rencana RUPS tutup proyek dan pelaporan pekerjaan pembangunan annex hotel untuk sekaligus buka proyek baru. Berbarengna dengan hal tersebut ada pula pekerjaan penting lainnya yang tidak bisa ditinggalkan sehingga semua orang terkonsentrasi pada hal ini. Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka RUPS diancang–ancang akan diselenggarakan pada awal Oktober 2012 yang akan datang.

Pada suatu pagi di hari Jum’at … big boss masuk ruangan, sambil lalu tanya ini itu, Kusampaikan juga berbagai kondisi lapangan termasuk rencana RUPS pada awal Oktober tersebut.

Agak siang, terjadi kehebohan karena rekanku yang mejabat sebagai direksi perusahaan sibuk mengatur jadwal rapat koordinasi seluruh proyek di timur dengan “hanya” memanggil internal auditor ke Jakarta, yang sebetulnya sedang sangat sibuk. Dan ….. rapat dengan pemilik perusahaan itu hanya menyisakan waktu 2 hari saja untuk mempersiapkan segalanya. Hal itu pasti mengacaukan segala penyelesaian pekerjaan yang disusun rekanku itu … dan aku merasa sangat bersalah pada temanku karena, pemilik perusahaan jelas menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah berbicara denganku …. Padahal, yang kujelaskan adalah rencana untuk menyelenggarakan RUPS pada awal Oktober 2012 serta materinya.

Begitulah…. singkat cerita selama 2 hari, 10 hari menjelang hari Raya Idul Fitri rapat maraton diselingi dengan buka puasa bersama yang terpaksa diadakan untuk mengakomodasikan peserta rapat yang beragama Islam. Walaupun lelah …., aku yakin rekan yang dating dari timur tentu gembira bahwa, laporan keuangan termasuk Neraca dan Laba/Rugi dari beberapa proyek bisa diterima pemilik perusahaan termasuk “laporan tutup proyek”. Pemilik perusahaan juga menyetujui pembagian keuntungan dan ini berarti ada bonus yang dapat dicairkan.

Hari berlalu tanpa terasa …. Shaum Ramadhan yang kali ini dilalui dalam terik matahari dan cuaca kemarau memang sangat menguras tenaga …. Hingga di pagi hari saat libur lebaran sudah dimulai …. Aku menerima pesan di blackberry dari suatu kota di timur pulau Jawa, yang memberitahukan bahwa temanku baru saja usai menjadi sinterklas yang membagikan bonus ….., disertai ucapan terima kasih atas bantuanku….

Bantuan …? Ah terlalu berlebihan kalau disebutkan bahwa semuanya terjadi atas bantuanku. Semua terjadi karena adanya campur tangan Allah ……

Bayangkan … sudah sejak beberapa bulan yang lalu kusampaikan adanya “kebutuhan” untuk tutup proyek dan hal itu belum mendapat tanggapan yang memadai karena adanya perbedaan persepsi. Sampai pada pertengahan bulan Ramadhan itupun, yang kusampaikan hanyalah rencana untuk mengadakan RUPS pengesahan tutup proyek pada awal Oktober 2012.

Maka hanya atas kuasa Allah SWT lah yang membalikkan hati nurani pemilik perusahaan sehingga rapat tersebut dapat digelar secara kilat dengan hasil yang sangat menyenangkan.

Begitu indahnya Ramadhan …………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...