Sesuatu yang betul-betul choquant[1] tertera di Kompas, Sabtu 15 Maret 2008 di halaman 10 rubrik Internasional. Sebuah iklan sebesar lebih dari ¼ halaman bertajuk “Premier Chicago – US Property Launch” bertengger anggun di bagian kanan bawah dalam bahasa Indonesia . Property itu akan dijajakan pada week end tanggal 15 dan 16 Maret 2008 ini di Grand Hyatt Jakarta.
Iklan itu menjajakan apartemen di sebuah bangunan yang merupakan bangunan tempat tinggal tertinggi di dunia dan menghadap danau Michigan dengan pilihan apartemen dan penthouse 1/2/3/4 kamar. Harganya dipatok mulai dari $750.000 atau setara dengan Rp.6.750.000.000,- dan harga ini pasti harga termurah untuk apartemen 1 kamar di lokasi yang terjelek. Kalau saja luas apartemen 1 kamar (bukan berbentuk studio) memiliki luas sekitar 50m2 itu berarti harga apartemennya sebesar Rp.135.000.000,- per m2 atau hampir sama dengan harga 1 unit apartemen sederhana(ssttt, disini harus disebut rusunami alias rumah susun sederhana milik) yang sedang hangat–hangatnya dipromosikan oleh kantor Menpera dengan program 1000 tower yang nasibnya lebih mungkin gagalnya daripada berhasil. Harga 1 unit rusunami ini dipatok sebesar 145 juta.
Praktisi periklanan dan pemasaran pasti tahu persis bahwa iklan dalam bentuk apapun harus dilakukan (kalau bisa) di tempat-tempat yang diperkirakan banyak pembeli yang potensial. Setelah masyarakat kota-kota besar di Indonesia dibanjiri dengan iklan property di Singapore , Australia dan Malaysia , kini giliran property di Amerika Serikat, sang superpower, mengiklankan diri di Indonesia . Dan itu berarti Indonesia dianggap pasar yang sangat potensial bagi property di Amerika.
Banggakah kita….? Seharusnya ya…. Karena itu berarti ada banyak rakyat Indonesia yang dianggap mampu oleh pengusaha yang berasal dari negara adidaya. Bayangkan saja, kalau harga property yang paling murah saja sebesar 6,75 milliar dibiayai oleh KPR dengan sukubunga (normal rate di Indonesia) sebesar 9,5% pa maka angsuran selama 20 tahun adalah sebesar Rp.62.918.855,- per bulan. Kalau angsuran KPR maksimal 30% gaji, maka minimal si pembeli harus memiliki gaji sebesar 200 juta per bulan. Ah, mestinya…. Kalau harga apartemen semahal itu, seharusnya dibeli dengan uang tunai. Bukan kelas KPR lagi.
Oh ya, di Indonesia, paling tidak di Jakarta, diam-diam cukup banyak apartemen dan rumah yang harga jualnya di atas 6,75 M. Jadi, ternyata cukup banyak rakyat Indonesia yang memang mampu membeli apartemen tersebut. Mungkin atas dasar itulah pengusaha property mancanegara tidak segan-segan berpromosi di Indonesia
Inilah ironi sebuah Negara bernama Indonesia . Dianggap pasar potensial bahkan bagi pengusaha property mancanegara, sementara itu nun di tanah dimana sang wapres berasal, terbetik kabar bahwa seorang ibu hamil 7 bulan dan anaknya meninggal dunia karena kelaparan. Seorang ibu lain di Tangerang meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya sementara sang suami tidak mampu membawanya ke puskesmas dan satu keluarga lainnya mencoba bunuh diri karena tak tahan akan kemiskinan. Sementara itu diberbagai pelosok kota rakyat antri membeli beras, minyak dan berbagai kebutuhan sehari-hari yang harganya terus menerus meningkat.
Quo vadis Indonesia
Betul Mba memang miris liatnya.... tapi sebenernya di US sendiri lagi resesi housing market, disini udah banyak yg foreclosure (gag mampu bayar mortgage). Properti2 di US ini musti kejual buat balik modal developer, krn merekapun pinjem modal dr bank. Makanya iklan2 gencar di lempar ke negara2 yg potensi punya cash utk beli...salah satunya ya Indonesia....^___^
BalasHapustapi, ini kan ironi. Indonesia itu salah satu negara penghutang terbesar di dunia dan nyaris bangkrut, tapi rakyatnya dianggap sebagai potential market. dunia udah kebalik-balik deh
BalasHapusyang melaratkan negaranya. serta mayoritas rakyatnya. sementara segelintir orang yang menghisap kekayaan negara, uangnya kan melimpah ruah. dan ini bukan rahasia lagi, bagi negara-negara besar. bagaimana bisnis "permata" bisa dilakukan dengan segala cara ;)
BalasHapusSaya pernah di ceritakan, suatu toko harus di block untuk 2 jam tidak menerima calon pembeli, karena ada orang indonesia yang mau berbelanja di toko tersebut. hal yang jarang kita temui di indonesia, tapi ini terjadi di LA.
Sedih, kan ngeliat kenyataan seperti itu...?
BalasHapussedih apa malu un ?
BalasHapusdua-duanya. Ya sedih dan malu.
BalasHapusSedih karena ternyata ada perbedaan kelas yang terlalu tajam di negara ini dan orang-orang kaya itu kurang berempati.
Malu karena, saya tidak bisa membayangkan bagaimana masyarakat di negara maju "mencemoohkan" perilaku orang Indonesia yang gemar menghambur-hamburkan uangnya sementara di negara kita banyak orang tewas kelaparan
he...he...he... sudah cerita masa lalu, kalu ada pelajar indonesia yang datang ke US, para mahasiswa jiran berebut ngajak jadi roommate.
BalasHapuskeuntungan roommate dengan pelajar indonesia, rata-rata mereka bawa pembantu, dan punya kereta (baca:mobil) sementara mayoritas pelajar jiran adalah mahasiswa dengan biaya minim, sehingga punya roommate indon suatu bonus tersendiri, disamping orang indon lemah di faktor bahasa dan education itu sendiri :)) win-win solution.
Pengalaman pribadi neeh? elo termasuk yang mana?
BalasHapusYang memanfaatkan atau dimanfaatkan?
Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. (makin betul aja ya pepatah itu)
BalasHapus