Senin, 25 Februari 2013

BRONDONG (bukan) JAGUNG

yang ini brondong jagung ya ..
Beberapa hari yang lalu, pulang dari Malang ..., aku cuma sendiri di ruang dalam rumahku. Anak gadisku belum pulang dari asrama. Ada acara sekolah di hari Sabtu pagi dimana anak-anak kelas X dan XI wajib hadir. Suami, ada undangan pernikahan yang ingin dihadirinya. Sebetulnya, kalau aku mau ikut, dia masih sempat untuk pulang menjemputku. Tapi aku merasa agak malas. Lelah karena baru pulang dari luar kota. Lalu lintas di Jakarta pada Jum'at juga sangat tidak bersahabat. Jadi daripada uring-uringan selama dalam perjalanan maupun acara pernikahan itu, lebih baik tinggal di rumah. Menikmati kesendirian sekali-sekali, pasti nikmat juga.

Nah .... karena selama di Malang, sambungan internet rada nggak "waras" dan iseng di rumah sendiri, maka browsing detik.com, blogspot dan facebook jadi sasaran kegiatan malam itu. Maka dari keisengan itulah aku menemukan sebuah foto sejoli anak muda di facebook dengan beberapa komentar foto.

Konon begini dialognya :
"Hai tante..... brondong darimana lagi nih....? sapa salah seorang teman dari perempuan yang fotonya terpampang di facebook.
"Hahaha .......!!!" sambut perempuan yang disebut tante tadi. Aku yakin, sebutan tante itu pasti cuma candaan antar teman. Kelihatannya mereka masih berumur 20 tahunan. Atau maksimal menjelang 30 tahun, tidak akan lebih dari kisaran usia tersebut, dilihat dari gaya berpakaian dan bahasa yang digunakannya.

Kususuri dialog antar teman itu sampai akhirnya kutemui satu komentar bernada amarah dari seorang lelaki...
"Hei... gue gak kenal elo, tapi gue gak suka disebut brondong... Kalau mau kasih komentar, coba menulis dengan bahasa yang sedikit lebih sopan", begitu katanya.
Hampir meledak tawaku, membaca komentar tersebut.

Brondong ....... Itu adalah istilah yang sekarang sering digunakan buat para lelaki muda yang memiliki hubungan "intim", entah masih dalam tahap pdkt atau sudah lebih intens dan lebih dalam lagi hubungannya dengan seorang perempuan yang usianya lebih tua dari si lelaki. Kelihatannya.... jaman sekarang hubungan seperti ini banyak sekali terjadi.

Penasaran, aku telusuri identitas si perempuan maupun lelaki yang ada dalam foto tersebut. Oh....., ternyata, usia si lelaki memang lebih muda beberapa tahun dari si perempuan. Pantas saja kalau teman-teman si perempuan tersebut menyebutnya sebagai brondong.

Aku sendiri pernah mengalami hal seperti itu. Ini gara-gara temanku yang memang kurang mengenal kehidupan keluargaku, menemukan foto keluarga dimana wajah suamiku terlihat masih sangat muda. Padahal usianya 2 tahun lebih tua dari usiaku. Mungkin wajah perempuan memang terlihat lebih tua dan dewasa daripada lelaki. Itu sebabnya, dalam pernikahan beberapa dekade yang lalu, usia si lelaki selalu beberapa tahun lebih tua dari perempuan pasangannya. Jarang sekali terjadi pasangan yang usia istrinya lebih tua dari usia suami. Minimal tahun kelahiran keduanya sama. Berbeda dengan sekarang .. pernikahan dengan usia perempuan lebih tua dari usia pasangannya semakin banyak terjadi.

Entah kenapa, lelaki muda tersebut disebut brondong... Brondong yang kukenal saat kecil dulu adalah brondong jagung yang kriuk-kriuk rame. Saat di googling, brondong sekarang dikenal dengan bahasa/istilah modern pop corn. Jadi entah darimana datangnya istilah brondong ... Apakah karena brondong jagung itu renyah, ringan dan kalau dimakan, nggak bisa berhenti ... bukan karena enak rasanya, tapi karena kerenyahannya yang kriuk-kriuk dan enak dinikmati kala senggang...., lalu lelaki (yang usianya lebih) muda itu dianggap punya sifat seperti brondong jagung, terutama sifat "enak dinikmati kala senggang..."?

Sebutan brondong memang lazim digunakan di kalangan perempuan untuk menyebut lelaki muda yang ada di sekitar mereka, baik hanya sebagai gurauan belaka maupun sebutan serius bagi lelaki yang memang intim dengan mereka baik serius maupun pengisi waktu senggang. Bisa jadi para lelaki juga menyadari adanya istilah tersebut.... Oups ...... kalau begitu, pantas saja si lelaki dalam foto tersebut "marah" disebut brondong karena tidak suka dianggap sebagai cemilan dikala senggang.

Memang agak aneh juga menyadari bahwa sekarang semakin banyak saja lelaki yang menyukai perempuan yang usianya lebih tua usianya. Agak aneh karena dalam ajaran agama, lelaki adalah pemimpin dan imam keluarga. Secara tradisional, lelaki adalah pencari nafkah utama dan pelindung keluarga. Jadi harus "kuat, berwibawa, bertanggung jawab ..." dan banyak lagi kriteria-kriteria yang "wajib" dimiliki sebagai unggulan kala dia bermaksud mendekati perempuan untuk kemudian menikahinya.

Demikian juga perempuan, selalu mencari lelaki yang mampu melindunginya dalam berbagai hal, naik secara rohani maupun jasmani, secara moril maupun materiel termasuk juga di dalamnya dari sudut pendidikannya. Harus ada nilai unggulan/lebih dari si perempuan. Lelaki yang menyukai perempuan yang lebih tua usianya seringkali disebut terkena sindrom Oedipus Complex.

Dengan adanya berbagai kriteria tersebut, semestinya lelaki muda yang gemar berintim-intim dengan perempuan yang usianya lebih tua baik hanya sekedar iseng maupun serius, layaknya sadar akan kondisi dan konsekuensi hubungannya ini. Jadi .... nggak perlu marah kalau disebut brondong atau lelaki yang terkena sindrom Oedipus complex.

Para lelaki muda yang nggak mau disebut brondong ... ya jangan berhubungan atau mendekati perempuan yang usianya lebih tua dong .... Jadi lelaki yang memiliki banyak kelebihan dari pasangannya termasuk kelebihan hitungan usia ... Begitu lebih baik, kan...?






1 komentar:

  1. Age shouldn't matter. The world is full of stupid old people and intelligent young people.

    BalasHapus

BUKAN KARANGAN BUNGA🌺🌺

 Dapat kiriman tulisan yang bagus, untuk refleksi diri DICARI Teman yg bisa  Mensholatkan kita...   Ketika KITA WAFAT... BUKAN KARANGAN BUNG...