Jum'at lalu, saat kembali dari asrama seperti biasa, wajah anakku terlihat tidak seperti biasa. Konon katanya .... tenggorokannya sakit. Gejala batuk. Maka untuk itu kutawarkan apakah dia mau minum air rebusan jahe ditambah dengan madu atau jeniper alias jeruk nipis peras hangat tambah madu.
Usai menyiapkan jeniper alias jerk nipis peras hangat, dan setelah diminumnya sebagian jeniper hangat bermadu itu, setengah berbisik, karena di sofa seberang bapaknya sedang baca koran, si gadis bilang ...
"Ma ... aku mau cerita deh ..."
"Hm ya.... ada apa...?"
"Itu ma .... cowo itu akhirnya ngajak aku ngomong...!"
"Ngomong apa...?"
"Tapi mama jangan marah atau ngetawain ya.....!", pintanya.
"Iyalah .... cerita aja....!"
"Beberapa hari yang lalu, dia bilang ... Katanya dia suka aku, tapi suka sebagai adik kelas dan juga sayang aku sebagai sesama muslim..."
"hm ......, lalu ......?"
"Ya aku jawab bahwa aku ngerti kok .... Aku juga bilang kalau aku suka dia, mungkin cuma sesaat ini aja ... Tahun depan mungkin bisa berubah ... Nanti saat kuliah ... juga akan berubah lagi, karena masih banyak cowo yang bakal aku temui. Kalaupun suatu saat aku menikah, katakanlah di usia 25, entah aku akan menikah dengan siapa ... ya dijalani aja...!"
"Hm ... jadi rencananya nikah umur 25 tahun?", tanyaku untuk mengurangi suasana murung yang terdengar dari suaranya.
"Jawabanku salah nggak, ma....? tanyanya lagi, tanpa menggubris pertanyaanku.
"Nggak .... that's a smart statement! Memang kenyataannya begitu kok!", jawabnya. Dan ini jawaban jujur. Bukan sekedar untuk menyenangkan hatinya.
"Ya sudah kalo gitu...!"
"Tapi konsisten ya .... Tunjukkan juga bahwa ucapanmu itu betul-betul bisa dilaksanakan. Tunjukkan juga bahwa kamu tidak terpengaruh oleh ucapannya .... Anggap angin lalu ... dan kalau ketemu orangnya lagi.. sapa dengan baik seperti kamu menyapa teman lelaki yang lain. Bahwa dia tidak lebih istimewa dari yang lain". Sambungku lagi
"Iya ma... tapi waktu tadi mau pulang, aku cuma lewat di depannya, nggak sempat nyapa. Kan terburu-buru mau pulang".
"Nggak apa-apa .... Yang penting untuk selanjutnya! Jadi perempuan yang tangguh ... Tahu martabat dan harga diri dan yang tidak kalah penting, tahu menjaga diri supaya tidak terjadi hal-hal buruk!".
***
Hadooooohhhh ........... Dalam hati kecil aku nyumpah-nyumpah juga ....
Gila anak gadis gue yang cantik, pintar dan baik hati, walau seringkali ngeselin hati emaknya, ditolak cowo... Huahaha... Sedih dan sakit hati juga nih emaknya. Tapi nggak apa-apa juga. Begitulah hidup. Nggak selamanya hidup berbunga-bunga dan menyenangkan.
Nggak ada yang salah di situ. Si cowo juga cukup gentle, bicara langsung walau konon kata anakku, sikap yang diambilnya karena teman-temannya mendorongnya untuk menjelaskan situasi. Konon si cowo sudah dijodohkan ibunya dengan kerabat keraton demi menjaga kemurnian darah biru mereka. Halaaaahhhhh..... haree geenee .....
Teman-teman anakku mungkin merasa bersalah ikut jadi kompor penyulut perasaan suka remaja kencur ini. Jadi mendorong anak cowo itu untuk bicara. Ditinjau dari sudut si cowo .... aku suka dengar cerita ada anak remaja yang sedemikian taat pada orangtua. Terlihat dari sikapnya yang santun, rajin ibadah dan kalau benar, mau menerima perjodohan itu. Walau demikian prihatin juga, kok masih ada orangtua yang "mengekang" jiwa anaknya.
Tapi sebetulnya, konyol juga sih .... Tahu anakku suka sama dia, si cowo suka kirim-kirim suaranya lagi nyanyi, minta dinilai suaranya .... Pernah sekali. saat ada acara sekolah, adik si cowo yang masih duduk di SD, dipasrahkan ke anakku untuk dijaga .... Walah...... si gadis kencur ini klepek-klepeklah hatinya.....
Di lain pihak, aku rasa, jawaban anakku juga cukup cerdas.... walau aku yakin pasti hatinya babak belur dan hancur lebur.... hehehe.... Lha, emaknya aja ikut sebal dan sedih kok, walau dalam hati agak merasa lega. Lega karena salah satu kekhawatiran melepas anak hidup di asrama, dilanda asmara dengan sesama penghuni asrama pula sekarang sudah pupus..... Aduuuhhhh...., kalau ada apa-apa,... ngeri skalee.... Takut kebablasan euy.....!!!
***
Sebetulnya, sejak awal masuk sekolah, aku sudah mulai ketar-ketir dan sebel banget deh ...! Tidak ada cerita week end, saat balik dari asrama yang ceritanya tidak nyerempet-nyerempet soal cowo itu. Ekspresif banget deh ....!
Berulang kali aku katakan..."Jadi anak perempuan itu jangan suka ngumbar perasaan deh....! Biar suka setengah mati sama cowo, nggak perlu pecicilan kesana-kemari. Jaga martabat!"
Tapi si anak terlalu cuek...
"Kuno ah...." Begitu selalu jawabnya
Iya .... memang kuno, lha si anak aja lahir saat umur emaknya hampir 42 tahun. Ya jelas aja pikiran emaknya, kuno!
"Suka dan jatuh cinta itu peristiwa yang sangat alamiah... tidak bisa dihindari dan tidak perlu juga diingkari. Yang diperlukan adalah jaga sikap, jaga diri dan martabat"
"Iya ma ... aku juga nggak mau pacaran dulu kok...". Itu selalu jadi jawaban pamungkasnya saat terjadi perdebatan soal cowo itu
"Nah kalo gitu ... nggak usah heboh dong...."
***
Ah sudahlah ... Cerita itu sudah berlalu....! Sekarang, pasti si gadis sedang galau banget. Mungkin juga masih "nangis darah" gara-gara hal itu. Walau jawabannya cukup cerdas, tapi perasaan tetap akan berkata lain. Tapi .... tenang aja non ... Perasaan sedih, galau dan sakit hati akan hilang sebentar lagi kok .... remaja gitu loh ....!
Emaknya juga pernah ngalamin "nangis darah" gara-gara merasa dikhianati kok .... Walau lebih sering membuat hati orang tercerai berai hai....hai ........!!! Eh imbang kok kecewa dan mengecewakan orang.
Hidup kan tetap berlangsung apapun yang terjadi. So ....... keep spirit ..... dunia masih belum kiamat ....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar